Young Papa 03 - Dari Masa Lalu

16.1K 647 7
                                    

"Buat apa gue membuka hati buat lo? Sementara lo udah terkunci di hati gue."

Tunggu! Tolong Alana yang tidak mengerti maksud ucapan Jovan. Apa yang dikatakan laki-laki itu? Sudah terkunci di hatinya? Sejak kapan?

"A-Apa?" Alana membungkam mulutnya menggunakan satu telapak tangan. Sekarang Alana ingin tertawa. Konyol sekali Jovan bicara seperti itu.

Jovan menautkan alis heran. "Kenapa lo? Kesambet jin iprit?"

"Sembarangan!" Alana melayangkan tamparan di atas paha Jovan. "Lo tuh yang kesambet jin iprit. Ngaco banget ngomongnya. Gue jadi pengen ngaceng."

Jovan membulatkan mata terkejut. "Heh! Mulutnya minta gue cipok sampe jontor kali ya."

"Apaan sih? Pikiran lo ngeres mulu. Emang harus gue sapuin pake surat Yasin."

"Itu tadi lo ngomong apa? Ngaceng-ngaceng."

Alana tertawa sekarang. "Dasar otak mesum! Maksudnya ngaceng itu ngakak kencang. Sinting emang lo."

Jovan berdecak. "Makin ke sini makin aneh aja bahasa ABG," ucapnya mencibir.

Alana menghela napas panjang. Tersenyum lebar saat melihat black card di tangannya. "Gue terima nafkah lo. Thanks ya, Suami."

Jovan menatap Alana yang beranjak hendak menyimpan black card-nya di dompet gadis itu.

"Nafkah lahir dari gue udah lo terima. Jadi kapan lo terima nafkah batinnya?" tanya Jovan sambil melempar tatapan menggoda saat Alana berbalik badan.

Alana mendadak menghentikan pergerakan kakinya. Jantungnya kembali bereaksi tidak normal. Dia tahu, memang sudah kewajibannya sebagai istri untuk melayani kebutuhan biologis Jovan. Tapi.... Ah. Alana tidak bisa membayangkan kulitnya bersentuhan dengan kulit Jovan.

Entah sejak kapan Jovan berdiri di depannya. Alana tidak sadar karena melamunkan yang iya-iya.

Jovan menarik pinggang Alana. Lagi. Perut mereka saling menempel dan Alana merasakan hembusan napas laki-laki itu. Satu tangan Jovan bergerak membentuk pola abstrak di bahu Alana.

"Lo---, ah enggak. Maksud aku, kamu udah siapkan?"

Alana refleks mendongak saat mendengar panggilan yang terucap dari mulut Jovan.

Tahu arti tatapan yang dilempar sang istri, Jovan mendekatkan wajahnya di telinga Alana. Meniup pelan daun telinga itu hingga membuat Alana geli.

"Aneh rasanya kalo suami istri masih menggunakan panggilan 'lo-gue'. Jadi mulai sekarang, kamu harus panggil aku dengan sebutan 'mas'."

"M-Mas?"

"Ya.... Mas Jovan."

Setelah 'aku-kamu' sekarang 'mas' juga? Ya ampun. Aneh sekali rasanya. Tapi benar juga kata Jovan. Bukankah memang seharusnya seperti itu?

Alana memberikan anggukan pelan sebagai jawaban kalau dia setuju untuk mengubah panggilan di antara mereka.

Jovan tersenyum. Satu tangannya berpindah dari pinggang ke pipi. Memberikan usapan lembut di sana dengan tatap mata tak lepas memandangi bibir Alana yang menggoda.

Alana memejamkan mata saat Jovan menangkis jarak wajah mereka. Sementara tangan Alana mencengkeram lengan Jovan karena merasa takut. Napasnya seolah berhenti sejenak saat Jovan mengambil ciuman pertamanya.

Dan Jovan yang sudah dirundung nafsu mulai menggerakkan bibirnya. Memberikan usapan dipunggung Alana yang tertutup blouse cokelatnya.

Jovan melepas pagutannya dibibir Alana saat mereka kehabisan napas. Tak sedetikpun Jovan mengalihkan pandangannya yang sudah berkabut akan gairah dari gadis dihadapannya. Lalu dia kembali melumat bibir Alana dengan ciuman menuntut.

YOUNG PAPA [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang