#2 Muhammad Akmal Alfarizi

1.2K 92 27
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Awali dengan basmalah....
Jangan lupa vote dan komen kawan...

"jodoh itu nggak akan kemana. Mau seberapa kali pun dia menolak kamu, akhirnya pasti akan dapat. Kalau jodoh yah."

Rafa Alfarizi

Setelah mengisi acara rutin setiap selesai shalat isya di pesantren, Akmal memutuskan untuk kembali ke ndalem untuk mengistirahatkan tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah mengisi acara rutin setiap selesai shalat isya di pesantren, Akmal memutuskan untuk kembali ke ndalem untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Ia berjalan keluar dengan membenarkan letak kopiahnya. Tepat di teras masjid, ia menghentikan langkahnya dan menghela nafas panjang. Tugasnya menjadi mahasiswa berhasil membuatnya kelelahan, belum lagi mengurus anak-anak di pesantren karena ia juga salah-satu pengajar ngaji di sana.

Matanya menangkap langit malam yang gelap. Hanya ada bulan di sana. Para santri pun sudah mulai kembali ke kobongnya masing-masing. Hingga akhirnya, pundaknya ditepuk seseorang dari arah belakang.

"Kenapa, Mal? Capek?" tanya seseorang yang mirip dengannya. Iya, itu adalah Rafa atau tak lain Kakak Akmal yang menjadi penerus pesantren selanjutnya.

Akmal pun mengangguk dengan senyum tipis. "Biasa lah, Bang. Anak kuliah," jawabnya santai, seolah itu bukan apa-apa.

Dengan kuat, Rafa menepuk-nepuk bahu Adiknya memberi kekuatan. Lalu sedetik kemudian, ia mengingat satu hal membuatnya reflek menggeplak lengan Akmal. "Itu gimana sama mba calon?" Wajahnya yang super menyebalkan berhasil membuat Akmal bergidik.

"Ditolak." Satu kata yang mampu membuat Rafa tertawa.

Mendengar suara tawa itu, tangan Akmal menjadi geli ingin memukul Kakaknya. Tapi karena ia masih sadar bahwa yang dihadapinya ini adalah Kakaknya, jadi ia tahan. Sudah berapa kali ia mengucapkan istighfar dalam hatinya.

Dengan sudut mata yang mulai berair, Rafa pun kembali menarik pundak Adiknya untuk ia pegang. "Gapapa, Abang yakin suatu hari nanti dia bakal nerima semuanya. Mungkin ini memang terlalu terburu-buru buat dia. Percaya aja, jodoh itu nggak akan kemana. Mau seberapa kali pun dia menolak kamu, akhirnya pasti akan dapat. Kalau jodoh yah," jelasnya memberi peringatan.

Kakaknya ini memang sedikit random dengan segala keusilannya membuat ia kadang uring-uringan. Tapi tak jarang, Kakaknya itu selalu memberinya nasihat ataupun kata-kata yang berhasil membuatnya sedikit tenang.

"Doain aja, Bang," ujar Akmal menatap Kakaknya itu dengan senyum.

Rafa sendiri jadi ikut tersenyum dan mengusap kasar kepala adiknya itu yang masih terbalut kopiah. "Yaudah sana pulang. Tidur yang nyenyak yah Adikku sayang," ucapnya dengan sedikit dimanjakan.

Hal itu membuat Akmal bergidik tapi tak urung ia pun mengucapkan salam perpisahan malam ini. Dan langkahnya mulai meninggalkan masjid.

Suasana pondok masih tidak terlalu sepi karena ada beberapa orang yang berjalan-jalan. Entah hanya sekedar bersenda gurau, atau memilih kembali menghafal bacaannya.

Tanpa Syarat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang