Bab 13- Rumit

82 14 4
                                    

Tinggalkan vote dan komentar ya, karna Kyo lagi mood bacain sama balesin komentar dari kalian.

•••

Perempuan yang sepertinya bernama Naira itu pun muncul bersama Mada, Kevin juga Ozan yang berada di belakang gadis itu. Gadis itu mengenakan mini dress yang membuat belahan dadanya terlihat dan menampilkan lekuk tubuh sempurnanya yang seperti gitar spanyol, Senan dengan sadar berdecih saat pandangan mereka bertemu dan segera di putus oleh cewek itu.

Senan memperhatikan gadis itu dengan tatapan tak suka, ia bersedekap dada dan berulang kali menggerling malas saat gadis itu mencoba akrab dengan yang lain. Menurut Senan, wajah gadis itu sangat cantik dengan atau tanpa make up sekalipun, hanya saja pakaiannya yang seperti jalang di jembatan layang membuatnya terlihat tak mendukung sama sekali.

Ah, jadi seperti ini seleranya kak Jordan?

"Sen, udah liat kan gimana dia? Dan alasan kita-kita itu gak suka sama dia?" tanya Nanda pelan merangkul pundak Senan membuat Senan tersenyum smirk dan mengangguk.

"Dulu kayak gini seleranya kak Jordan?" tanya Senan yang juga pelan dan di angguki oleh Nanda.

"Pantes," gumamnya pelan.

Kini Senan berusaha untuk tidak mempedulikan apapun yang berada di sekitarnya, termasuk Jordan. Senan yang sudah selesai dengan kegiatan mandinya pun pamit terlebih dahulu.

"Der, gue baru nyampe loh. Kok udahan?" bingung Jordan saat Senan ingin naik dan pergi.

"Ya terus kenapa kalo lo baru nyampe? Lo mau gue mandiin? Atau gimana?" Senan yang sudah naik pun berbalik saat mendengar tanya dari Jordan.

"Udah ya, gak usah manja lo bisa mandi sendiri tanpa gue harus mandiin lo. Gue naik dulu, udah dingin banget." ucap Senan tersenyum manis lalu melambaikan tangan ke yang lain.

Kini Senan sendirian di kamar penginapan, sudah berganti pakaian dan sekarang sedang berbaring menatap atap kamar penginapan. Ia terus mempertanyakan keputusannya sudah tepat atau belum untuk menikah dengan Jordan? Jordan saja masih belum bisa jujur padanya, Senan takut pernikahannya nanti akan bermasalah karena kejujuran yang belum juga Jordan berikan padanya.

Senan menghela nafas untuk kesekian kalinya.

"Apa gue batalin aja ya? Mumpung belum nikah juga kan, masalah bundanya kak Jordan biar gue urus belakangan aja, pasti beliau juga ngerti sama perasaan gue." gumam Senan pelan.

"Kalo Jordan gak terima, gue gertak aja dia. Bodoh amat mau dia ngamuk kayak gimana pun sampe dia ngeluarin kepribadian lain juga, gue gak takut. Senan gak takut apapun." ucapnya asal kembali berbicara sendiri di kamar penginapan itu.

Tak lama kemudian, Jordan pun masuk ke kamar karena ia juga sudah selesai mandi, Jordan terlalu malas berlama-lama apalagi saat ada Naira dan tak ada Senan.

"Der, gue balik nih." ucap Jordan bermaksud memberitahu Senan yang sedang berdiri di dekat jendela itu, bahwa ia sudah selesai dengan acara mandinya.

"Oh.. kok cepet, kenapa? Gak nyaman karna ada mantan lo itu?" tanya Senan bersedekap dada menyandarkan punggungnya ke dinding kamar yang terbuat dari bambu itu.

Jordan terdiam, bagaimana Senan bisa tahu kalau Naira itu mantannya? Padahal ia tidak ada bilang apapun tentang mantannya yang bernama Naira itu.

"Kok diem aja? Bingung gue tau darimana? Gini deh kak, kalo lo emang mau nikah sama gue, coba lo jujur sama gue. Jangan apa-apa gue taunya dari orang lain, kalo gini caranya gimana gue mau percaya sama semua omongan bullshit lo itu." ucap Senan masih mempertahankan posisinya saat ini.

Suddenly; Bl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang