Bab 55. Mawar Hitam

10.7K 474 65
                                    

Jadi ini Bab terakhir yah😊
Maaf baru bisa update karena emang lagi sibuk banget beberapa hari ini😊

Masih ada yang nunggu?😊

Aku terdiam. Otakku mendadak blank. Ilona beberapa kali memanggil namaku. Aku menurunkan handphone dari telingaku, rasanya otot-otot tanganku terasa lemas.

Harusnya aku senang Airin mati, harusnya wajahku ceriah dan tersenyum lebar. Tapi, hatiku rasanya kosong, pikiranku melayang-layang entah kemana. Tanpa pamit dengan pemilik rumah beserta ibu-ibu di dalam aku cepat-cepat menuju kontrakan. Mencari Troy lebih tepatnya. Di ruang tamu tak ada, kamar tak ada, kamar mandi juga tak ada, artinya halaman belakang. Benar saja, saat aku tiba di halaman belakang, ku lihat Troy sedang mengibas baju lalu menjemur.

"Loh yang udah selesai gosipnya?"

Aku terdiam, bingung untuk mengeluarkan kalimat yang tepat. Dia menatapku bingung, tapi tangannya tetap bergerak menjemur baju.

"Troy, Ai meninggal!"

Troy menghentikan gerakkan tangan untuk menjemur. Dia terdiam sejenak lalu kembali menjemur sisa-sisa pakaian di ember tanpa mengatakan sepatah katapun.

Hening, dari kami berdua masih betah dengan kebisuan. Aku yang masih berdiri menatapnya, dan Troy yang begitu tenang menjemur sisa pakaian. Seperti tak ada yang perlu dikejutkan.

"Ta, ayo ke dalam panas." Troy menarik lembut tangan kananku, masuk ke dalam rumah. Dia seakan tak ingin membahas masalah Airin.

"Troy. Kamu gak pengen lihat dia sekarang?"

Aku dan Troy sama-sama menghentikan langkah kaki di ruang Makan. Dia berbalik menatapku. Oh ayolah, aku memang membenci Airin karena dia merebut segala kebahagiaanku, bahkan hampir membunuhku. Tapi, berbeda dengan hubungannya dengan Troy. Walaupun aku sedikit tak senang fakta Troy yang  berjanji dengan ayah sambung Airin untuk membahagiakan Airin, tetap saja aku orang terakhir yang mengenal Troy.

"Biarkan saja_"

"Jangan bohongin aku."

Aku menghempaskan tangan Troy. Berusaha menetralkan emosiku agar tak meledak.

"Apaan sih yang aku gak pengen ribut sama kamu karena dia lagi."

Troy mencoba menyentuh tanganku. Dia menatapku lembut. Aku membuang nafas kasar dan lelah. Sudah capek dengan drama yang terjadi karena Airin.

"Aku emang jahat, tapi bukan artinya gak punya hati. Kamu yang ngajarin aku biar gak jadi orang jahat. C'mon Troy, gak masalah kalau kamu jujur sama aku tentang keadaan hati kamu."

Troy menunduk dalam.
"Maaf Ta, aku cuman gak pengen kita ribut. Aku baru merasakan bahagia beberapa hari ini. Jujur saja, hatiku merasa bersalah, aku gak bisa tepatin janji aku pada almarhum papa Airin."

Aku memeluk Troy. Memeluk tubuh besar yang rapuh ini. Aku tahu bagaimana bersikap baik-baik saja, padahal tidak baik-baik saja. Walaupun yang Troy tabrak bukan papa kandung Airin, tapi pria itu mencintai Airin dan mamanya begitu besar.

Aku menepuk bahunya pelan beberapa kali.

"Almarhum pasti ngerti. Kamu cuman manusia biasa. Gak apa-apa, namanya juga ajal."

Aku berusaha menguatakannya. Walaupun Airin jahat, tapi dia punya alasan. Kami semua sama-sama menderita.

**
Aku menatap gundukan tanah merah yang banyak ditaburi bunga dari balik kaca mata hitam yang aku kenakan. Suara raungan menyedihkan mama Airin terdengar di sebelahku. Perempuan itu duduk di samping makam.

Pemakaman Airin langsung diadakan setelah dilakukan tes kecocokan jasad dan DNA Airin. Wajah Airin sudah tak terbentuk. Polisi menyatakan Airin sudah meninggal satu minggu, dia diperkosa lalu di bunuh. Joy, dia sudah berada di jeruji besi. Berdasarkan kesaksian Joy, keduanya berpisah di tengah jalan, dia langsung kabur ke Bali, sedangkan Airin entah pergi ke mana. Kesaksiannya terbukti dengan wajahnya yang tertampak pada CCTV bandara. Joy jujur kepada polisi telah memperkosa Saras.

Nikah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang