Bab 3- Bertaruh

120 13 4
                                    

Tidak terasa waktu dengan cepat berlalu, dan dua minggu lagi murid-murid kelas sepuluh dan sebelas akan mengadakan ujian untuk kenaikan kelas mereka. Dan sejauh ini, belum ada orang yang mengetahui bahwa Jordan dan Senan adalah sepasang tunangan. Mereka merahasiakan itu dari semua orang tanpa berunding sama sekali.

Jordan, Mada dan Nando sudah lulus seminggu yang lalu. Mereka mengadakan acara perpisahan di sekolah, lebih tepatnya seluruh anak kelas dua belas.

Kini kedua orang tua Jordan dan juga orang tua Senan sedang mempersiapkan acara untuk pernikahan keduanya yang akan diselenggarakan dalam dua bulan dari sekarang, acaranya pun di selenggarakan secara privat mengingat Senan yang masih bersekolah.

"Dan?" panggil Nando menepuk pundaknya membuat Jordan bergumam menanggapi.

"Gue dari waktu itu mau nanyain ini sama lo, cuma lupa mulu karena penyerangan waktu itu dan juga.."

"Gak usah bertele-tele, langsung ke intinya." sela Jordan cepat menghentikan ocehan Nando yang menurutnya sangat tidak penting itu, membuat Nando menampilkan cengiran polosnya.

"Cincin di jari manis lo itu cincin apaan?" tanya Nando yang langsung mendapat perhatian dari Mada yang sedari tadi hanya menjadi pendengar setia.

"Mana? Coba liat." timpal Mada menarik tangan sebelah kiri Jordan dan tampak oleh Mada dua cincin melingkar berwarna hitam dan silver di jari manis dan kelingking temannya ini.

"Cincin tunangan ya Dan?" tanya Mada mendapat tatapan tajam dari Jordan.

"Siapa yang tunangan?" tanya Dewa yang baru saja masuk membawa tasnya di satu pundak menatap satu-persatu kakak kelasnya yang baru lulus itu.

"Yang lain mana?" tanya Jordan mengalihkan pembicaraan tentang pertunangan.

"Kevin masih nganter Tama pulang, kalo Ozan tadi dia diminta untuk nganterin Senan pulang." jelas Dewa yang memang benar adanya.

"Terus Garra kesini sama siapa?" tanya Mada berdiri dari duduknya bersiap untuk mengambil jaketnya dan juga kunci motor mogenya.

"Garra katanya gak jadi kesini, dia mau pulang terus katanya mau main sama temen-temennya makanya tadi gue disuruh anterin dia pulang." jawab Dewa lagi membuat Mada bernafas lega dan kembali duduk.

Drrrtt.. drtt.. drrt.

Ponsel Jordan berdering, pertanda ada notifikasi pesan yang masuk. Ia pun membukanya.

Calon Bini.
P
Tes!
Tes!
Woi setan!
Wah sialan!
Selingkuh ya lo?

You.
Fuck!
Lo anjing juga ternyata,
gue gak selingkuh.
Gue masih inget kalo punya
tunangan walaupun tunangan
gue kayak dajjal.

Calon Bini.

Si setan! Malah ngatain gue
Skip! Males bahas2 tunangan,
gajelas.
Oh ya, kata mama, kalo gue
mau pergi atau main
harus izin sama lo dulu.

You.
Oh

Calon Bini.
Setan anj! Bodo ah gue
mau pergi.
Yang penting gue udah
bilang ya sama lo.

You.
Kapan lo bilang?

Calon Bini.
Setan goblok! Lo tolol
apa gimana sih? Bisa
baca kan? Gausah bikin
kesel!

Suddenly; Bl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang