Bab 12

45.9K 5.3K 113
                                    

Hari Sabtu merupakan hari berharga untuk Yudha. Karena di hari ini, ia bisa menghabiskan waktu sehari penuh dengan Leona. Sekitar jam enam, Leona masuk ke kamarnya dan langsung membangunkannya dengan suara keras.

"Ayah, bangun!" Leona menarik selimut Ayahnya.

Yudha mengerjapkan matanya. Tubuh bagian atasnya terlihat begitu saja lantaran Leona menarik selimutnya. Dengan cekatan Yudha membawa Leona ke atas pangkuannya.

"Ayah janji mau main bola sama aku."

Yudha tersenyum. "Iya, Ayah nggak lupa kok. Kan hampir tiap hari kamu nelfon Ayah buat ngingetin," ucapnya sambil menjawil hidung anaknya.

"Tadi malem aku mau makan cah sawi lho, Yah," beritahu Leona dengan nada bangga.

"Oh ya?"

Leona mengangguk kuat. "Aku bisa habis satu piring penuh. Soalnya masakannya Mbak Mirna enak banget."

"Mbak Mirna pinter ya masak sayurnya?" tanya Yudha.

Lagi-lagi Leona mengangguk. "Enak banget. Bahkan lebih enak dari masakan Bunda."

Yudha meringis mendengar itu. Kemudian ia membelai samping kepala anaknya. "Bunda kan emang nggak pernah masak karena sibuk."

"Ya tapi kalo Bunda masak nggak pernah enak."

"Yaudah, sekarang kamu mandi dulu. Tadi katanya mau main bola di halaman belakang," ucap Yudha mengalihkan pembicaraan.

Leona diam saja tidak bergerak dari atas pangkuan Ayahnya.

"Leona," panggil Yudha menatap anaknya yang malah diam saja.

"Yah, gimana kalo kita piknik di halaman belakang," cetus Leona tiba-tiba. "Piknik sambil main bola," lanjutnya.

"Piknik?"

"Iya, kita duduk pake alas gitu. Terus bawa keranjang buah. Bawa makanan juga, Yah. Jadi kita makan di halaman belakang ala-ala piknik gitu."

"Tapi kita kan nggak punya keranjang buat piknik."

"Yaudah, pake yang ada aja," sahut Leona ringan.

"Oke. Kita piknik," ucap Yudha yang disambut pekikan girang dari Leona. "Sekarang kamu harus mandi dulu, soalnya Ayah juga mau mandi."

Leona mengangguk. "Ayah bau karena belum mandi," ledeknya.

Yudha tergelak. "Kamu juga bau soalnya belum mandi," balasnya.

Leona langsung tidak terima. "Aku wangi. Kan udah semprot parfum setiap bangun tidur," sahutnya.

Yudha tertawa pelan sembari menurunkan Leona dari pangkuannya. Kemudian ia melihat anaknya berjalan keluar dari kamar. Sepeninggalan Leona, ia langsung menyibakkan selimut yang menutupi kakinya.  Ketika tidur, ia hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan. Ia langsung ke kamar mandi sebelum turun ke lantai bawah.

***

"Ayah, hari ini Mbak Mirna masak cah kangkung. Enak banget, Yah," ucap Leona begitu melihat Ayahnya memasuki area ruang makan.

Yudha menarik kursi di depan Leona. "Kamu suka?"

"Suka, Yah. Masakan Mbak Mirna enak," ucap Leona dengan memberi jempolnya.

"Ayah seneng kamu makin pinter makan sayurnya," puji Yudha sembari mengambil nasi ke dalam piring.

Leona tersenyum senang mendengar pujian itu.

Tak lama Mirna datang membawakan segelas susu untuk Leona.

"Makasih, Mbak Mirna."

"Sama-sama," balas Mirna. Setelah itu ia langsung menyingkir dari area meja makan.

Gara-Gara Paylater (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang