34 - Penangkapan

1.3K 225 67
                                    

Sore semua...

Maaf, karena kesorean update part terbarunya:)

Yuk, yang cuma diem boleh loh tekan tombol VOTE nya, gratis kok hehe

KOMEN yang banyak, oke?

Happy reading^^

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Ratusan orang berlalu-lalang untuk pergi dan datang. Ada yang melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, ada juga yang hanya diam menahan tangisnya sendirian. Ada yang kehadirannya disambut hangat, ada pula yang hadirnya tak dijemput kerabat. Dan di antara semua itu seorang pria dengan turtle neck dan leather jacket hitam berlari menuju derpature hall untuk mencari tuannya.

Manik berkaca mata itu mengedarkan pandangan ke seluruh sudut. Beberapa saat setelahnya ia menekan ear piece-nya dan berucap, "Target sudah terlihat."

Berlari dengan hati-hati Pandu lantas mendekat ke arah Romi yang tengah dalam pemeriksaan barang-barang. Tepat di jarak lima meter pria itu menoleh dan mendapati keberadaan Pandu. Tak kalah cepat, Romi lantas berlari tanpa peduli dengan barang-barangnya.

"Menuju luar bandara," ucap Pandu masih dalam keadaan berlari.

Menyibak kerumunan dan sedikit membuat kekacauan, Pandu terus berlari hingga keduanya menjauh dari lalu lalang orang.

BRUG

"Argh, sial." Kata Romi lantas memegangi kakinya yang sepertinya terkilir.

Pandu menghentikan langkah tepat di depan Romi dan menatap dengan tajam. Pria yang masih terduduk itu tersenyum pahit lantas berucap, "Dasar penghianat."

"Pembunuh." Balas Pandu disusul dengan senyuman miring.

"Kamu benar-benar tidak tahu terima kasih. Kalau bukan karena Sukma yang memaksaku agar kamu ikut denganku, mungkin saat ini kamu tak memiliki apa-apa. Karena kamu dan ibumu hanya orang miskin yang mengemis padaku," ucap Romi angkuh.

BUG

"Jaga bicaramu. Bukankah kamu sendiri yang menjadikanku sebagai tangan kanan, sekarang apa kamu sudah menyesal?" balas Pandu yang sudah mencengkeram kerah kemeja Romi.

"Ya, aku menyesal telah memberikan posisi itu pada seorang penghianat." Jawab Romi lalu berusaha melepas tangan Pandu dari bajunya.

"Dikhianati pun itu belum mampu menembus dua nyawa yang kamu layangkan 13 tahun silam, Romi Sanjaya." Lanjut Pandu lantas melepas kerah Romi dengan kasar.

"Kalau saja aku tidak bertemu dengan Pak Jov, mungkin aku tidak akan pernah tahu bahwa kamulah orang yang membunuh bibi dan ayahku.

Sukma dan Romi dulunya berteman akrab. Hingga akhirnya Sukma harus pindah ke Jogja setelah menikah sebab ikut bersama dengan Handi. Saat Pandu masih SMA, Sukma mulai menjalin komunikasi lagi dengan Romi. Perempuan itu meminta Romi untuk menjadikan Pandu sebagai bawahannya. Melihat ada pontensi besar di diri Pandu membuat Romi bersedia menerima keinginan Sukma. Pandu disekolahkan hingga lulus menjadi sarjana dan langsung bekerja di bawah perintah Romi.

Arnav dan Lautan | Haechan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang