12

1.3K 116 41
                                    

Maap yang udah nunggu 😔
Maacih buat yang masih stay di book kecil ini
Lope you sekebon gais wkwkwk
Yaudah langsung aja ya
Happy reading guys....






○○○

Setelah berbincang sebentar, jay mengajak sunghoon untuk pulang, ia tadi sudah menelefon ayah nya untuk memberi sunghoon cuti paling tidak satu minggu.

Kebetulan kampus jay sedang libur juga, ga tau dah kenapa libur, prik emang dosennya.

Yaudah lah ya, siapa juga uang ga suka liburan uhuuyy, jadi jay bisa bermesraan dengan mas huunnya...

Di mobil yang sunghoon kendarai, jay menatap lekat sang suami.

Tangan satu Sunghoon menggenggam tangan halus jay, sedangkan satunya lagi ia gunakan untuk menyetir.

"Mas..." panggil jay dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Yess babe...?" Sunghoon memalingkan sebentar kepalanya untuk melihat wajah sang istri.

"Muka kamu pucet, kamu gapapa kan...?" Tanya jay khawatir.

"Huuh...? Pucet...? Ga mas ga kenapa kenapa kok" sunghoon memalingkan kembali wajahnya, takut sang istri tau bahwa dirinya sedang sedikit tidak enak badan.

"Really...? Tapi mas kamu pucet banget, ke rumah sakit aja yuk"

Jay memegang kening sang suami, dan ternyata benar suhu tubuh sunghoon menaik,

ia sudah curiga sedari tadi karena genggaman tangan sunghoon padanya terasa sedikit panas

"Tu kah kamu panas mas, kamu pasti demam" ujar jay dengan panik.

Sunghoon mengelus lengan lembut itu dengan ibu jarinya.

"Sstt Calm down baby mas ga papa kok, mas cuma kecapekan, kamu jangan khawatir ya" jay menatap sunghoon.

Tak lama jay dan sunghoon sampai pada kediamannya. Jay menunggu sunghoon yang sedang memarkirkan mobilnya di dalam garasi.

Matanya yang indah terus mangawasi sunghoon yang sedang berjalan mendekatinya.

Lihatlah muka pucatnya itu, bibir yang tadinya merah cerry sekarang berubah menjadi pink keputihan.

Jay sudah pastikan bahwa sunghoon demam, jay dapat memastikannya karena jalan sunghoon yang sedikit sempoyongan.

Bahkan saat ingin sampai di depan jay, sunghoon tanpa sengaja tersandung tangga yang hanya beberapa cm itu.

"Eehhh, mas are you okay...?" Jay membantu sunghoon berdiri.

"Okay baby, mas gapapa kok" jay menghela nafas. Ternyata sunghoon ini cukup batu ya.

"Yaudah masuk yuk mas cape, mas pengen tiduran" jay mengganggukan kepalanya dan memapah suaminya untuk bisa sampai ke kamar mereka.

Sesampainya di dalam kamar jay membantu melepaskan atribut yang sunghoon kenakan.

"Mas tidur aja dulu, jay buatkan makanan untuk mas hoon" jay menyelimuti tubuh sunghoon dan mengecup bibir pucat itu.

Dingin, yang jay rasakan adalah rasa dingin. Jay menyisir rambut tebal itu dengan jemarinya kemudian turun ke bawah untuk memasakkan bubur untuk sunghoon.

Jari jemari jay dengan telaten membuatkan bubur tersebut. Jay memang bisa sedikit memasak, hanya bubur ku rasa tidak akan ada kesulitan di sini.

Kita kembali ke sunghoon.

Sunghoon mengunci seluruh tubuhnya dengan selimut. Ahh sepertinya dirinya memang demam.

Sunghoon jadi merasa bersalah kepada istri mungilnya tersebut.

Hawa dingin masuk menusuk tulang tulangnya, sunghoon menggigil hebat. Kepalanya kini mulai merasakan nyeri.

Jay memasuki kamar setelah 10 menit  membuat bubur, ia terkejut saat sang suami menggigil dengan hebat.

Jay meletakkan semangkuk bubur itu pada meja nakas.

"Mas...!!! Mas... bisa dengar jay..??!! Mas jawab jay" jay menangis ia panik.

Sunghoon mendengar jay menangis langsung menggenggam tangan itu. Ia mengangguk jawaban bahwa dirinya masih mendengar suara sang istri.

"Mas...ayo kerumah sakit aja mas hiks jay antar yuk" sunghoon mengelap air mata yang terjatuh itu.

"Heii sayang mas ga papa, mas cuma kedinginan aja, suhu ac nya terlalu dingin, no no no don't cry babe"

"Mas ga boleh sakit.. kalo bisa pindahin aja sakitnya ke jay yaa, bagi dengan jay mas" sunghoon menggeleng, ia tidak mau sang istri tertular.

"No sayang, ga, adek ga boleh sakit, biar mas aja yang menanggungnya. Adek ga boleh sakit" jay memeluk tubuh kekar sunghoon.

"Hiks maaf, adek ga bisa ngerawat dengan baik, hiks maafin adek" jay terisak. Sunghoon mengelus punggung jay.

"Ga, ini bukan salah kamu, mungkin ini memang sudah waktunya mas sakit dan butuh istirahat sayang" jay menganggukan kepalanya lemah.

"Mas makan yaa, biar cepat sembuh" jay berbicara dengan nada isakannya. Sunghoon tersenyum aaa lucu sekali istrinya ini.

Jay menyuapi sunghoon dengan telaten. Satu suap dua suap tiga suap, sampai suapan ke 5 sunghoon sudah tidak mampu menampung lagi.

Dirinya sedikit mual dan ingin muntah, tpi dirinya tahan. Jay memberikan obat pereda demam pada sunghoon. Sunghoon meminumnya.

"Mas istirahat ya, adek mau beresin ini dulu, cepat sembuh suami jayi" jay mencium kening sunghoon.

Sunghoon sudah menutup matanya, ia merasakan pusing. Sunghoon lebih memilih untuk memejamkan matanya.

Ia berharap dengan dirinya beristirahat, tubuh ini akan pulih.

"Terimakasih" gumam nya yang masih bisa di dengar oleh jay.

"Mas hoon ga perlu berterimakasih, ini kewajiban jayi, jayi sayang sama mas hoon, love you" jay kali ini benar benar meninggalkan sunghoon untuk membereskan mangkuk dan gelas sunghoon ke dapur.

Sekalian dirinya beberes rumah, rumah ini sedikit berantakan. Jay memulainya dengan mencuci piring, menyapu, mengepal dan lain lain.

Sampai akhirnua jay memilih untuk beristirahat sebentar. Dirinya duduk di sofa ruang keluarga.

Mungkin jay kelelahan, jay menutup matanya tanpa sadar, pergi ke alam mimpi.

Hari yang melelahkan. Jay ingin suaminya cepat sembuh dan kembali vit. Jay menyayangimu sunghoon.





Tbc
Maap kalo ga nyambung
Sama banyak typonya
Males ngerevisi gais wkwkwk
Makasih yang udah baca
Jangan lupa vote dan komen
Biar authornya semangat buat nulis chapter chapter selanjutnya.
Penasaran sama kelanjutannya...?
Tunggu notifikasi selanjutnya ya
Terimakasih....

Military  [SungJay]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang