بسم الله الرحْمن الرحيم
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat datang di cerita kedua dari rakyatjelataa_ (Priluxyy)
Semoga cerita ini bisa menghibur sekaligus memberi pelajaran untuk kalian^^
Selamat membaca!
"M-Mas Zade?"Melihat presensi laki-laki jangkung nan tampan begitu membuka mata untuk pertama kalinya setelah tertidur dalam waktu yang lama, tentu membuat seorang Kafa Ulya Hafiyah terkejut bukan main. Terlebih, laki-laki tampan di hadapannya ini 'lah laki-laki yang pernah disukainya semasa SMA.
"Ngapain di sini?!"
"Jagain kamu."
"Jangan macam-macam, ya! Atau aku laporin ke dokter atau suster!"
"Mau kamu laporin atau teriak pun, nggak akan ngaruh. Mereka aja tahu aku suami kamu."
"Hah?!"
Pernikahan yang terjadi tanpa sepengetahuannya, membuat bumerang tersendiri di dalam hidup Kafa. Disakiti, diperdayai, dan dikhianati dengan dalih klise; demi dirinya sendiri.
"Ayah ngelakuin ini demi kamu, Kafa."
Ikatan yang sudah telanjur terjadi, tak dapat diubah lagi. Benang merah yang mengikat keduanya pun tidak dapat diputus begitu saja. Hanya menerima dengan ikhlas itu solusinya.
Namun, alih-alih senang karena terikat dengan seorang Shah Zade Muazam yang notabene pernah disukainya, Kafa justru merasa kehidupannya akan tidak baik-baik saja. Kafa terjerat ke dalam kisah yang sama sekali bukan impiannya. Kafa murka tatkala mengetahui ada pemeran utama dalam hidup barunya, dan yang pasti itu bukan dirinya.
"Apa alasan lo nikahin gue di saat yang pertama masih ada dan sempurna?"
"Nggak ada alasannya. Dan jangan pikir itu karena cinta."
"Lo!"
"Jaga nada di depan suami."
Kafa sadar, dirinya memang bodoh sebab mengharapkan setidaknya ada alasan kenapa Zade menikahinya. Tetapi, nyatanya tidak. Hal itu tentu membuat Kafa ingin menaruh benci di hatinya terhadap suaminya. Jiwanya dirundung derita yang tak dapat dijabarkan dengan untaian kata.
Tetapi, Kafa bukanlah orang yang tunduk begitu saja dengan apa yang terjadi dan membuatnya diperlakukan semena-mena. Kafa bukan orang yang pendendam, tetapi ia juga tidak mau terinjak-injak oleh keputusan yang sepihak.
"Ayo kita buat perjanjian pernikahan."
"Perjanjian? Konyol!"
"Apanya yang konyol?"
"Kamu pikir pernikahan kita cuma permainan?"
"Memang gitu, 'kan. Lo kira nggak lebih konyol lo yang nikahin gue tanpa alasan?!"
"Ingat, kamu lagi bicara sama siapa."
"Iya iya, Mas!"
Hingga akhirnya, perjanjian pernikahan pun dibuat dengan lebih konyol dari kata konyol itu sendiri.
"Keinginan bersama, kita akan menjalani pernikahan dengan sebenar-benarnya, bukan pura-pura, termasuk dalam menjalani kewajiban maupun mendapatkan hak yang sesuai dengan syariat agama."
"Selama enam bulan pernikahan, kalau kamu yang lebih dulu mencintai, maka kita teruskan pernikahan ini sampai mati." – Zade.
"Kalau kamu yang terbukti mencintai aku duluan, maka setelahnya, kita pisah." – Kafa.
To Be Continue
Maaf kalau masih ada kekurangan di bab PROLOG ini.
Mau lanjut atau nggak, nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
KAFA (Hiatus)
Genç Kurgu"Sebesar apa pun perasaanku padamu, akan tetap terkalahkan dengan sadar diriku yang tak mungkin dapat memilikimu." - Kafa, 2022 Menikah merupakan opsi kesekian yang ada dalam hidup seorang Kafa Ulya Hafiyah. Membahagiakan orang tua dan mengangkat de...