sawelas

320 37 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


○♤○

sekarang aku kalo terjemahin bahasa jawanya ada di bawah ya, terus buat tulisan nya aku bedain jadi italic.

○♤○


Terhitung sudah dua bulan lebih paska mama menjalani operasi tumor otak, Riani kini masih di sibukan dengan kegiatan yang tak pernah lupa ketika telah berada di rumah. Sejak hari dimana Brahma membicarakan hal yang menyangkut pernikahan nya di kantin rumah sakit, mereka berdua melanjutkan mengobrol pada taman rumah sakit, membicarakan hal yang mungkin sedikit sensitif dan harus di tuntaskan saat itu juga.

"undangan nya belum di proses kan mas?"

"belum bilang ke percetakan nya malah, niatnya tadi waktu nganter kamu pulang tapi udah keduluan kabar mama"

"syukur deh, tapi nanti di kabarin lagi percetakan nya barangkali udah dibikin"

"iyaa Riani"

Riani duduk, menyenderkan kepalanya pada bahu tegap Brahma di sebelahnya. Hawa semilir taman rumah sakit sedikit membuat isi kepala Riani merasa tenang walau sesaat, udara bersih namun dalamnya terdapat fisik yang perlu di obati. Operasi mama akan di lakukan dua hari lagi, saat ini mama sudah di tempatkan pada kamar inap untuk menstabilkan kondisi tubuh.

Sebab ini merupakan operasi yang tergolong besar, dokter Reha yaitu dokter spesialis penyakit dalam menyarankan agar gula darah, kolestrol, tensi dan hal lain yang mungkin berakibat setelah operasi tetap terkontrol dan juga stabil. Karena jika hal itu tidak di perhatikan, akibatnya adalah kondisi tubuh bisa merespon dengan tidak baik. Misalkan, nauzubilah struk dan hal buruk yang lain.

"mau maem?"

Riani menggeleng samar. Brahma memaklumi keadaan, ia ikut diam sembari menunggu ucapan wanitanya lagi di sana.

"kalo misal nanti kita ga ketemu lama maafin aku ya mas, mungkin aku sibuk kontrol kondisi mama. Bolak balik rumah ke rs dalam waktu yang cukup lama, walau emang dibagi tugas tapi aku sekarang yang tertua dirumah. Tolong sampein maaf aku ke Ibuk sama Ayah"

"iya sayang, mas ngerti. In syaa allah pulang dari sini mas langsung ngomong"

"ujian nya nikmat sekali ya mas"

"namanya proses mau nikah, harus ada tahapnya dulu"

"aku repotin ya?"

sempiternal - vsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang