"Saya terima nikah dan kawinnya Alana Agnieszka binti Guntur Himawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!"
Alana terpejam sejenak. Momen sakral yang terjadi beberapa jam lalu masih terngiang diingatnya. Saat Jovandra Danandyaska dengan lantang mengucap ijab kabul dihadapan semua orang yang hadir menyaksikan.
Dipersunting oleh laki-laki yang berstatus duda tidak pernah ada dalam daftar masa depan Alana. Dan menikah dengan Jovan adalah mimpi buruk Alana yang menjadi kenyataan.
Kalau saja Alana memiliki mesin waktu ajaib Doraemon, maka dia ingin dikembalikan pada lima bulan yang lalu. Saat Alana mengucap nazar dihadapan bundanya. Maka dia akan menjabarkan spesifik laki-laki idaman yang ingin menjadi pemimpin rumah tangganya. Namun, sayangnya waktu tidak bisa berputar kembali ke belakang. Semuanya telah terjadi dan Alana hanya perlu menerima takdirnya.
Jovan masuk ke dalam kamar saat Alana sedang mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer. Melalui pantulan cermin, Alana dapat melihat Jovan yang sedang melepas tuxedo dan kemeja yang dikenakan saat resepsi tadi.
Menyadari kalau Jovan sekarang melangkah menghampirinya, mendadak jantung Alana berdetak cepat dengan pikiran melayang kemana-mana.
"Mampus! Mau ngapain dia samperin gue? Please, jangan sampai dia minta first night-nya sekarang. Ah, Park Chaeyoung belum siap!"
Alana tersentak saat Jovan tiba-tiba memeluk pundaknya tanpa permisi. Tidak berhenti sampai disitu, sekarang Jovan memberikan kecupan-kecupan ringan dengan di sekitar lehernya.
"Mmm, Jo? Lo ngapain sih?" Alana bertanya sambil mencoba menetralkan degup jantungnya.
Jovan seakan tak ingin membuat Alana tenang walau hanya sedetik. Sekarang ia meminta sang istri untuk bangun, lalu menarik pinggangnya, menangis jarak di antara mereka.
"Jo, apaan sih? Lepasin deh." Alana mendorong dada Jovan agar terlepas dari pelukannya. Tapi apalah daya karena tenaganya tak cukup kuat untuk menandingi laki-laki itu.
"Mandi bareng yuk!"
Alana melotot kaget. "Sinting lo!"
"Kenapa? Kan udah halal. Gak bakal dosa," balas Jovan sambil menyeringai.
"Jooo....." Alana merengek. Jujur saja, berada diposisi ini membuatnya takut. Iya, takut khilaf maksudnya.
Pandangan Jovan jatuh pada bibir sang istri. Tanpa sadar ia meneguk ludahnya, mendekatkan wajahnya dengan wajah Alana. Membayangkan sesuatu akan terjadi, membuat Alana refleks terpejam sambil memegang kuat lengan Jovan.
Melihat Alana ketakutan seperti ini membuat Jovan ingin meledakkan tawa. Ia seperti melihat dua Alana yang berbeda. Kemana Alana yang dulu Jovan kenal? Alana yang galak dan tak pernah takluk padanya.
Jovan menyelipkan helaian rambut Alana ke belakang telinganya, lalu berbisik sensual, "siapin air hangat buat gue mandi."
Merasakan pelukan Jovan tak seerat tadi, buru-buru Alana mendorong dada bidang pemuda itu dan langsung ngacir ke dalam kamar mandi.
Alana bersandar dibalik pintu sambil berusaha menenangkan ritme jantungnya yang bekerja ekstra. "Dasar berandal sinting. Gue kutuk juga lo jadi archaeopteryx." Alana berdecak. "Sadar, Alana. Itu suami lo. Suami!"
Alana sudah mengenal Jovan karena mereka satu SMA dulu. Alana yang saat itu menjabat sebagai ketua OSIS membuatnya sering berhadapan dengan Jovan yang merupakan siswa troublemaker. Menghadapi sifat Jovan yang tengil sekaligus menyebalkan, membuat Alana tak jarang mengumpatinya dengan sumpah serapah. Namun, siapa sangka kalau si bandel itulah yang kini menjadi teman hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG PAPA [18+]
Romance[18+] Menikah dengan duda beranak satu tidak pernah ada dalam daftar masa depan Alana Agnieszka. Dan dipersunting oleh Jovandra Danandyaska merupakan mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Bagaimana tidak? Hubungan Jovan dan Alana sudah seperti kucing...