•21•

1.5K 41 0
                                    

Assalamualaikum semua, maaf yaaa authornya baru bisa up hari ini.
Dikarenakan akhir" ini author nya gampang sakit, apalagi klo udah stress behh ga katulung sakitnya.

Ya udah ga usah lama-lama
Langsung aja

Happy reading guysss


Tempat pemakaman umum disinilah Intan dan Salma berada saat ini.
Seperti yang diucapkan Salma, dirinya menyetujui untuk membawa Intan pergi. Namun, Intan meminta sebelum dirinya pergi ia ingin ke tempat peristirahatan terakhir anaknya.

Arazka Nareswara bin Erda Nareswara.

Itulah nama yang tertulis, yang terpampang di gundukan tanah yang masih merah.

" A-assalamualaikum, anak bunda!" Salam Intan dengan gugup dan suara bergetar.

" Nak, maafin bunda ya sayang belum berhasil jadi ibu buat kamu hiks. Bunda gagal sayang hiks ... " Kini isakan memilukan sudah mulai terdengar.

" Kenapa kamu tinggalin bunda sayang, baru kemarin nak bunda merasakan tendangan kamu! Kenapa bukan bunda aja yang pergi hikss."

" Kalau bunda pergi pasti bunda ga akan sesakit ini n-nak, hati bunda sakit! Maafin bunda juga yang udah ga bisa sama ayah lagi. Nyatanya ayah kamu sekarang sudah memilih menikahi wanita lain dan menduakan bunda nak."

Deg

Mendengar itu membuat tubuh Salma menegang, bukankah Erda begitu sangat mencintai Intan, namun kenapa ia bisa menduakan sahabatnya?

Tak ingin memikirkan yang tidak-tidak Salma kini mengusap bahu Intan yang bergetar. Mau bagaimanapun membawa Intan pergi itu salah tapi ia tak memiliki cara lain untuk menenangkan Intan.

Kini Salma mulai merengkuh tubuh Intan, mendengar apa yang di ungkapkan sang sahabat membuat hatinya ikut merasakan penderitaannya.

" Kenapa harus kamu Ma? Kenapa?" Ucap Intan dengan lirih.

" Kenapa harus begini? Kenapa aku harus terus kehilangan semua yang ada di hidup aku? Semua yang aku miliki semua pergi dari kehidupan aku Ma."

" Apa ini hukuman untuk wanita hina macam diriku Ma?"
Tangisan menyayat itu sungguh menyentil hati.
Salma menggeleng, " Engga Intan, Allah menguji hambanya karena Allah itu sayang sama kamu. Allah ingin kamu sadar bahwa semua yang kamu punya hanyalah sebuah titipan dan suatu saat Allah akan mengambil itu semua dari kamu," jelas Salma menenangkan Intan.

" Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya, Allah mau yang terbaik untuk hambanya."

" Sudah ya sekarang kita pulang, nanti curhatnya dilanjut dirumah," sambung Salma mengajak Intan.

Intan mengangguk.

Selepas dari TPU kini Intan juga Salma sudah berada di rumah Salma, sedikit cerita ya. Salma adalah anak rantauan yang berkerja di kota ini dan rumah yang Salma tempati adalah rumah yang ia beli dengan hasil nya sendiri. Meski sederhana namun rumah ini sangat nyaman dan tenang.

Back to topik

" Sekarang kamu bisa cerita Intan, sebenarnya ada apa dengan pernikahan kamu, bukan bermaksud untuk ikut campur dan semoga dengan kamu cerita kamu bisa lebih tenang," ucap Salma menatap Intan.

Intan menatap Salma, " hati istri mana yang ga sakit ketika di madu oleh suaminya?"

" J-jadi maksud k-kamu mas Erda mempoligami kamu?" Tanya Salma tak menyangka.

" Aku pikir kamu ga sebodoh itu untuk mengartikan semua ini."

" Bukankah mas Erda sangat mencintai kamu?"

INTAN (End!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang