بسم الله الرحمن الرحيم
Awali dengan basmalah...
Jangan lupa shalat 5 waktunya yah.
"Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat."(QS. An-nur: 31)
Pesantren Nurul Huda sudah terlihat di depan mata. Najma yang sedang duduk di bagian belakang menelan ludahnya kasar. Sedangkan Ayah Ilham yang sedari tadi mencuri pandang ke arah putrinya dari balik kemudi hanya bisa tersenyum simpul. Hari ini mereka berniat bertamu kekediaman keluarga Kyai Faiz."Anjir, kok gue deg-degan sih," gumamnya sambil menggigit kuku jarinya. Dava yang berada di sampingnya terkekeh jahil.
"Ciee mau ketemu camer," godanya sembari menyenggol lengan Najma.
"Apaan sih!" Najma mendelik sinis ke arahnya. Bisa-bisanya Dava melawak di saat dia sedang panas dingin. Tapi kalau dipikir-pikir, kenapa dia jadi deg-degan gini. Harusnya ia biasa saja.
Gerbang tinggi itu pun terbuka menampilkan suasana yang sangat asri dipandang. Banyak pohon-pohon dan juga beberapa anak santri yang mungkin akan mengaji. Entahlah, Najma tidak tahu.
Mobil mereka pun sudah terparkir dengan kendaraan lain. Najma keluar lebih dulu, lalu diikuti yang lain. Satu kata yang berhasil Najma ucapkan, yaitu tenang. Satu kata yang berhasil menggambarkan semuanya. Dava saja ikut terkagum-kagum melihatnya.
"Yuk, kita ke ndalem," ajak Ayah Ilham.
Najma lantas menoleh. "Ndalem tuh apa?" tanyanya bingung.
"Katanya pernah baca novel islami, kok ndalem juga nggak tahu," seru Dava.
"Ih, baca sekilas doang," jujur Najma. Waktu itu ia hanya baca sedikit, itu pun hanya sinopsisnya saja. Selebihnya ia mendengar Citra berceloteh tentang isi ceritanya. Dan yang menempel sampai sekarang itu hanya kata "Gus." Karena itu yang membuatnya tertarik pertama kali.
Dava menghela nafas lelah. "Ndalem itu apa, Yah?" Dan sekarang jadi ia yang bertanya pada Ayahnya.
"Ndalem itu rumahnya keluarga pemilik pesantren," jawab Ayah dan mengusap-usap khimar Najma. Kedua anak itu pun ber-oh ria. "Itu toh maksudnya," batin Najma.
Tujuan mereka ke sini, yaitu untuk membicarakan kelanjutan dari perjodohan. Sembari mengakrabkan diri dan sekalian mengenalkan lingkungan pesantren kepada Najma juga Dava.
Di saat yang lain menuju ndalem, berbeda dengan Najma yang izin untuk melihat-lihat sekeliling pesantren. Terlalu banyak hal baru yang harus ia eksplor di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Syarat
Teen FictionSeorang anak SMA yang ditodong perjodohan saat pulang sekolah yang ternyata berawal dari candaan Ayahnya juga Kyai Faiz. Tapi siapa sangka jika hal itu disetujui oleh Muhammad Akmal Alfarizi. Seorang mahasiswa sekaligus seorang Gus di pesantrennya...