Young Papa 15 - Pahlawan Bunda

6.8K 451 35
                                    

HEEE KALIAN KOK GA PADA FOLLOW SIH? FOLLOW DONG BUSETTT ><

***

Hari sudah sore. Alana keluar dari walk-in closet dengan tubuh terbalut dress simpel bermotif bunga sebatas lutut. Sebelumnya ia sudah mengirim pesan kepada bundanya kalau ia akan pergi ke rumah.

Langkahnya terayun menghampiri Jovan yang terlelap di ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkahnya terayun menghampiri Jovan yang terlelap di ranjang. Laki-laki berparas tampan itu belum juga makan sejak pagi. Bujukan Alana dan Eva sama sekali tidak mempan untuk membuatnya mau menyantap makanan walau hanya sesuap.

Alana berdiri disamping Jovan.

"Mas, aku izin ke rumah Bunda sebentar ya," ucapnya dengan suara pelan.

Kemudian Alana beranjak keluar dari dalam kamar. Mertuanya sudah pergi dari sini sejak pukul dua siang. Di ruang keluarga ada Faye yang sedang rebahan di sofa sambil memainkan game online di handphone-nya.

"Fay."

"Ha? Iya, Kak? Kenapa?" Faye bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih canggih di tangannya.

"Kakak mau ke rumah Bunda Dahlia sebentar, nanti kalo Abang udah bangun tolong kamu sampaikan ya? Kakak perginya sebentar kok."

"Ah, anjing! Tolol banget sih bangsat!"

Alana tersenyum sambil menggelengkan kepalanya saat mendengar umpatan kesal yang keluar dari mulut adik iparnya.

"Eh, aduh, Kak, sorry kelepasan tadi. Tim gue pada bego banget maennya."

"Iya, gak apa-apa."

"Emm, tadi Kakak bilang apa? Gak mudeng," cengir Faye sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kalo Abang udah bangun, bilang kalo Kakak pergi ke rumah Bunda Dahlia sebentar," jawab Alana mengulang ucapannya tadi.

"Oh, oke-oke."

Alana mengangguk. Melanjutkan langkahnya keluar dari dalam rumah. Ia pergi dengan mengendarai mobil sport berwarna putih milik Jovan. Hadiah yang dijanjikan orang tuanya saat wisuda laki-laki itu.

***

Di dalam ruangan luas bernuansa putih itu terdengar suara isak tangis yang memecahkan keheningan. Dalam dekapan hangat sang ibunda, Alana mencurahkan kegalauan hatinya atas sikap dingin Jovan. Tak lupa ia juga menceritakan apa yang terjadi tadi pagi di rumah.

"Alana bingung harus gimana, Bun. Perhatian Alana sama sekali gak dianggap sama Mas Jovan. Iya, Alana tahu gimana hancurnya perasaan Mas Jovan karena kepergian Sky. Tapi apa kesedihan itu bisa mengubah keadaan? Enggak kan, Bun?"

"Iya, Sayang. Bunda mengerti maksud kamu yang gak mau Jovan terus-terusan sedih. Kamu hanya perlu sabar dalam menghadapi sikap Jovan saat ini. Kamu harus bisa mewajarkan segala sikap kurang menyenangkan darinya. Karena bagaimanapun ini terlalu mengejutkan bagi Jovan dan tentunya gak mudah diterima."

YOUNG PAPA [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang