•10•

1.4K 45 0
                                    


Assalamualaikum semuanya ketemu lagiHehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Assalamualaikum semuanya ketemu lagi
Hehehe.

Happy reading guys!


'Huek' ... 'huek'

Huft.

" Kamu kenapa sih de?  Jangan buat bunda sakit nak." Ucap Intan seraya memejamkan matanya

Ia mencoba mengusir rasa pusing dan mualnua dengan memejamkan matanya, namun usahanya sia-sia, kini kepalanya semakin berdenyut, tubuhnya pun sangat lemas.

Ya tepat pukul 5 pagi tadi, Intan mengalami morning sickness.
Ditambah ia hanya sendiri di apartemen, Intan yakin bahwa Erda  suaminya tengah ke masjid untuk shalat.

Intan masih berupaya untuk bangkit dan melangkahkan kakinya saat rasa pusing yang ia rasakan mereda, namun baru beberapa detik ia melangkah rasa pusing kembali menyerang dirinya, dan berakhir tubuhnya pun limbung.

Bruk.

Tidak Intan tidak jatuh ke lantai, namun dalam dekapan sang suami, ya yang kebetulan Erda baru saja pulang dari masjid.

" Intan, hey kamu kenapa?" Tanya Erda dengan raut wajah yang begitu khawatir.

Intan menggeleng kecil, detik berikutnya Erda membopong tubuh mungil Intan, untuk ia tidurkan di  ranjang.

" Hey, kamu kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Erda beruntun.

Lagi dan lagi Intan menggeleng" engga mas, tadi aku cuma lagi morning sickness aja, dan itu normal kok," jelas Intan pada Erda

Erda mengangguk

Huft

Lega, itu yang dirasakan Erda, Erda bangkit dari sisi ranjang meniggalkan Intan, tak berselang lama Erda kembali dengan membawa nampan berisi secangkir teh hangat untuk Intan.

" Ini diminum dulu!, Siapa tau bisa enakkan," ucap Erda lembut diangguki oleh Intan.

Intan menerima secangkir teh hangat itu dan mulai meminumnya.
" Saya boleh pegang perut kamu?"  Tanya Erda

Uhuk ... Uhukk

Pertanyaan itu sukses membuat Intan tersedak teh yang baru saja ia teguk.

" Pelan-pelan Intan."

"I-ya mas."

" Jadi saya boleh tidak pegang perut kamu?"

Intan mengangguk

Setelah mendapatkan persetujuan dari sang empu
Erda segera menaruh tangannya dan mengusap nya dengan lembut.
" Anak ayah, jangan nyusahin bunda ya sayang!" Ucap Erda singkat namun Mampu membuat pipi Intan memerah ditambah kecupan lembut diperutnya.

Deg

Sontak membuat tubuh Intan menegang.

" M-mas!" Panggil Intan pada Erda

Erda mendongak menatap Intan " iya kanapa?"

" Em, aku Pengan ke makam ayah sama bunda, kalau kamu ga keberatan boleh ga aku minta anterin sama kamu mas?" Pinta Intan

Erda mengangguk " saya ga keberatan, tapi apa kamu yakin kuat, kamu masih lemas kan?"

" Aku sudah baik-baik saja mas, in sya Allah ga akan kenapa-kenapa kok." Jawab Intan

***

Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, kini Erda begitupun Intan tengah berada di depan pemakaman umum.

Tanpa berlama-lama Erda dan Intan melangkahkan kakinya menyusur makam dan berjalan menuju makam ayah dan bundanya yang berada dibelakang sana.

Intan dan Erda sampai ditujuan, Intan segera melangkahkan kakinya dan duduk bersimpuh diantara nisan ayah dan bundanya, sedangkan Erda ia memberi luang untuk Intan bercengkrama dengan kedua orangtuanya.

Melihat nisan milik ayah dan bundanya membuat hati Intan mendadak menjadi sandu, tangannya pun bergerak mengusap nisan yang berisikan kedua orangtuanya secara bergantian.

" Assalamualaikum ayah, bunda," salam Intan sebagai pembuka

Huft...

Intan menghela nafas, seketika lidahnya kelu, bahkan saat ini matanya pun ikut memanas.

" Intan kangen kalian."

" Ayah sama bunda, ga kangen sama Intan?"

" Padahal Intan kangen banget sama ayah sama bunda, gimana caranya biar rasa rindu ini bisa terobati yah, bund? Intan pengen cerita banyak sama kalian."

Tanpa ia sadari air matanya pun mulai menetes mengalir membasahi pipi indahnya.
Intan segera menyekanya, takut jika Erda akan melihat nantinya.

" Sekarang kehidupan Intan udah jauh berbeda, udah ga kayak dulu lagi, dan bahkan sebentar lagi Intan bakal jadi seorang Ibu."

" Ternyata begini susahnya ya jadi dewasa, Ayah sama bunda tau ga sekarang Intan jadi banyak ngeluh, Jujur Intan cape tapi Intan ga mau nyerah." Keluh wanita itu tanpa berhenti menangis

" Sekarang didalam perut Intan ada dia, dia yang bikin Intan ga mau nyerah, maafin Intan ya udah kecewain kalian."

" Maafin Intan yang ga bisa jaga diri hikss." Kata terakhir yang ia ucapkan degan isakan didalamnya.

Intan terdiam ia masih saja terus menangis, sekarang ia bahkan kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan betapa ia merindukan mereka, sebegitu sakit dan terlukanya dilanda rasa rindu yang tak akan pernah bisa terobati.

Pemandangan itu tak luput dari pengelihatan Erda, ia menatap lekat Intan yang tengah menangis sembari mengusap batu nisan milik kedua mertuanya, Erda melangkah mendekati Intan dan bersimpuh disamping istrinya sembari mengusap lembut kedua bahu Intan, supaya Intan sedikit tenang.

Sontak tubuh Intan menegang karena terkejut namun selang beberapa detik ia kembali menetralkan rasa terkejutnya," eh mas Erda." Ucap Intan sembari menghapus sisa-sisa air matanya.

Erda tersenyum

" Intan lupa, ayah bunda kanalin ini mas Erda, suami Intan." Tutur Intan memperkenalkan Erda.

" Iya ayah, bunda saya Erda, laki-laki brengsek yang sudah membuat hidup Intan hancur."

" Saya adalah luka bagi Intan, saya minta maaf karena sudah mengambil paksa apa yang sudah kalian jaga yang sudah Intan jaga selama ini, karena jujur kejadian itu sangatlah jauh dari batas kendali saya."

" Tetapi saya sudah mempertanggungjawabkan semua perbuatan saya, in sya Allah saya akan terus berusaha untuk belajar menerima dan mencintai Intan sepenuh hati saya," ucap Erda begitu lembut nan tulus.

" Dan saya akan terus berusaha untuk menjaga dan membahagiakan Intan sebisa saya." Lanjut Erda bersungguh-sungguh.

Setalah hampir satu setengah jam Erda dan Intan di tempat ini, membuat Erda sedikit khawatir
" Tan kita pulang yuk." Ajak Erda mengusap punggung Intan.

" Ga baik lama-lama buat kandungan kamu, kita pulang ya, besok kita kesini lagi." Lanjut nya dengan penuh kelembutan.

Intan mengangguk.

"Iya mas." Jawab Intan sembari berdiri dibantu Erda.

Setelah perbincangan yang lumayan panjang disertai doa oleh Erda dan Intan, mereka memutuskan untuk pulang, karena kasian Intan harus berposisi bersimpuh takut akan berakibat dengan janinnya.

TBC.

Gimana guys part nya, bosan ya?, Huft
Sampai sini dulu kapan " lagi.

INTAN (End!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang