HARTA TAHTA MAS JUNA

9.3K 94 0
                                    

Judul: Harta Tahta Mas JunaPenulis: HeiansStatus: Tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul: Harta Tahta Mas Juna
Penulis: Heians
Status: Tamat

TERSEDIA DI APLIKASI DREAME/INNOVEL

SPOILER:

Selama di perjalanan, Keandra benar-benar menjalankan perintah dari Santi. Laki-laki berusia dua puluh tahun itu menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata.

  "Jihan," panggil Keandra.

  "Iya, kenapa?"

  "Lo kenapa sih, mau nikah sama Bang Juna yang modelan jirilinggo gitu? Kenapa gak sama gue aja? Hehe...."

  Jihan ikut tertawa mendengarnya. "Terus apa bedanya sama kamu? Kalian kan sama," balasnya membuat Keandra semakin mengencangkan suara tawanya.

  "Beda dong. Kalo gue jadi suami elo, predikat playboy yang melekat dalam jiwa dan raga gue, bakal langsung gue delete sampai gak tersisa satu persen pun. Gak cuma itu, gue juga bakal adain acara syukuran tujuh hari tujuh malam!"

  Jihan tertawa sambil menggelengkan kepala. Sifat humoris Keandra jauh berbeda dengan Juna yang kaku juga gengsian. Mungkin jika mereka di satukan dalam sebuah ruangan, bisa langsung adu mekanik.

  "Lo terlalu sempurna buat bersanding sama Bang Juna. Tapi gue harap, ketulusan lo dalam menghadapi sikap Bang Juna bisa menghadirkan buah hati yang ucul-ucul," ucap Keandra saat sudah tidak ada tawa di antara mereka.

  Ucapan Keandra sukses membuat kedua bola mata Jihan hampir keluar dari tempatnya.

  Keandra yang melihat ekspresi terkejut Jihan dari pantulan kaca spion pun, seketika menyemburkan tawanya. Membuat Jihan malu dan refleks melayangkan pukulan pada bahu Kean.

  "Sorry-sorry, maksud gue itu ketulusan lo sama Bang Juna bisa membuahkan hasil yang baik buat Bang Juna ke depannya," ucap Kean meralat ucapannya tadi. Meski yang pertama itu memang sengaja ia pelesetkan agar tidak terlalu serius.

  Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Keandra menghentikan laju motornya tepat di depan pagar hitam yang menjulang. Jihan segera turun dari atas motor seraya melepas helm di kepalanya.

  "Makasih ya, udah anterin aku." Jihan berucap sambil memberikan helm tersebut pada Kean.

  "Hmm, kalo gitu gue langsung cabut ya."

  Jihan tersenyum mengangguk. Sementara Keandra langsung melajukan kendaraan beroda dua itu ke jalanan.

  Jihan menghela napas sebelum akhirnya berjalan melewati gerbang. Saat pandangannya terangkat, kening Jihan mengerut kala mendapati dua mobil berbeda warna terparkir di halaman rumah.

  "Mas Juna udah pulang?" pikir Jihan, menatap mobil milik suaminya yang masih panas. Sepertinya Juna memang baru sampai di rumah. Pandangannya kemudian beralih menatap mobil merah tepat di belakang mobil Juna.

"Terus yang merah ini punya siapa?"

  Entah dorongan dari mana, kaki Jihan terayun begitu cepat masuk ke dalam rumah. Kalian tahu, apa yang menjadi objek pandang pertama Jihan begitu membuka pintu? Perempuan yang sama saat Jihan lihat siang tadi di jalan. Dia adalah Shila. Dan tahu apa yang sedang terjadi antara Juna dan Shila? Sebuah ciuman panas yang membuat air mata Jihan menetes tanpa permisi.

  Jihan menutup mulutnya dengan telapak tangan. Kepalanya menggeleng pelan seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini. Juna semakin menekan tengkuk Shila, membuat ciuman mereka semakin dalam. Pandangan Jihan turun, menatap tangan nakal Shila yang dengan lancangnya menyentuh inti kelamin Juna.

  Cukup sudah! Jihan tidak tahan melihat pemandangan yang tidak seharusnya terjadi ini. Juna adalah milik Jihan. Bukan Shila. Jadi yang berhak menyentuh Juna, hanyalah Jihan. Istri sahnya!

  "HE IS MINE! DON'T TOUCH HIM!!!"
  Dalam satu tarikan kuat dari Jihan, tubuh Shila yang semula berada di pangkuan Juna seketika jatuh tersungkur di atas lantai.

  "AAAHH! SAKIT!" jerit Shila.

  Kedatangan sekaligus aksi Jihan tentu membuat Juna terkejut. Tapi, sebisa mungkin laki-laki itu mengontrol ekspresinya agar terlihat biasa saja.

  Dengan derai air mata yang terus mengalir di kedua pipinya. Jihan menatap Juna yang bahkan raut wajahnya saja dia tidak menunjukkan rasa bersalah.

  "Tega kamu, Mas!"

  Segera Jihan berlari menaiki undakan tangga sambil menahan sakit yang luar biasa dalam hatinya. Tidak usah tanyakan, sudah ada cinta atau belum dalam hati Jihan untuk Juna. Tapi ini mengenai harga diri sebagai seorang istri. Jihan sangat kecewa terhadap laki-laki yang ia harapkan bisa menjadi imam yang baik untuknya.

  Salahnya Jihan, ia terlalu berharap sama Juna. Padahal sudah jelas, racun yang paling berbahaya itu adalah berharap pada manusia.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YOUNG PAPA [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang