pitu

347 49 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


○♤○

sekarang aku kalo terjemahin bahasa jawanya ada di bawah ya, terus buat tulisan nya aku bedain jadi italic.


○♤○

Sekali lagi Brahma telah mengatakan bahwa cemburu adalah bentuk rasa gak berguna yang ngebuat orang merasa dirinya kurang dan sifat paling kekanakan yang gaperlu ada.

Akan tetapi pernyataan itu berlaku sebelum ia mengenal Riani.

Dalam sunyi, fakta yang jelas-jelas sudah melekat begitu apik sejak dulu dan begitu sulit untuk di hapus seakan sirna kala mata berusaha terlelap untuk tidak memikirkan persoalan yang membuat keduanya mendadak di cap sebagai pasangan abg baru puber.

Brahma berusaha tidur, sangat.

Tapi tidak bisa.

Padahal ia sudah solat isya', baca doa sebelum tidur dan berdzikir selalu dalam hati. Berniat tidur sore agar nanti bisa terbangun saat malam hari untuk melakukan sholat sunnah yang lain. Tapi mungkin untuk malam ini niatnya dipercepat, tidurnya gelisah sebab banyak ucapan berisik yang menanyakan hal-hal di otak yang sama sekali tidak penting menurutnya.

Hingga ia tak sanggup lagi untuk menahan, matanya terbuka lebar. Menghembuskan nafas gusar seraya menutup wajahnya lalu di usak secara kasar.

"astaghfirullah hal adzim" tubuh Brahma duduk di atas ranjang.

Kembali mengusap wajahnya dengan mata melirik jam,

"baru jam dua belas" bergumam sendiri kemudian menyenderkan tubuhnya pada kepala ranjang.

Menarik nafasnya dalam-dalam, berkali-kali mengucap istighfar dari mulut agar pikiran nya tenang dan hatinya ikut menghangat.

Tapi setelah beberapa menit rasanya tetap sama, maka tak tunggu lama dengan wajah yang begitu acak-acakan dan hati yang masih saja gelisah, Brahma memutuskan untuk bangun dan berjalan ke arah kamar mandi. Mengambil air wudhu, melakukan sholat malam agar hatinya terasa damai. Meminta kepada sang maha kuasa supaya pikiran nya kembali di tenangkan.

Di atas sajadah selepas sholat malam Brahma tentu tak lupa untuk melantunkan istighfar sebanyak tiga kali sebelum dilanjut sholawat ibrahim sebanyak sepuluh kali dan sholawat-sholawat yang lain yang ia baca, kemudian setelahnya Brahma mengadahkan kedua tangan kala melafalkan doa kedua orang tua, dilanjut doa terhindar dari fitnah Dajjal dan doa nabi Musa agar segala kejujuran nya dipercaya dan urusan nya dipermudah ; termasuk ucapan dan urusan pernikahan nya bersama Riani.

Baru setelah itu ia bangkit, melipat sajadahnya dan menaruhnya di tempat semula.

Tubuh Brahma ia bawa duduk di atas ranjang kembali, membuka tutup gelas yang berisi air putih dan diminumnya beberapa tenggak. Brahma sudah ingin melanjutkan tidur karena kini badan dan seluruh raganya sudah terasa sangat tenang.

sempiternal - vsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang