Bab 5- Date

236 25 1
                                        

Tok.. tok.

Senan membuka pintu dan mendapati Jordan berada di depan pintu yang membuatnya mengernyit heran, ada apakah gerangan dia datang kesini? Tumben banget.

"Ngapain lo?" sapaan pertama Senan yang ketus pada Jordan, setelah seminggu mereka tidak saling bertemu setelah kejadian cincin hilang itu.

"Gue mau ketemu mama." jawab Jordan.

"Mama lo gak ada disini, udah sana balik lo disini gak terima tamu." usir Senan ingin kembali menutup pintu dengan tidak sopan padahal dia lebih muda dari Jordan, entah kenapa kalo udah ngeliat Jordan bawaannya pengen marah-marah terus gitu.

"Gue mau ketemu mama lo." kata Jordan lagi.

"Mama gue lagi gak ada di rumah, di rumah gue sendiri. Terus kalo lo mau alasan ketemu papa gue, sana lo ke Surabaya." pungkas Senan kembali mengusir Jordan membuat Jordan menghela nafas.

"Oke, gue ngaku. Gue disuruh bunda untuk nemuin lo."

"Mau ngapain?" tanya Senan saat ia mendengar kata bunda.

"Pendekatan, karna kita bentar lagi mau nikah. Gak mungkin kita gini terus."

"Lo ngajakin gue ngedate siang-siang gini?" tanya Senan menatap Jordan dengan tatapan tak yakin.

"Mungkin. Mau gak lo? Kalo gak mau gue pulang nih?"

"Pulang aja sana, gak usah sok ngancem-ngancem lo pikir gue bakal takut? Lagian lo aneh banget, ngajak ngedate kok siang hari gak sekalian aja jam dua belas malem nanti." omel Senan kembali mengusir Jordan, membuat Jordan mengambil ponselnya dari saku celana dan mendekatkan benda pipih itu ke telinga.

"Halo bun, dia gak mau." kata Jordan yang terdengar oleh Senan membuatnya mengernyit, ini seorang Jordan ceritanya lagi ngadu gitu ke emaknya?

"Nih, bunda mau ngomong sama lo." ucap Jordan menyerahkan ponsel yang masih tersambung dengan sang bunda di seberang sana. Senan pun mengambil ponsel itu dan mendekatkan ke telinganya.

"Iya, halo?"

"..."

"Eh e-enggak bun, boong kak Jordan boong. Senan mau kok ini Senan lagi siap-siap buat keluar sama kak Jordan." ucapnya setelah ia mengkode Jordan untuk masuk ke dalam terlebih dahulu, ia pun berjalan cepat ke kamarnya untuk bersiap ia masih membawa ponsel milik Jordan.

"Enggak bun, kak Jordan baik kok sama Senan cuma ya gitu ngeselin banget mukanya." ucap Senan membanting pelan ponsel Jordan ke kasur setelah me loud speaker panggilan dari bundanya Jordan.

"Terus gimana?" tanya bunda di seberang sana.

"Gimana apanya bun?" tanya balik Senan setelah ia menyemprotkan parfum ke leher dan pergelangan tangannya kemudian ia menyampirkan tas selempang di bahunya dan mengambil ponsel Jordan yang tadi ia lempar ke kasur.

"Ya itu, anak bunda gimana? Udah ada perasaan belum sama anak bunda?" tanya nya lagi membuat Senan tertawa pelan.

"Gimana mau punya perasaan bun? Kan bunda tau sendiri, tiap hari Senan sama kak Jordan berantem mulu." ucap Senan tertawa dan membuat Jordan menoleh kearahnya yang menuruni anak tangga.

"Udah siap?" tanya Jordan yang membuat Senan menatapnya kemudian mengangguk sebagai jawaban.

"Eum bun, udah dulu ya ini Senan udah mau berangkat sama kak Jordan." ucap Senan dan setelah panggilan di matikan oleh bunda Jordan, Senan pun memberikan ponsel Jordan pada pemiliknya setelah ia duduk di jok belakang motor milik Jordan.

"Bunda ngomong apa aja sama lo?" tanya pemilik ponsel setelah lama terdiam di perjalanan.

"Gak ngomong apa-apa, cuma nanya soal perkembangan hubungan kita doang." jawabnya yang kemudian ia terdiam melihat jalanan yang ramai karena ini menjelang weekend.

Suddenly; Bl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang