chapter 7

184 23 1
                                    

Light bangun begitu awal dan sedang bereksperimen dengan teigu milik zank yang sempat ia ambil dari zank.

di kehidupan sebelumnya dia adalah pegawai perusahaan teknologi ternama. Light tengah membuat sebuah kacamata dari bahan spectator.

"Selesai!" Ucap light tersenyum puas.

Kacamata itu berlensa biru dengan pinggiran berwarna merah dan light memakainya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Najenda.

Light melihat Najenda tengah bersandar di dinding sambil menghisap rokoknya.

"Memodifikasi teigu" jawab light.

Dalam pengelihatan light ia bisa melihat semua gerakan layaknya hologram. Dalam penglihatan light kini nanjenda tengah bugil tanpa pakaian.

"Begitu yah" gumam Najenda pergi.

🌀🌀🌀🌀

Light tengah memasak makanan di pagi buta. Tiba-tiba akame berjalan kearah dengan rambutnya diikat dan memakai celemek.

"Apa yang kau buat?" Tanya akame.

"Omlet" jawab light.

"Tanpa sayuran" ucap akame menyingkirkan sayuran diatas meja.

"Kau harus belajar makan sayuran" balas light mengambil kembali sayuran itu.

Dapur penuh keributan begitu terjadi perdebatan antara akame yang tidak ingin makanan dicampur dengan sayuran.

"Ini makanlah!" Pinta light menyodorkan sesendok omlet.

Akame memakannya dan matanya membulat karena rasanya begitu enak.

"Ajari aku!" Pinta akame.

Tanpa aba-aba light memeluk akame dari belakang lalu mengarahkan tangannya.

"Pertama kau harus seperti ini dan ini" ucap light memberi tahu.

Dengan penuh semangat akame mengikuti seluruh intrusi dari light. Tanpa menyadari light sering kali mencium leher putihnya.

"Apa yang kalian lakukan" tanya mine dengan wajah terkejut.

"Memasak" seru keduanya.

Tak lama light membawakan masing-masing omelet buatannya ke atas meja.

"Kau tidak memasukkan racun kan?" Tanya mine.

"Racun untuk Apa. Lebih baik obat perangsang" balas light.

Mine membulatkan matanya karena ia sudah memasukkan banyak omelet ke mulut nya.

"Bercanda" ucap light.

Light pergi keluar dengan membawa kopi dan nampak tengah membersihkan pedangnya.

"Pria yang menarik" gumam leone.

"Aku ingin berlatih Dengannya" ujar tatsumi dengan mata berbinar.

🌀🌀🌀🌀

Tatsumi tengah push up dengan pedang light sebagai pemberat. Hal itu membuatnya tersiksa.

"Stamina mu harus ditingkatkan. Percuma saja punya keahlian pedang jika kau lembek" ujar light bersedekap dada.

Tidak hanya berdua disana, ada juga sheele yang mengawasi, sambil duduk canggung.

"Maafkan aku. Aku tidak ahli dalam apapun selain membunuh" ucap sheele meminta maaf.

"Ayolah bahkan esdeath hanya ahli dalam membunuh dan menyiksa" balas light memberi tahu.

Light menarik tubuh sheele kedalam dekapannya membuat gadis canggung itu memerah.

"Aku ingin bertanya sesuatu" ucap shelee gugup.

"Mengenai teman perempuan mu" balas light sambil menembak.

Kedua mata shelee nampak membulat. Dulu dia punya teman baik, namun karena suatu kondisi yang memaksa sheele untuk membunuh kekasih temannya itu.

Sejak saat itu temannya sudah tidak pernah terlihat lagi oleh dirinya. Sheele merasa sangat bersalah akan hal itu.

"Dia sudah menikah dan memiliki seorang putra" ucap light memberi tahu.

"Benarkah?" Tanya sheele.

"Ya" jawab light singkat.

"Syukurlah dia punya kehidupan normal" ucap shelee lega.

Tiba-tiba tatsumi berjalan lesu kearah mereka sambil menggendong pedang light di pundaknya.

"B-berat sekali" Ucap tatsumi tidak kuat lagi.

"Maaf yah tatsumi. Karena aku meminta menu latihan pada light-san yang aneh-aneh" ucap shelee meminta maaf.

"Tidak-tidak kok" balas tatsumi cepat. "Dengan ini aku bisa menjadi lebih kuat" lanjutnya dengan nada semangat.

"Beberapa hari yang lalu aku membuat daging milik akame hangus menjadi abu" ucap sheele bercerita.

Sheele masih ingat bagaimana akame menodongkan pisau dapur kearahnya. Tatsumi menahan tawanya.

"Lalu bersih-bersih, aku mengacaukan semuanya dan membuat pekerjaan bulat menjadi lebih banyak" ucap sheele lesu.

Ekspresi bulat hanya tertawa saja dan memintanya untuk jangan terlalu memikirkan soal itu.

"Yang paling parah aku salah mengira mana garam dan gula. Membeli garam padahal seharusnya gula Serta membuat Leone menertawai ku" ucap sheele dengan wajah malu. "Dalam jumlah begitu banyak" lanjutnya.

Sheele masih ingat bagaimana Leone menertawainya sambil guling-guling dilantai.

"Serta aku tanpa sengaja mencuci mine dalam mesin cucian" ucap shelee menutup wajahnya karena begitu malu.

"Entah kenapa yang terakhir aku merasa tidak keberatan sama sekali" gumam tatsumi.

Karena terlalu menunduk itu membuat kacamata sheele terjatuh dan light menangkapnya.

"Terimakasih" ucap sheele sambil memasangkan kacamatanya kembali.

Seekor wyvern mendarat tepat di samping light dan nampak menunduk hormat.

"Keren" ucap tatsumi dengan mata berbinar layaknya bintang.

Demon memberikan sebuah surat yang sendari tadi dia gigit lembut di mulutnya. Light mengambilnya dan membacanya singkat.

"Aku harus kembali" ucap light berdiri.

Pedang di punggung tatsumi kembali ke punggung light. Sepertinya ada sesuatu yang cukup besar.

"Secepat ini" ucap sheele.

"Tiga bawahan esdeath sudah kembali. Seseorang harus membereskan mereka" balas light menaiki demon. "Itu tugas ku sebagai anggota night Raid terkuat" lanjutnya sambil sombong.

Tatsumi nampak sweatdrop karena light menekan kata (terkuat). Dalam sekejap demon melesat mengapai langit.

"Esdeath sudah menaklukkan suku utara" gumam light melihat isi surat itu. "Itu lebih cepat dari animenya" lanjutnya.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Oh iya jangan lupa vote!

Salam hangat dari author!

Bye!


Akame Ga Kill: Light Arc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang