*Dor
Sebuah tembakan dilepaskan dan mengenai Aether, pemuda itu mengerang kesakitan.
Darah segara mengalir dari bahu kanannya, dirinya menatap marah dengan seseorang yang berada di ambang pintu.
" Kak Dain uhuk "
Aether terbatuk berdarah, sedangkan posisi Dain bisa dibilang tidak baik. Antara syok dan terkejut yang mejadi satu dalam dirinya.
Pistol yang ada di genggaman nya kini jatuh kelantai, bergerak perlahan mendekati Aether.
Tidak, tidak, tidak, Dain tidak ingin ada pertumpahan darah disini.
" A-aether "
Cara bicaranya seakan memberi tahu bahwa dia bergetar hebat.
" Daddy jahat hiks "
Dain menengok ke sumber suara, tunggu dulu. Jangan bilang bahwa Alexa melihat nya menembak Aether.
Alexa
" Daddy kenapa menyakiti mommy hiks, Daddy sudah tidak sayang mommy lagi? "Dain
" Alexa, Daddy tidak sengaja. Dengarkan penjelasan Daddy dulu sayang ya? "Alexa
" Alexa benci daddy "Zhild
" Zhild juga benci daddy, daddy jahat "Dain
" Tidak, tidak, tidak sayang. Biarkan daddy menjelaskan nya! "Aether
" Apa yg mau dijelaskan lagi kak Dain? Bukan kah sudah jelas? Ayo pergi dari sini sayang. Daddy sudah menghianati kita "Aether dengan santai berjalan keluar, meninggalkan Venti dan Dain yang masih berdiam diri disana.
Dain mengepalkan kedua tangannya kuat, dirinya tidak habis pikir. Bagaimana ini, niat hati ingin membawa Aether dan kedua keponakannya pulang dengan cara baik-baik, tapi yang dia dapatkan malah kebalikannya.
Tapi untuk saat ini, Dain masih bersyukur bahwa Lumine masih ada dengannya. Ngomong-ngomong soal Lumine, tunggu dimana dia?
Bukankah dia bilang, bahwa dia akan segera menyusul kesini?
" Venti, apa kau melihat Lumine? "
" Tidak, aku pikir dia ada bersamamu menuju kemari. Memangnya dia kemana? "
Oh tidak, Jangan-jangan. Jangan lagi...
" Hubungi yang lain dan perintahkan mereka untuk berkumpul di aula, jangan lupa suruh sebagian dari mereka untuk menari Lumine"
" Baik "
Dain terus menerus menelepon adik perempuan nya itu, tapi tidak ada satupun yang di angkat olehnya. Tidak, tidak mungkin kan Aether yang melakukannya.
Lumine pasti dengan sibuk shoping dengan temannya, ya pasti sedang sibuk shoping. Jadi dia tidak mengangkat teleponnya.
" Dain, yang lain sudah berkumpul di alua "
" Ya, kita kesana sekarang "
Di Alua Mansion Dain terlihat sebagian orang sudah terkumpul, sebagiannya lagi sibuk mencari Lumine yang sekarang entah ada dimana keberadaan nya.
" Apa semua sudah lengkap disini "
Dain melihat sekeliling, 4 banjingan dan lainnya sudah berkumpul disini sekarang.
Raiden
" Izinkan aku menyampaikan beberapa hal ini Dain "Dain
" Silakan "Raiden
" Yang pertama situasi disini sangat tidak terkendali, jadi jangan sampai ada pertumpahan darah yang memakan korban dari kelompok masyarakat atau masalah ini akan semakin besar. Yang kedua, ini adalah bagian yang paling penting. Jika kau ingin membasmi larva maka bunuhlah induknya "Childe
" Tunggu jangan bilang perkataan mu tadi "Raiden
" Ya betul, perkataan ku menuju kesana. Dan yang terakhir, jika ingin mengambil kedua bocah itu maka kau harus membunuh induknya "Xiao
" APA KAU BILANG SIALAN?! "Raiden
" Tch, ku beritahu padamu Dain bahwa adikmu Lumine itu sudah mati di tangan Aether sendiri "Dain
" A-aether?! "Zhongli
" Tidak, aku menyangkal itu nyonya Ei. Aether tidak mungkin melakukan itu pada sodaranya "Raiden
" So jadi Dain, kau memilih yang mana. Biarkan induk larva itu atau memilih untuk memusnahkan nya? "Dain
" A-aku... "Raiden
" Hmp, kau grogi? "Albedo
" Aku setuju apa yang diucapkan dengan nyonya Ei "Xiao Childe Zhongli
" Apa yang kau katakan?! "Albedo
" Aku mengatakan bahwa aku setuju dengan ucapan yang di keluarkan oleh nyonya Ei. Bukan berarti aku tidak mencintai Aether, 3 Prinsip itu memang bener. Kita tidak ingin terlalu banyak pertumpahan darah kan? Maka aku setuju untuk membunuhnya "Raiden
" Bagus, yang lain bagaimana? "Xiao
" Aku dengan berat hati setuju "Zhongli Childe
" Aku juga "Raiden
" Nah bagaimana denganmu Kak Dain? Kau setuju atau tidak kalau pun kau tidak setuju. Kami akan tetap membunuh nya "Dain
" Apa tidak ada cara lain? "Raiden
" Tidak ada, apa kau ingin memenjarakan nya lalu mencuci otaknya, itu sangat sia-sia. Jadi ya atau tidak? "Dain
" Ya, dengan berat hati aku memerintah kan kalian untuk membunuh Aether. Dengan catatan, bawa kedua anaknya hidup-hidup. Atau nyawa kalian yang akan mati ditanganku "
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Soft Boy [END]
RandomMafia, mendengar kalimat itu saja sudah bisa membuat bulu kuduk merinding. Kebanyakan dari mereka berwajah seram dan berotot, dan yang pastinya sangat menyeramkan. Tapi bagaimana jika seorang mafia berwajah soft boy, membuat dirimu bisa merasa nyam...