Mari bercerita
Ini tentang malam,
tentang rasa yang suram,
Ini bukan hanya tentang malam,
tentang terangnya bolam.Saat sore menjemput temaram,
Saat bulan merundung malam,
Saat bintang meminta senyum,
Saat gelap telah bersemayam.Selimut tlah tertanggal,
Rambut memeluk bantal
Perjanjian di ambang batal
Nafas mulai tersenggal.
🦋#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&
Temaramnya nabastala yang terhiasi oleh lautan lintang dan hadirnya wulan dengan afsun pendar melengkapi indahnya malam nan sejuk. Semilir yang diam-diam masuk melalui celah jendela bilik dengan mesranya membelai suraiku hingga membuatku terpejam merasakan nikmatnya. Ditemani oleh seduhan rempah yang hangatnya mendominasi malam dengan uap meraba lembut ke tubuh seolah ingin mendekapku untuk melindungi dari dingin. Sialnya malam dingin ini memberiku sepucuk memori rindu hingga berhasil membuatku tersedu.
#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&
Sebuah bangunan yang berdiri kokoh yang berlandaskan pondasi pondasi yang dibangun dengan berbagai jerih payah dan komitmen yang sangat erat begitu pula sebuah hubungan pondasi sangatlah diperlukan untuk mempereratnya dan mengikatnya menjadi satu kesatuan yang utuh yang katanya tak kan runtuh yang katanya tak kan hancur yang katanya tak kan jatuh.....Namun bagaimana jika yang terjadi justru malah sebaliknya bangunan itu akan runtuh hubungan itu akan rapuh.siapa kah yang harus dipersalahkan? Siala yang harus dimintai pertanggung jawaban? Apakah pondasinya yang salah peletakan? Atau justru adanya pondasi baru yang dibangun oleh salah satu pihak secara diam diam? Kalau memang iya dan benar itu terjadi apakah perlu memberikan kesempatan kedua? Atau justru melepaskan keruntuhan itu dengan iklhas? Jika pun ada kesempatan kedua tapi hatiku tetap sama sama seperti yang telah terjadi saat ini yaitu sakit dan hancur sehancur hancur nya.
#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&
Di bawah sinar rembulan
Di saat lelap dan kantuk menyiksa raga
Kita pernah asik berbincang ria
Telusuri ruang waktu dengan senyum dan canda tawaSapamu yang khas,
Menjamuku setiap pagi, siang dan malam
Kini hanya tersisa ampas
Tak kutemui lagi tawa dan senyumRindu-rindu bermalam, atma tak henti memanggil
Angin berhembus daksa tak henti menggigilHidangkan aku sekali tentang tawa
Lenyapkan sedikit saja rindu yang menyiksa
Tak apa sekalipun itu hanya pura-pura
Sebab, segala cerita hanya perihal duka🦅🍁#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&
Malam hari di hiasi oleh langit, bintang dan juga bulan berdiri sebuah rumah.
Rumah singgah yang di tempati oleh banyak orang, rumah juga tak selamanya menjadi rumah, karena kepahitan didalamnya.
Bukan tentang siapa yang menetap lebih lama, tetapi tentang siapa yang bertahan lama?
Rumah juga bagaikan kehidupan di penjara yang membuat semua orang merasakan yang namanya patah hati bagaikan pisau yang tajam membuat luka dan hati ini membisu.
Tapi ini bukan soal rumah.
Nyatanya hanya singgah di dalam pertemuan sementara bukan untuk menetap di hati ataupun pikiran.Rumah bukan tempat segalanya untuk pulang, karena rumah lah tempat yang menjadi berteman dengan luka.
Luka dan juga trauma ada di dalamnya, entah sampai kapan?
Waktu terus berjalan hingga ku tak peduli namanya kebahagiaa, yang aku butuhkan hanyalah tenang bersama angin yang terbang.
Angin berhembus dengan kencang bersama bintang-bintang membuat ku selalu mengerti makna sesungguhnya dalam kesepian tanpa teman. 🐼
#&$%=)=%+!()#="?$!#=@%@??@=#+$?%))&
![](https://img.wattpad.com/cover/330391353-288-k222302.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Bercerita
RandomSerandom ini perasaan kita tentang kesedihan, kadang sesuatu yang tak diinginkan selalu datang duluan. Mungkin memang semesta punya kejutan yang lebih dari sekadar keingingan kita.