13

1.5K 108 22
                                    


Hai gais, hehe maap ya baru bisa up, sibul banget gw ☺😔
Bener suer ga boong, makannya ga sempet ngetik.
Nah mumpung kali ini gw ada sedikit waktu luang buat bikin chapter baru, makannya gw ketik sekarang.
Ok ok happy reading gais, semoga suka.


○○○

2 hari kemudian... Sunghoon sudah sembuh dari demamnya. Selama sunghoon sakit jay selalu dengan telaten merawatnya.

Dan selama 2 hari itu juga tidak ada ciuman yang sunghoon berikan kepada jay, alasannya...

"Ngga, mas ga mau nyium adek dulu, kalo mas nyium adek, nanti adek bisa ketularan sakit, udah biar mas aja yang sakit jayi jangan ya sayang" yap seperti itulah perkataan sunghoon saat jay meminta jatah ciumnya kepada sang suami.

Hari ini hari Rabu, aaaa jay juga sedang tidak ada jadwal kuliah. Saat ini jay sedang berkutik di dapur.

Jari jemarinya yang lentik dengan santai memotong dan mengiris bahan bahan. Hari ini menunya adalah sob buntut. Yap sob buntut.

Saat sedang fokus mengiris bahan bahan, sebuah tangan melingkar melingkari perutnya. Tubuh seseorang menempel pada punggung hangatnya.

Jay tidak perlu menoleh, ia tau itu siapa. Sunghoon memeluknya dagu ia tumpukkan pada pundak sang istri.

Jay berhenti sebentar dengan kegiatannya dan mebalikkan badannya menghadap sunghoon. Tangannya ia angkat dan ditaruhnya pada kening sunghoon.

Memeriksa apakah sang suami masih demam atau tidak. Kini tangannya turun perlahan pada rahang tegas sunghoon.

"Mas hoon udah sembuh...?" Tanya jay yang di jawab anggukan oleh sunghoon. Jay tersenyum.

Tangannya masih setia pada rahang sunghoon, di elusnya dengan lembut.

Sunghoon memperhatikan wajah manis jay, ia menyelipkan rambut jay yang sudah lumayan panjang ke belakang telinga.

Sunghoon bersyukur mempunyai jay, rasa cinta sunghoon kepada istrinya tersebut sudah mulai dalam dan besar.

Lihatlah, sebuah devinisi yang sempurna. Wajah yang cantik mata yang indah hidung mancung bibir yang cantik kulit putih senyum yang manis, sempurna adalah kata yang tepat untuk jay.

Sunghoon menatap bibir yang tersenyum manis itu. Bibir berwarna merah cherry yang tampak manis dan menggoda.

Perlahan tapi pasti, sunghoon mendekatkan wajahnya ke wajah istri manisnya. Deru nafas keduanya bisa mereka rasakan.

Hidung mancung keduanya kini telah bersentuhan. Jay mengalungkan tangannya ke leher sunghoon. Sedangkan tangan sunghoon masih setia memeluk pinggang ramping jay.

Kedua muka itu semakin dekat, sampai kedua bilah bibir mereka bersentuhan. Sunghoon memberikan lumatan lembut.

Sunghoon sangat berhati hati dalam melakukan ciuman ini, bunyi kecipak memenuhi ruang dapur itu.

"Hmmpp..." jay berusaha mengimbangi permainan sunghoon.

Kedua tangannya kini berpindah pada kepala sunghoon, meremas rambut belakang sunghoon.

Sunghoon melumat kembali bibir lembut itu yang sialnya kini menjadi candu tersendiri baginya.

Ya walaupun sunghoon belum pernah menyentuh jay dalam artian belum melakukan hubungan badan.

Sunghoon tidak masalah dengan hal itu. Sunghoon ingin jay merampungkan dulu masa masa kuliahnya.

Sunghoon tidak mau jika jay pergi ke kampus dengan membawa perut besarnya itu. Sunghoon juga tau pasti itu akan melelahkan.

"Umm...mpph ah m-mas" jay menepuk pundak sunghoon yang artian nafas jay sudah mulai menipis.

Sunghoon segera melepas pangutan tersebut, dan sekilas mengecup bibir yang telah dirinya buat menjadi bengkak itu.

Jay segera menghirup nafas dengan segara. ""Hah...hah..hah.." sunghoon terkekeh tangannya ia angkat untuk mengelus surai halus sang istri.

"Maaf sayang wkwkwk" jay menatap sunghoon dengan kesal dan pipinya juga masih terdapat semburat merah karena malu.

"Ishh mas hoon!" Kesal jay

" Mas mau bilang makasih ya udah mau ngerawat mas, mas beruntung banget punya kamu, coba aja kalo dulu mas ga terima porjodohan ini, mungkin mas ga akan sebahagia saat mas sama kamu, thanks again dear, i love you" sunghoon mengecup kening jay.

Jay tersenyum ia mungkin juga akan mengucapkan hal yang sama kepada Mas Hoonnya. Jay menutup matanya, meresapkan kecupan lembut itu kedalam dirinya.

Hal kecil yang sunghoon lakukan itu sangat berarti untuk dirinya. Hatinya menghangat, rasa sayang yang sunghoon berikan kepada jay sungguh sangat dalam.

Sunghoon menyudahi kecupannya. Matanya dengan dalam menatap jay yang kini juga sedang menatapnya.

"I love you too..." jawab jay lirih, sunghoon tersenyum. Ah lihatlah istri cantiknya ini.

Sunghoon akan bersumpah ia tidak akan melepaskannya sampai maut sendiri yang memisahkan mereka. Sunghoon benar benar akan bersumpah.

Bahkan ia rela memberi semua kebahagiannya kepada sang istri. Sunghoon ingin menjadi tempat berpulangnya jay jika jay merasa sendirian dan lelah akan dunia ini.

"Kamu mau masak apa sayang?" Tanya sunghoon dan di jawab dengan senang hati oleh jay.

"Jay mau masak sob buntut, kayanya seger deh" jay melanjutkan acara masaknya yang tertunda.

Sunghoon hanya mengangguk. Ia masih betah memeluk istrinya itu yang sedang memasak. Jay juga tidak merasa terganggu dengan hal itu.

Baiklah teman teman mari kita tinggalkan pasangan yang sedang bermesraan ini. Kita lanjut lain kali untuk aktivitas couple kesayangan kita...


Disisi lain

"LO TU GA BECUS BANGET SI, MASA CUMA NGASIH RACUN BISA KETAWAN!!" murka seseorang yang memakai kemeja hitam itu.

"ma-maaf bos mereka terlalu cerdik dan cepat ta-tanggap"

"GW GA MAU TAU, MEREKA HARUS MATI, LO... LO HARUS BUNUH MEREKA, terutama pada pemimpinnya Park Sunghoon"

"Ba-baik bos saya akan me-melaksanakan printah anda" orang itu langsung pergi berlari meninggalkan sang ketua. Ia tidak mau mati konyol oleh bos nya itu.

"Park sunghoon... cukup cerdik dalam hal ini, akan ku pastikan kau mati di tanganku, tunggu saja pembalasanku" ucapnya penuh dendam.

















Yeaaayy tamat!!!!


Pada sejutu ga nih klo gw tamatin 😔😔

Aha pasti penasaran siapa tu orangnya... coba tebak tebakan sendiri ya gais, siapa tau bener wkwkwk

Ok cuma segitu yang bisa gw ketik, maap ya kalo masih ada typo atau kesalahan kata.

Jangan lupa vote sma komen gais. Makasih yang udah mau baca...

Wkwkwk byeee

Military  [SungJay]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang