Sebuah sinar terasa di kamar ketika matahari menyapa di pagi hari ini, walaupun terhalang dengan gorden, rasa panas tidak dapat terelakkan.
Sang pemilik kamar, sudah bangun sedari beberapa menit sebelum jam lima pagi, sebab Emine harus melakukan olahraga ringan pada pagi ini.
Setelah beberapa menit terbangun dari tidur, Emine turun dari tempat tidur dan melakukan mountain climbers di samping kasurnya.
Kemudian, Emine melakukan lompat tali di teras rumahnya.
Beberapa menit berlalu. Emine kembali masuk ke dalam rumah setelah selesai lompat tali, ia tidak langsung mandi, sebab masih harus melakukan pendinginan atau peregangan otot.
Peregangan ototnya dilakukan selama lima menit, lalu dilanjutkan dengan peregangan dengan busa rolling. Jika tidak segera melakukan pendinginan setelah berolahraga, maka berisiko mengalami cedera otot seperti keseleo. Namun, sebelum benar-benar melakukannya, Emine meminum segelas air.
Selesai dari peregangan otot, Emine kembali meminum segelas air.
Pakaiannya yang sudah terasa lembab karena keringat akibat olahraga pun membuatnya harus mandi selesai dari peregangan otot.
Di dalam kamar mandi membuat Emine hampir memakan waktu selama dua puluh menit, barulah ia keluar dengan sebuah handuk yang membungkus rambut basahnya, serta pakaiannya untuk berangkat ke kafe juga sudah dipakai olehnya.
Rangkaian skincare juga Emine aplikasikan ke wajahnya. Untuk rambutnya, Emine menggosok-gosok pelan rambutnya dengan handuk yang semulanya ada di kepala, kemudian ia sisir dengan pelan menggunakan jari, dan terakhir adalah mengoleskan vitamin rambut, lalu kembali mengeringkannya menggunakan hairdryer.
Sarapan pagi ini akan berbeda dari biasanya. Karena, Emine akan membuat makanan yang biasa dimakan untuk orang-orang yang diet.
Diet jarang dilakukan oleh Emine. Karena, baginya itu hanya akan menyiksa diri sendiri. Ia pemakan hampir semua makanan, namun tetap masih dalam batas wajar dan tentu ia kontrol, agar tidak berlebihan.
Emine mengambil jagung yang sudah dipotong-potong olehnya terlebih dahulu, telur dua butir, dan pakcoy di dalam kulkas, merebus semuanya. Hanya sebentar, lalu meletakkannya di atas piring, langkah terakhir mematikan kompornya.
Menu sarapan itu, Emine makan sambil menikmati tontonan sebuah drama dari negara yang dijuluki dengan Negeri ginseng. Drama keluarga yang keluarga, serta memiliki genre comedy, membuatnya sesekali tertawa ringan.
Sensasi yang ia rasakan setelah selesai memakan habis makanannya, adalah tidak terlalu kenyang. Tetapi, baginya itu sudah lumayan cukup untuk mengganjal perutnya.
Untuk makan siang nanti di kafe, yaitu nasi putih, tahu goreng, wortel, brokoli, ikan tongkol, serta sambal tomat, menjadi pilihannya.
Selesai memasak semua makanan yang akan dimakan pada siang hari nanti, Emine langsung memasukkannya ke dalam kotak bekal, menyusunnya dengan rapih. Tidak lupa air putih juga ia letakkan pada tumblr.
Merasa semua keperluannya sudah ada dalam tasnya, Emine bergegas mengunci semua pintu dan jendela rumahnya ketika sudah berada di luar, sebab jam sudah menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh delapan menit, memang jarak tempuh ke kafe tidak terlalu jauh, tapi takutnya jika ada macet di perjalanan, maka akan memakan waktu lebih lama dari biasanya.
Pagar yang sudah dikunci olehnya pun, membuat Emine langsung bergegas menghidupkan mesin motornya, lalu menjalankan dengan kecepatan yang lebih dari biasanya.
••••
Suasana kafe ramai seperti biasanya, namun kali ini mahasiswa dan mahasiswi yang lebih mendominasi, untuk karyawan kantor, hanya membeli sebentar, dan membawanya kembali ke kantor, mungkin karena ini hari Senin, jadi mereka memiliki kegiatan yang padat, sampai membuat mereka tidak memiliki waktu banyak untuk beristirahat di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Harapan
General FictionDi saat mencintai seseorang, adanya harapan-harapan di dalamnya memiliki peluang besar, bukan? Namun, bagaimana jika harapan-harapan itu tidak ada karena sesuatu terjadi di masa lalu dalam keluarga? Apa itu masih dikatakan cinta atau hanya sekedar...