Menikah?

2.6K 261 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



12

"Neo, dimakan sandwichnya."

"Gak." Neo mengalihkan pandangannya ke jendela kamar. Dia lagi duduk di kursi belajarnya. "Lagian, siapa yang malem-malem makan sandwich?"

"Ya lo sendiri lah." Zidan mendengus, dia beralih duduk di meja belajar Neo. "Dimakan dulu, Neo. Lo belum makan dari sore. Atau mau beli yang lain? Gue beliin."

Neo menghela napas, "Gue gak tau mau sedih atau seneng."

"Huh?" Zidan mengernyit bingung, dia memakan sandwich yang ia buat. "Kenapa emang?"

"IU dating." balasnya, "Gue gak nampik kalo gue juga pengen sama mbak IU."

Zidan menghentikan dirinya yang akan menggigit sandwichnya, "Gue gak kenal, Neo."

"Iya. Lo 'kan kenalnya ensiti."

"NCT." koreksinya, dia melahap habis sandwichnya. Katanya tadi Neo tidak mau, 'kan? Jadi Zidan habiskan.

"Apapun. Lagian lo—" ucapan Neo terhenti saat dua potong sandwich sudah masuk ke dalam perut Zidan semua. "Kenapa lo habisin semuanya, Zidan?!" tanyanya geram.

"Katanya tadi lo gak mau." balas Zidan dengan pipi menggembung.

"Enggak itu maksudnya nanti!" Neo memukuli tubuh Zidan, "Lo tuh cowok paling gak peka, paling gak berperasaan. Pantesan aja lo jomlo."

Zidan mengerjap. Kunyahannya terhenti, menatap Neo tidak mengerti. "Na, ayo kita beli sesuatu di luar." Zidan turun, dia meletakkan piringnya di atas meja. Mendorong tubuh Neo keluar kamar.

"Emang gue udah setuju mau pergi?" tanya Neo kesal.

Zidan tidak peduli. Dia mengambil jaket yabg tergantung di balik pintu.

"Motor siapa nih?!" tanya Neo saat dia sudah berada di luar rumah. "Zidan, motor lo dibawa maling terus dituker sama motor scoopy."

Zidan menghela napas. Moodnya Neo kenapa gampang sekali berubah?!

"Itu motor gue, Neo. Siang tadi 'kan gue izin balik, nah gue tuker motor. Katanya lo capek naik motor gue yang sebelumnya." jelas Zidan, dia memakaikan jaketnya ke tubuh Neo. Menarik resletingnya sampai area dada.

Neo mengerjap. Dia mengangguk saja. Membiarkan Zidan menaiki motornya lebih dulu dan mengeluarkannya dari halaman.

"Sini duduk," Zidan menatapnya. "Kita night ride."

Neo tersenyum senang. Dia melangkah mendekat lalu langsung mendudukkan tubuhnya di belakang Zidan. Kedua tangannya langsung melingkar di pinggang Zidan.

Perasaan kesal Neo langsung menghilang begitu saja. Dan benar kata Zidan, Neo itu moodyan. Dalam sekejap bisa marah, manis kayak sekarang, biasa aja, dan penuh kesedihan.

AFTER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang