Sudah 4 hari Maura terbaring lemah di kamarnya dan tidak masuk kuliah. Sejak malam itu, Maura selalu merasa lemas dan tidak memiliki nafsu makan. Alhasil, hingga saat ini wajahnya terus memucat dan hanya bisa berbaring sepanjang hari dikamarnya. Jika ditanya, kenapa tidak dibawa kerumah sakit, kalian sudah tahu jawabannya. Selama Maura masih dalam keadaan sadar, ia tidak akan melihat dirinya berada dalam perjalanan menuju rumah sakit.Di sisi lain, Dafa baru saja menyelesaikan kuliahnya hari ini, merasa lama tidak bertemu Maura, ia berniat mengajak Maura hari ini berjalan-jalan ke mall. Sudah sedari pagi pesannya belum di balas oleh Maura, padahal sekarang sudah sore. Dafa tahu jika jam segini, kuliah Maura sudah selesai. Akhirnya Dafa memutuskan untuk menelepon Maura
Panggilan pertama tidak diangkat. Panggilan kedua pun akhirnya di angkat
"Halo, Assalaamu'alaikum Ra?" Ucap Dafa
"Wa'alaikumussalaam" Jawab seseorang diseberang sana
"Loh, ini siapa ya?" Bingung Dafa
"Ini Dek Dafa ya?, saya Bibi" Jawabnya
"Oh Bibi? Mauranya mana Bi?"
"Dek Maura lagi tidur Dek"
"Loh, kok tumben? Biasanya masih di kampus kalau jam segini"
"Ini Mauranya lagi sakit Dek, udah empat hari nggak ke kampus"
"Ha? Terus sekarang dimana Bi?"
"Di rumah kok Dek"
"Ya udah Bi, saya kesana sekarang"
"Iya Dek"
"Ada yang mau dititip ga Bi?"
"Oh ini Dek, bisa minta tolong beli sambung obatnya Maura?"
"Fotoin aja Bi, nanti Dafa mampir ke apotek"
"Makasih Dek"
"Iya Bi"
"Assalaamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalaam"
Telepon pun diputus oleh Dafa. Ia kaget, bagaimana bisa sudah 4 hari Maura sakit namun tidak ia tahu. Ia merasa gagal menjadi sahabat.
Setelah ia mendapat beberapa obat yang dititipkan Bi Vivi, ia bergegas menuju rumah Maura. Perasaannya tidak tenang.
Sesampainya disana, ia disambut oleh BI Vivi dan segera dihantarkan menuju kamar Maura.
Terlihat disana Maura sedang bersandar diatas ranjangnya sambil menatap kosong ke arah jendela.
"Barusan bangunnya Bi?" Tanya Dafa pelan pada Bi Vivi
"Iya, Dek" Dafa ber oh-ria
"Dek, Bibi ambilin buburnya Dek Maura dulu dibawah ya. Habisnya dari pagi cuma makan dikit, mumpung lagi bangun"
"Eh, iya Bi" sebenarnya Dafa tidak enak jika hanya berdua disini, tapi semoga Maura mengerti.
Dafa kemudian meletakkan obat-obatan itu diatas nakas Maura, dan berniat mengalihkan fokus Maura yang sedang menatap kosong.
"Ra" Panggilnya. Merasa tidak digubris, Dafa melangkah kedepan Maura dan mengagetkannya
Duarrr.. Maura seketika terkaget
"Daaf" Ucapnya parau. Dafa menatap Maura Iba. Maura sangat akrab menyendiri. Dafa menebak, belum pernah ada temannya yang menjenguknya. Ia tahu betul Maura tidak memiliki teman dekat selain dirinya dan Aksa. Namun kini, sepertinya tersisa dirinya saja. Siapa lagi yang akan menjenguk Maura selain dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Farewell
Teen FictionDia Maura, si gadis pendiam yang sangat lihai menyembunyikan rasa sakit. Kuat. Kelemahannya hanya ada pada Bundanya. Dan Aksa, sahabat rasa Kakak sekaligus cintanya. Dia Maura, si gadis cantik yang sangat berani menentang ketidakadilan. Pintar. Kele...