songo

313 41 0
                                    

○♤○

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

○♤○

sekarang aku kalo terjemahin bahasa jawanya ada di bawah ya, terus buat tulisan nya aku bedain jadi italic.

○♤○

Tapi ternyata, pelukan nya di tolak kasar oleh Kala detik itu.

Dan Zea bingung pada sikap seseorang yang mungkin saja bisa di bilang mantan masa lalu di hadapan nya sekarang "kenapa mas, kamu ga kangen aku tah?"

Tak memberi jawaban, melainkan kaki sang lelaki telah berjalan tegas menuju Riani yang sudah lama mematung bak orang linglung. Rautnya tak terbaca, tersadar saat tiba-tiba tubuhnya masuk kedalam rangkulan—

"ini Riani. Calon istri saya, In Syaa Allah minggu depan kalau masih sisa saya kasih undangan pernikahan kita ke kamu" berangsur merengkuh pinggangnya mesra.

Iya.

Kalangga Brahmana. Orang yang baru saja di panggil Mas Kala oleh Zea adalah Brahma. Betul ko, dia Brahmana. Mantan kekasih Zea semasa maba hingga semester dua.

Lalu tadi, yang baru saja di peluk sampai di cium pipinya— yap, ia juga Brahma. Calon suami sekaligus lelaki yang kini masih setia merengkuh pinggang Riani erat tanpa lepas.

"saya sudah tidak ada hubungan apapun dengan kamu Renata Arzea. Dan kabar saya sangat baik karena saya sudah menemukan pendamping yang tepat dan juga sangat pantas. Untuk kejadian barusan saya maafkan karena saya juga lengah dan tidak tau akan berakhir seperti tadi, tapi tolong untuk ke depan nya jika kita bertemu lagi— jangan di ulang kembali."

Hening. Tubuh Zea membeku di tempat, wajahnya blank namun tersadar karena di hadapan nya ada Riani yang telah berbelok menghadap Pak Dev. Ia juga tengah memasang wajah linglung nya di sana. Pun setelahnya Riani menjauh dari Brahma, rengkuhan nya terlepas dan ia membungkuk sedikit pada sang atasan.

"maaf ya Pak Dev saya ga ngasih tau dari awal kalo saya sudah ada yang mengikat. Ini di sebelah saya namanya Brahma, calon suami saya. Niatnya tadi mau ngenalin ke Bapak, tapi udah keduluan mas Bama sama Zea hehe" ucapnya dengan senyum manis menunjukan gigi.

Yang di ajak bicara hanya mengerjap, kepalanya mengangguk sambil mengedipkan mata berkali-kali "oh iya haha gapapa, emm ini mau di lanjut atau—"

"lanjut aja gapapa, saya bisa. Mas Bama juga mau kerja, iyakan mas?" matanya melirik tajam.

Brahma gugup bukan main, tidak tau harus merespon apa. Muka Riani sekarang loh!

"i yaa kann??" kan, nadanya menekan sampai matanya berubah melotot dengan senyum lebar.

Makanya Brahma langsung menurut sebab gugup dan takut "i— iya, saya mau kerja. Lanjut aja monggoh. Niatnya tadi memang saya di suruh Riani turun itu buat di kenalin ke njenengan ko mas"

sempiternal - vsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang