بسم الله الرحمن الرحيم
Tetap bersyukur dan semangat menjalani hidup.
Oh iya, sekarang TS updatenya seminggu sekali yah. Mending hari Rabu atau Sabtu?
Soalnya aku kan udah mulai sekolah lagi, ditambah tugas udah mulai bejibun. Beresin 1 chapter aja jadi seminggu 😔
Mohon dimaklumi 🙏
Kelas hari ini hanya berlangsung setengah hari, jadi Akmal bisa menjemput bidadari cantiknya di sekolah. Kebetulan hari ini juga, hari terakhir istrinya itu menjalani ujian. Tinggal menunggu beberapa hari untuk menuju kelulusan. Ah, membayangkan itu membuat Akmal tidak bisa berhenti tersenyum.Dengan suasana hati yang senang karena mendapatkan satu foto random dari istrinya, ia pun beranjak keluar kelas. Sesekali tersenyum kepada orang yang menyapanya.
Hingga akhirnya, langkahnya terhenti karena tiba-tiba ada seorang perempuan yang menghadangnya.
Hal itu reflek membuatnya mundur sembari beristighfar. "Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah. Aku berlindung kepadamu ya Allah dari godaan syetan," gumamnya pelan.
Sedangkan perempuan itu hanya bisa melongo apalagi melihat secara dekat seorang Muhammad Akmal Alfarizi yang dikenal mahasiswa pintar sekaligus tampan di kampus. Tak ayal jika banyak yang suka dan ternyata, ia juga masuk ke dalam jajaran fansnya Akmal.
"Maaf mba, ada keperluan apa ya sama saya?" ucapnya tanpa memandang.
Perempuan itu tersenyum dan mendekat ke arah Akmal yang lagi-lagi ia akan mundur. "Maaf, mbak. Kita bukan mahram jadi jangan terlalu dekat," peringatnya.
Paham akan hal itu, perempuan itu pun mengangguk. "Hehe sorry, lupa." Dengan menampilkan cengiran lebarnya.
"Jadi?"
"Emm, nih." Perempuan itu menyodorkan sebuah kotak kecil kepada Akmal yang membuat sang empu tentu saja bingung.
Melihat kebingungan itu, perempuan yang belum diketahui identitasnya pun tersenyum. "Buat kamu dari aku. Supaya semangat ngampusnya," jelasnya.
Sebelum menjawab, Akmal melihat ke arah arlojinya yang sudah lewat dari jam pulang istrinya. Lalu ia menatap sekilas perempuan di depannya sebelum kembali memalingkan pandangannya.
"Maaf mbak, bukannya saya tidak mau menghargai, tapi saya ingin menjaga perasaan seseorang. Sekali lagi terimakasih," ujar Akmal berusaha menjelaskan tanpa menyakiti.
"Oh, gitu yah." Perempuan itu terdiam sejenak. "Kalau gitu, sorry udah ganggu waktunya." Setelah mengatakan itu, perempuan itu pun pergi.
Tidak terlalu peduli, Akmal kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Ia biasa membawa mobil dan waktu itu ia meminjam motor Dava untuk menjemput bidadarinya sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Syarat
Novela JuvenilSeorang anak SMA yang ditodong perjodohan saat pulang sekolah yang ternyata berawal dari candaan Ayahnya juga Kyai Faiz. Tapi siapa sangka jika hal itu disetujui oleh Muhammad Akmal Alfarizi. Seorang mahasiswa sekaligus seorang Gus di pesantrennya...