•30•

1K 32 0
                                    

HAPPY READING GUYSSS!





6 bulan berlalu, ya waktu memang berputar begitu cepat. Tepat hari ini usia kandungan Intan memasuki usia 7 bulan, selama kehamilan ini tak banyak berubah dari fisik namun Intan menjadi sangat sensitif.

Memasuki trimester ketiga, beruntung ia sudah tak merasakan morning sicness, walaupun begitu Erda sangat siaga selalu berada di samping Intan.

Dibalik sifat siaganya Intan dibuat jengah dengan dengan sifat positif Erda, ya saat usia kandungan Intan memasuki 4 bulan Erda samasekali tak mengizinkan Intan melakukan aktivitas seperti membereskan rumah, bahkan membereskan tempat tidur saja tidak boleh, astaga.

Menjadi rutinitas yang sangat membahagiakan, malam ini seperti biasa Erda akan siap siaga mengelus perut maupun pinggang Intan, karena seiring berjalannya usia kandungan Intan kini Intan sering mengeluh sakit pinggang, b bahkan anak yang berada dikandungan Intan sangat aktif jika menendang akan membuat ngilu.

Intan memejamkan matanya sesaat kala sang buah hati menendang lumayan kencang, Erda menatap Intan dengan sigap Erda mengelus lembut perut Intan. Terasa masih ada pergerakan disana.

" Huh, adek kalo nendang suka banget nyiksa Bunda," ucap Intan sembari ikut mengelus perutnya.

" Sayang kalo mau nendang jangan kencang-kencang ya, kasihan Bunda kesakitan loh," Erda mengecup perut Intan.

Erda bersyukur anakannya sangat aktif itu tandanya anaknya sehat didalam sana, namun ia juga kasihan terhadap Intan yang kerap meringis kala merasakan tendangan dari sang calon buah cinta mereka.

Erda menatap Intan, " sayang!" Panggilnya.

" Hm."

" Nanti kalo anak kita lahir mau dikasih nama siapa?" Tanya Erda pada Intan, Intan terdiam sejenak lalu menatap Erda.

" Aku ngikut aja mas, toh kita belum tau jenis kelamin ana kita," balas Intan. Ya Erda dan Intan memutuskan untuk merahasiakan jenis kelamin anak mereka biar kala lahir menjadi sebuah kejutan tersendiri.

Erda terdiam sejenak, " gimana kalo kamu siapin nama cowok dan mas kasih nama buat cewek. Mas rasa dia cewek deh," lanjutnya memberikan saran.

" Boleh, aku ngikut aja. Tapi harus harus dari A ya."

Erda mengangguk.

Larut dalam keheningan dan pemikiran masing-masing dering ponsel milik Erda menyadarkan mereka. Tertera nama Bunda disana.

" Hallo, assalamualaikum Bun."

"..."

" Boleh, mau diadain kapan?"

" ..."

" Nanti coba Erda ngomong dulu sama Intan."

"..."

" Iya, waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

Panggilan terputus.

" Kenapa mas?" Tanya Intan yang sedikit penasaran dengan topik yang dibahas Erda di telpon tadi.

" Usia kandungan kamu kan udah masuk 7 bulan jadi rencananya Bunda mau ngadain acara 7 bulanan buat kamu. Kamu ga keberatan kan?" Jawab Erda kembali dengan mengelus perut Intan, karena itu sudah menjadi kesenangan Erda sendiri.

Intan menggelengkan kepalanya, " mau diadain dimana mas?"

" Dirumah Bunda mungkin."

Intan mengangguk.

INTAN (End!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang