Basecamp Ander kini ramai anggota tanpa adanya ketua disana. Aksa yang dulunya selalu menjadikan Markas Ander pelarian, kini lebih memilih tempat lain. Entah itu rumahnya atau dimana. Yang pasti, Aksa sangatlah takut pada Mamanya jika sudah persoalan babak belur karena geng motor.
"Daf, Aksa kenapa? Ga biasanya Aksa kayak gini?" Tanya Reza
"Gua juga ga tau Za, Lu liat sendiri kan tadi dia gimana ke gua" Ucap Dafa dengan wajah cemasnya.
"Kayaknya Aksa lagi butuh waktu sendiri" Lanjut Dafa
"Ya udalah, biarin kaya gini dulu"
"Tapi kalau tiba-tiba Vanda nyerang gimana?"
"Gue pikir mereka juga ga bakal gerak dulu, Lo pada liat kan Farel kek mana tadi" Jawab Dafa yang di angguki oleh semua anggotan Ander.
"Yaudah Bro, gua balik RS dulu" Ucap Dafa sebelum melenggang pergi.
"Siapa yang sakit Daf?"
"Maura, tapi kayaknya udah baikan sih" Jawab Dafa yang diangguki semua geng Ander yang tentunya sudah sangat mengenali Maura.
"Salam buat Maura Daf, moga cepet sembuh"
"Thanks Bro. Gua duluan"
***
Aksa baru saja memasuki rumahnya, dengan penuh harap mamanya belum pulang.
Tapi percuma jika adik kecilnya yang baru berumur 7 tahun itu ada. Lili. Ia datang disaat Lili tengah bermain Barbie di ruang tamu.
"Kakak kenapa?" Tanya Lili pada sang kakak
"Gapapa, Li. Jatuh doang tadi" Ucapnya sambil berjalan menuju kamarnya
"Lili bilangin mama ya Kak" Aksa membelalak
"Ember banget sih Li. Diem aja napa?"
"Kak Aksa ga boleh nakal-nakal"
"Rese"
"Habis berantem kan Kak?"
Aksa yang baru beranjak seketika memelototi Silia lagi.
"Apa?" Ucap Lili menantang.
"Apa Lo?" Jawab Aksa
Seketika, Lili berdiri hendak memukul Aksa.
"Apa ha?" Ledek Aksa pada Lili sengaja lalu berjalan mundur sambil menjulurkan lidahnya.
Sungguh Lili benar-benar ingin menonjok kakaknya saat itu juga.
"Kak Aksaaaa" Lili berteriak
"Lili jelek"
Lili yang tidak bisa menggapai Aksa menyerah lalu berjongkok menangis. Ia terlalu kesal pada Aksa.
Aksa yang melihat itu terkekeh lalu menghampiri adiknya. Lili menangis dan berteriak dengan keras, semakin membuat Aksa gemas. Dasar Aksa.
Aksa kemudian ikut berjongkok lalu berniat menggendong adiknya. Namun di tolak Lili. Sepertinya Lili benar-benar kesal.
"Masa gitu doang marah" Ucap Aksa yang masih setia berjongkok depan Lili
"Bodo" Bentak Lili
"Siapa yang bodo?"
"Kakak!"
"Masa sih?" Lili tiba-tiba memukul bahu Aksa keras tepat pada bagian memarnya setelah bergulat dengan Farel
"Aduhhh" Respon Aksa membuat Lili mendongak. Aksa memicingkan matanya melihat Lili
Aksa memilih mengalah lalu kemudian menggendong adiknya paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Farewell
Teen FictionDia Maura, si gadis pendiam yang sangat lihai menyembunyikan rasa sakit. Kuat. Kelemahannya hanya ada pada Bundanya. Dan Aksa, sahabat rasa Kakak sekaligus cintanya. Dia Maura, si gadis cantik yang sangat berani menentang ketidakadilan. Pintar. Kele...