[4] Kepergok?

118 10 6
                                    

Happy Reading!

Tandai bila ada typo!

Sesampainya di tenda, aku segera memasuki tenda untuk menyimpan mukenah sekaligus beristirahat sebentar karena hari ini memang cukup melelahkan.
Sesaat setelah aku beristirahat, aku pun memutuskan untuk keluar dari tenda berniat untuk mencari angin diluar, karena memang berada di dalam tenda sangat-sangat lah sumpek menurutku.
Aku duduk di depan tenda sembari melihat anak-anak dari kelas lain. Ditepuknya pundakku dari belakang yang membuatku terkejut, sang pelaku hanya tersenyum tidak berdosa.

"Ngelamun aja, jangan ngelamun" ucap seseorang yang menepuk pundakku yang tak lain adalah Cia.

"Ngga, ngga ngelamun kok, cuma bengong aja." Jawabku pada Cia.

"Apa bedanya." Tanya Cia, saat itulah aku melihat Cia yang sedang tersenyum paksa kepadaku___lebih tepatnya tertekan.

"Ngga tau, intinya ada." Jawabku tidak mau kalah.

"Iya lah, serah kamu aja." Ucap Cia mengalah.
Dan aku tersenyum melihat itu.

"Ra, ke kantin yuk, laper." Ajak Cia padaku.

"Ngga bawa bekal kah?" Tanyaku heran.

"Bawa, tapi bekal nya dimakan nanti aja, sekarang aku pengen jajan dulu hehe." Ucap Cia terkekeh.

"Ayo deh, aku juga mau beli jajan." Jawabku menerima ajakan Cia.
Aku dan Cia pun segera pergi menuju kantin yang lokasinya dekat dengan lapangan 2.

"Mau beli apa?" Tanyaku setelah sampai dikantin.

"Em apa ya, kamu beli apa?"

"Ditanya malah tanya balik." Ucapku, Cia yang mendengar hanya nyengir.

"Bu, saya mau beli AQUA nya satu." Ucap seorang anak lelaki disamping ku.
Aku pun menoleh, dan betapa terkejutnya aku bahwa anak lelaki yang ada di sampingku adalah anak laki-laki berkopiah itu, yang membuat jantung ku berdetak kencang.

Suaranya itu loh. Batinku mesam mesem.

"Berapa bu?" Tanya si anak lelaki tersebut.

"3000 ribu dek" jawab Ibu kantin.
Anak lelaki tersebut memberikan nominal uang yang tadi disebutkan, dan memberikan nya. Aku memperhatikan apa yang anak lelaki itu lakukan, sampai akhirnya...

Anak lelaki tersebut menoleh kearahku, tau jika dia sedang diperhatikan. Aku yang melihat itu langsung memalingkan wajahku kesamping. Aku tertangkap basah sedang memperhatikan anak lelaki tersebut.

Maluuuu. Batinku meringis.

Setelah itu, aku melihat anak lelaki tersebut pergi dari pandangan ku, samar-samar aku dengar "beli AQUA doang Al" ucap teman anak lelaki tersebut.

Al? Jadi namanya Al. Batinku sembari tersenyum menatap punggung yang semakin menjauh itu.

"Ishh, ngelamun lagi." Suara Cia menyadarkanku.

"Hah, engga ko." Jawabku cepat.

"Engga apa nya, orang dari tadi aku panggil kamu ngga nyaut-nyaut." Ucap Cia.

"Iyakah?" Tanyaku.

"Iyalah, udah kamu jadi mau beli ngga, nih aku dah beli kamu si ngelamun mulu." Celoteh Cia.

"Hehe, iya jadi, sebentar yaaa." Ucapku.

"Cepetan."

"Iya, sabar ih." Ucapku kesal, Cia yang melihat itu pun tertawa.

"Ngeliatin cah ganteng tadi ya neng, makanya ngelamun terus yo?" Tanya Ibu kantin lirih, yang artinya sedari tadi..Ibu kantin melihat jika aku memperhatikan anak lelaki itu.

Aku terkejut sembari tersenyum dan berkata "mboten bu."
Ibu kantin hanya tersenyum menanggapi nya.


Kepergok lagiiiii.



Hallo teman-teman!!
Gimana chapter 4 nyaa???

Suka nggak?

Al??

Siapa tuuuuu??
Masa iya namanya Al doang hahaha

Nge-fly ngga ke kalian semua??

Komen yaaa!

Kalo kalian jadi Dira gimana perasaan nyaa?

Seneng?

Sedih?

Malu?

Atau....

Campur adukk, hahaha.

Terimakasih buat kalian yang udah mampir di ceritaku yang masih acak-acakan dan jauh bangetttttt dari kata sempurna.

Makasih juga buat kalian yang sudah memberikan apresiasi berupa vote atau komentar<33

Hargai setiap penulis dengan memberikan apresiasi berupa vote atau komentar ya teman-teman.

Jangan lupa tinggalkan jejak, karena satu notifikasi dari kalian sangat amat berarti buat pirr<333

Terima kritik maupun saran, buat kalian yang mau menyampaikan saran atau kritik...

Jangan sungkan yaaa!!

Aku bakalan senengggggggg bangettt bangetttt!!!

Thank you••• sampai jumpa di chapter berikutnya<3

See u..
Salam hangat dari pirr<33

Masa SMP [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang