•29•

1K 31 0
                                    







Hai"

Happy reading guysss





Huek-Huek-Huek

  Pagi ini rutinitas baru Intan masih berusaha mengeluarkan sesuatu yang akan keluar dari mulutnya. Sudah hampir 3 kali dari semalam Intan harus bolak-balik ke kamar mandi hanya untuk muntah akibat rasa mual yang melandanya.

Erda dengan telaten memijat tengkuk Intan, meski matanya sangat berat karena semalam dirinya lembur mengerjakan tugas kantor dan harus begadang menjaga Intan yang terus mual-mual.

Huh

Dengan upaya yang dilakukan kini semua yang ada dalam perut Intan terkuras, saking lelahnya Intan pun menangis dalam pelukan Erda.

" Intan cape Mas!" Ucap Intan dengan suara lemah bersama air mata yang masih mengalir juga keringat yang membanjiri wajah bahkan rambut Intan.

Erda mencoba menenangkan Intan, dirinya amat tidak tega melihat Intan seperti ini, tapi mau bagaimana lagi ini sudah kodrat istrinya walaupun hampir 10 persen ada suami yang ikut merasakan mual bahkan mengidam.

" Sabar ya, sayang!" Jawab Erda mengecup puncak kepala Intan.

Kini Erda menggendong tubuh Intan, dibaringkannya tubuh lemah Intan di ranjang, mengelus lembut perut Intan yang berisi buah cintanya.

" Sayang! Anak Ayah jangan bikin Bunda sakit ya, kasihan Bunda jadi cape," dialog antara Erda juga calon buah hatinya meski tak ada respon apapun Erda yakin anaknya akan paham

Kini atensi Erda teralihkan menatap Intan yang masih memejamkan matanya mungkin istrinya terlalu lelah akibat begadang karena rasa mual nya tadi.

" Gimana udah enakan?" Tanya Erda.

Intan mengangguk.

" Mau mas bikinkan teh hangat?" Tawar Erda dan hanya dibalas anggukan oleh Intan.

Kini Erda turun dari kamarnya menuju dapur, untuk membuatkan teh hangat untuk meredakan mual dan itung-itung menambah sedikit energi untuk Intan.

" Intan masih mual?" Tanya Asih yang melihat Erda baru saja sampai dapur.

" Iya Bun, kasihan banget udah hampir 3 kali Intan bolak-balik ke kamar mandi."

" Astaga, ya sudah kamu mending siap-siap gih berangkat ke kantor. Biar bunda yang urus Intan."

" Erda ga usah ke kantor dulu ya Bun, Erda ga tega ninggalin Intan sendiri," pinta Erda yang tak tega meninggalkan Intan sendiri, Erda khawatir jika nanti terjadi sesuatu pada Intan.

Yah sedikit informasi bahwa kini Erda juga Intan berada di kediaman keluarga Nareswara meski sementara kurang lebih sekitar satu sampai dua Minggu, dan itu atas permintaan Asih yang mengetahui bahwa sebentar lagi ia kan memiliki seorang cucu.

" Ya terserah kamu, kalo emang ga ada pekerjaan penting atau ada meeting kamu di rumah ga papa," balas Asih sembari menata beberapa menu masakan untuk sarapan pagi ini.

Erda mengangguk, sebenarnya hari ini Erda ada jadwal yang lumayan penting karena ia ada meeting dengan salah satu klien dari negara sebrang yang ingin bekerja sama dengan perusahaannya.

Namun melihat Intan yang seperti tadi membuat Erda khawatir jika ia meninggalkan Intan dirumah sendiri, ya meskipun ada Bunda Asih juga bibi tetap saja yang namanya Erda pasti tak akan tega.

Dirinya sudah berjanji akan menjaga Intan, dan sekarang Intan sudah menjadi prioritas seorang Arzanka Erda Nareswara.

Seusai membuat teh hangat Erda beranjak dari dapur menuju kamarnya, terlihat Intan yang masih sama seperti tadi mungkin sudah menyela kedalam mimpi.

INTAN (End!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang