[8] Berharap dan Rasa Sakit

70 11 11
                                    

"Diraaa, bangun sayang kamu ngga mau sekolah hm?" Tanya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya yang menginjak kepala tiga.

"Em Bun, Dira masih ngantuk." Sahutku yang memang belum sepenuhnya tersadar.

"Sholat subuh dulu nak," Ucap Ibu Andira, Keyra.

"Ayo bangun, ambil wudhu Andira, jangan tidur lagi." Lanjut Keyra.

"Iya Bun, ini Dira juga udah bangun kok." Sahut Dira yang sudah sepenuhnya sadar.

"Inget, jangan tidur lagi."

"Iya Bundaaku." Jawabku sembari bangkit dari tempat tidur, menuju kamar mandi untuk berwudhu dan menunaikan ibadah sholat Subuh. Jam menunjukkan pukul 04.50.

Aku sudah selesai melaksanakan sholat Subuh dari 5 menit yang lalu. Aku melihat jam yang bertengger di dinding kamarku, menunjukkan pukul 05.05.

Aku segera merapihkan tempat tidur, dan mengecek kembali tasku yang berisi buku mata pelajaran hari ini.
Aku segera menuju kamar mandi untuk kedua kalinya tetapi dengan niat yang berbeda, aku segera memasuki kamar mandi untuk segera mandi pagi.

Aku sudah siap dengan baju seragam biru putih yang sudah melekat rapih pada tubuhku, dilengkapi dengan kerudung segiempat berwarna putih, dasi dan sabuk.

Aku segera turun kebawah sembari menenteng tas sekolah ku, yang berwarna mint untuk melakukan sarapan pagi bersama dengan Ayah, Bunda dan Kakak perempuanku.

*****

"Pagi Ayah, Bunda, Kakak." Sapa ku sembari mencium pipi ketiganya.

"Pagi sayang" serempak Ayah dan Bundaku.

"Kak, ngga jawab?" Tanyaku melengkung kan bibir bawahku.

"Iya, pagii adek ku yang paling jelek." Sahut kakak perempuanku, Andina Keyranita Zefara. Aku hanya memutar bola mataku. Dan kami pun memulai sarapan dengan keadaan hening.

"Ayah, Bunda, Kak, Dira pamit dulu." Pamitku yang sudah menyelesaikan sarapan lebih dulu.

"Sama kang Maman kan sayang?" Tanya Bunda padaku.

"Engga Bun, Dira mau bawa motor aja." Jawabku cepat.

"Ya sudah, hati-hati ya, jangan ngebut-ngebut bawa motornya." Pesan Bunda.

"Berat Bunda kalo dibawa-bawa motor nya"

Aku hanya melihat Bunda yang tersenyum paksa kearahku.

Aku hanya cengengesan yang dibalas dengan lirikan kak Dina.

"Ya udah, Dira pamit ya Ayah Bunda kak Dinaaaaa, assalamualaikum." Pamitku sembari menyalami mereka bertiga.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatu."

Aku berjalan menuju garasi tempat dimana motor kesayanganku berada,

"Loh neng, mau pake motor?" Tanya kang Maman.

"Iya mang, Dira mau pake motor aja." Jawabku pada kang Maman, kang Maman hanya mengangguk sembari tersenyum.

"Dira pamit mang, assalamualaikum." Pamitku sembari menyalami tangan kang Maman.

"Iya neng, hati-hati, wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatu." Jawab kang Maman, setelah nya aku melesatkan motor Scoopy hitam kesayanganku menuju SMP Karangtaruna 01.

****

Aku memarkirkan motorku di parkiran yang disediakan. Aku juga menunggu Cia yang sedang turun dari mobil yang mengantarkan nya.

Masa SMP [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang