Aksara Bercerita

Bab 6

Mengalun bersama rintik sendu,

Dimanakan rindu berpijak saat ini, di ujung semu? di ujung candu? Atau di ujung pilu?

Ku ingat kau dendangkan lagu kesukaanmu, bait-bait yang melukiskan nuansa kalbu, saat itu-saat kita masih menjadi kita, sebelum akhirnya satu kata mencerai beraikan asmara.

Pada senyum yang merekah
Pada rindu yang pasrah

Ah, lagu sendu selalu ampuh mengenang luka. Setelah meraki asmara dengan ketulusan tiada tara. Nyatanya, aku pernah menjadi insan paling bahagia bersamamu, yang pada akhirnya kau bosan dengan lagumu.🦋

#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&

Mengalun bersama kerinduan semu,

Kadang manusia menikmati musik sekadar mencari sensasi, kadang juga mendengarkannya hanya sebagai peneman sepi. Dan sisanya, mereka terlalu serius menghayati setiap liriknya, sehingga rindu dan sendu kadang merasuki dirinya.

Masalahnya, aku hanya suka satu lagu, and well tentu aku putar selalu hingga berlarut-larut. Apakah seperti itu cintaku padamu? Bukankah musik menggambarkan suasana hati seseorang? Berlarut-larut kuputar lagu yang sama, setelah usai kuulang kembali alunannya. Peduli setan apa kata orang, toh ini hidupku.

Mungkin aku yang terlalu dungu, atau aku yang terlalu mencandu? Sungguh ingin kutanyakan padamu, heroin apa yang kau suguhkan padaku? Sekadar kuhirup harumnya, terkulai lumpuh segala eunoia. Akhirnya, aku hanya terpana padamu, tertunduk padamu.🦋

#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&

Musik merupakan bagian dari kehidupan
Dari yang hanya sekedar hiburan
Bahkan menjadi teman dalam soal percintaan
Bahkan yang tidak suka musik sekalipun.
Musik edentik dengan syairnya yang mampu membawa pendengarnya turut serta dalam dunianya
Seakan yang dilantunkan adalah yang ia rasakan
Petikan gitar dan bunyi piano turut seakan merintih kesakitan
Menambah suasana semakin mencekam. 🍁🦅

#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&

Nada cinta di dengar semesta
Mereka menari bersama
Di waktu hampir senja
Dengan tawa
Nada terus bermelodi
Selamanya tak terhenti
Yah itulah cinta abadi.

#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&

Pada suatu ketika aku mendengarkan lagu, mengalun dengan indahnya dalam nada dan juga lirik yang indah. Lagu yang mengalun dengan sangat merdu itu, membuat ku mengingat akan betapa parasmu yang selalu membuatku rindu, karena hobimu adalah menyanyi dan mendengarkan lagu.

Dalam makna lagu favoritku jika seseorang itu memang takdirku niscaya akan kembali kepada ku dan aku percaya itu seperti perkataan Ali Bin Abi Thalib, sebuah kalimat yang selalu membuat ku tenang dan terharu akan indahnya dalam maknanya tersebut.

Aku mencintaimu dalam diam, walaupun kau sudah mengetahui hal itu, tetapi aku lebih memilih diam, karena aku tidak akan menemukan yang namanya penolakan. 🐼

#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&

Kala itu sore hari. Kita duduk berdampingan menikmati alunan suara dari piringan hitam dengan uap teh yang menghangatkan dari hawa. Bait demi bait kita utarakan menjadi satu episode yang utuh untuk hari itu. Saling melepas rasa yang sempat tertahan untuk dijadikan perban. Setidaknya bisa tertutupi meski tidak menjamin bisa melindungi. Ah... sesyahdu itukah cerita sore kita? Maka, izinkanlah aku mengenangnya jika memang tidak bisa mengulangnya.

#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&

Aku mengawali aktifitasku dengan sebuah alunan musik yang indah indah dan penuh makna.....banyak orang berkata bahwa musik dan lagu yang diputar adalah gambaran dari suasana hati seseorang namun terkadang aku suka bingung bingung sama perasaan hati yang tak karuan aku sangat sering memutar lagu lagu yang menunjukkan kegalauan dan kerinduan terhadap seseorang yang dicinta namun lucu nya aku tak tahu entah siapa yang kurindu dan entah siapa pula yang kucinta hahaha inikah yang dinamakan hati dan pikiran yang tak sejalan? Inikah yang dinamakan membohongi diri sendiri? Seolah pura pura tidak tahu akan hati yang sedang pilu...entahhhh lahh aku juga bingung biarkan waktu yang melalui nya dan biarkan keadaan yang menjawabnya.

#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&