Bab 5

49.6K 5.3K 102
                                    

Terbiasa bangun pagi saat di rumah, membuat Mirna dengan sigap langsung menata kasur dan keluar dari kamar. Hawa dingin di pagi hari langsung menusuk ke kulitnya. Langitpun masih gelap dan hanya terdengar suara adzan dari masjid terdekat. Selesai melakukan ibadah, Mirna bergegas mencari sapu. Ia menyapu ruang tamu, ruang tengah, ruang makan dan dapur. Setelah menyapu, ia langsung lanjut mengepel lantai sampai benar-benar bersih.

Selagi menunggu lantai kering, Mirna keluar rumah untuk menyapu halaman depan. Banyak daun kering yang jatuh ke tanah. Begitu kondisi halaman depan sudah bersih, Mirna langsung menyiram semua tanaman. Hal yang sama juga dilakukan pada halaman belakang. Beres urusan bebersih, ia langsung ke dapur. Walaupun tinggal sendirian, bisa dibilang isi kulkas di rumah Yudha cukup lengkap. Ada berbagai macam bawang, telur, daging, ayam dan bumbu dapur lainnya.

Mirna memasak menu sarapan yang cukup mudah. Menu masakan yang sering ia masak kalau sedang di rumah atau memasakkan para pekerja di sawah. Sayur asem, telur dadar, dadar jagung dan tidak lupa sambal. Selagi memasak, ia langsung mencuci semua peralatan yang ia gunakan. Ia tidak suka melihat cucian piring menumpuk saat ia selesai memasak.

Semua pekerjaan yang dimulai dari pagi buta akhirnya selesai juga. Ssmua makanan sudah terhidang di atas meja makan dengan rapi. Tidak lupa juga ia sudah memasak nasi. Untuk pekerjaan di lantai bawah sudah semua ia selesaikan. Hanya tersisa lantai atas dan ruangan-ruangan yang belum di tunjukkan oleh Yudha kepadanya. Ia tidak mau berlaku lancang di hari pertamanya bekerja. Yudha bilang kalau hari ini ia akan dikenalkan ruangan mana saja yang bisa ia bersihkan mana yang tidak.

Selagi menunggu Yudha turun, Mirna memilih ke kamar untuk mandi. Setelah beberapa jam bekerja, tubuhnya penuh dengan keringat. Apalagi saat ia harus berdiri di depan kompor untuk memasak. Ia mandi dengan cepat dan tidak lupa memakai skincare. Meskipun pekerjaannya hanya asisten rumah tangga, tapi penampilan cukup penting bagi Mirna. Keluar kamar, ia mendapati Yudha berjalan menuruni satu persatu anak tangga.

"Sarapannya sudah saya siapkan di atas meja, Pak," ucap Mirna dengan sopan.

Yudha mengangguk dengan wajah datar. "Setelah saya makan saya akan ajak kamu keliling untuk tau ruangan-ruangan yang ada di rumah ini."

"Iya, Pak."

Mirna berjalan ke arah dapur untuk mengelap peralatan masah tadi yang sudah ia cuci. Dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat bagaimana lahapnya Yudha menyantap semua makanan yang sudah ia masakkan.

"Laper apa doyan," gumam Mirna pelan.

"Mirna," panggil Yudha.

Dengan langkah cepat Mirna menghampiri Yudha. "Iya pak?"

"Boleh minta buatkan saya kopi," pinta Yudha.

"Pak Yudha punya takaran khusus untuk minum kopi?" tanya Mirna. Setiap orang memiliki selera dalam menikmati kopi. Daripada ia salah membuat kopi untuk Yudha, lebih baik ia bertanya langsung.

"Kopi hitam pahit."

Mirna menggaruk kepalanya, nampak kebingungan. Yudha tidak memberitahu takaran yang seharusnya ia buat. Akhirnya ia ke dapur dan membuat kopi hitam pahit sesuai dengan takarannya. Begitu selesai, ia langsung membawa ke meja makan.

"Makasih," ucap Yudha.

"Sama-sama, Pak." Mirna melanjutkan lagi pekerjaannya yang sebelumnya sempat terhenti. Selesai mengelap semua, lagi-lagi Yudha memanggilnya.

"Saya akan jelasin kamu ruangan-ruangan yang ada di rumah ini." Yudha berdiri dari kursi dan berjalan lebih dulu.

Mirna langsung mengekori di belakang Yudha. Ruangan pertama dimulai dari lantai satu.

Gara-Gara Paylater (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang