[15] Confess

49 10 18
                                    

Happy Reading❤️
Tandai bila ada typo!!

Saat ini kelas VIIA sedang dalam keadaan sepi, hanya beberapa anak yang berada di dalam kelas di karenakan jam istirahat.

Salah satunya adalah Aca dan...

Alby.

Aca menghampiri tempat duduk Alby sembari membawa sebuah kotak berukuran sedang berwarna hitam.

"Al, ni buat kamu," ucap Aca menyerahkan kotak berwarna hitam tersebut sembari tersenyum kecil.

Alby hanya menaikkan alis nya bingung, ya dia tahu bahwa itu adalah teman sekelasnya yang pada saat itu pernah mengirimkan pesan padanya.

Tapi ia dan Aca tak pernah bertegur sapa, lalu kenapa gadis ini memberikan nya sesuatu?

Wajarkan bila Alby heran?

"Apa?" Tanya Alby sambil menunjuk kotak tersebut.

"Kado dari aku, selamat ulang tahun," ucap Cia menyerahkan kotak berwarna hitam tersebut sembari tersenyum manis.

Alby hanya diam membisu, tak ada niat untuk mengambil kotak yang sudah di sodorkan di hadapannya.

Bagaimana Aca mengetahui hari kelahirannya?

Lantas mengapa harus repot-repot memberikan nya kado?

Padahal mereka tidak dekat, hanya sekedar mengetahui nama satu sama lain dan kebetulan berada di satu kelas yang sama.

Ya, hanya itu.

Wajar bukan jika Alby heran, tetapi ia mengingat akan ucapan Arga tempo hari bahwa Aca menyukai nya.

Apakah ini salah satu usaha Aca?

"Ga usah, thanks sebelumnya," ucap Alby menolak dengan halus dengan nada datar andalannya.

Senyum manis Aca perlahan luntur, bahu nya merosot.

"Kenapa?" Tanya Aca.

Alby tak menjawab nya, diam sambil memperhatikan gerak-gerik Aca.

"Lo suka sama gue?" Tanya Alby blak-blakan.

Terkesan kepedean tetapi ia hanya ingin memastikan saja, terlalu aneh bukan jika seseorang memberikan kalian hadiah di hari ulang tahun kalian. Apalagi seseorang yang belum terlalu kalian kenal.

Aca terkejut mendapati pertanyaan tersebut, bibir nya kelu tak bisa mengucapkan sepatah kata.

Darimana Alby tahu?

"Kok bisa berpikiran kaya gitu?" Tanya Aca penasaran, apakah Arga membeberkan nya pada Alby.

Jika iya, awas saja.

"Arga," jawab Alby menyebutkan satu nama yang membuat Aca ingin memaki seketika.

Sialan si Arga!

"Dan gerak-gerik lo," lanjut Alby.

Aca membeku, apakah selama ini ia terlalu terang-terangan menunjukkan rasa suka dan kagum nya pada Alby.

"Sorry Al, kalo gue buat lo risih dengan ada nya rasa suka yang gue punya buat lo, tapi itu di luar kendali gue Al gue ngga bisa berhentiin rasa suka gue ke lo," ucap Aca terang-terangan.

Aca memutuskan untuk mengakui perasaannya nya, entahlah apakah itu akan menjadi keputusan yang terbaik atau malah menjadi satu keputusan yang akan ia sesali, nanti.

Hanya waktu yang dapat menjawab nya.

Confess tidak menjamin akan timbul rasa suka yang terbalas.

Masa SMP [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang