#5 Janji suci

1.3K 112 81
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


Awali dengan basmalah....
Maaf jika ada kesamaan tokoh maupun jalan cerita, itu adalah ketidaksengajaan. Karena cerita ini murni dari pemikiran saya.

Jangan lupa shalat 5 waktunya kawan.

Jangan lupa shalat 5 waktunya kawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


03.00

Najma menengadahkan tangannya. Memanjatkan segala doa tentang, jika ini keputusan yang telah Allah takdirkan untuknya, maka insya Allah dia akan menerimanya dengan ikhlas lillahi ta'ala dan kelak ia akan belajar mencintai suaminya.

Helaan nafas keluar dari mulutnya. Ia mulai membereskan alat shalatnya dan berjalan menuju meja rias. Pakaiannya sudah ia ganti dengan gamis putih kebaya yang sudah dipersiapkan oleh Buna dan juga Umma.

Matanya menatap dirinya di cermin. Berbagai pikiran berkecamuk dalam kepalanya. Jujur, ia sangat gugup sekarang. Bisakah ia menjadi istri yang baik untuk suaminya?

Hingga akhirnya, pintu diketuk dan muncullah Buna dengan senyum terbaiknya. "Masya Allah, belum dirias aja anak Buna sudah cantik," ujarnya sembari menangkup kedua pipi anaknya itu.

Najma sendiri hanya pasrah. Melihat senyuman itu membuatnya merasa bersalah karena belum bisa menjadi anak yang baik. Ia masih banyak membantah dan jauh dari kata shalehah.

"Emm, Buna." Najma menatap Buna nya itu yang senantiasa menangkup pipinya. "Maafin Ama yah masih belum jadi anak yang shalehah buat Buna dan Ayah." Lirih sekali sampai membuat Buna memeluknya dan mengecup kepala anaknya.

"Kamu itu sudah menjadi anak yang shalehah untuk Buna dan Ayah. Sudah menjadi anak yang baik, kakak yang baik untuk Dava dan senantiasa membantu Buna kalau lagi beres-beres rumah." Buna mematap Najma dengan sorot lembut. Seperti tidak ada satupun kekecewaan yang diberikan Najma untuknya. Selama ini Najma sudah menjadi anak berbakti yang senantiasa selalu membantu dan menghidupkan suasana rumah.

Mendengar perkataan itu otomatis membuat Najma menitikkan air matanya. Baru kali ini ia mengeluarkan air matanya lagi setelah sekian lama. Karena Najma itu definisi orang yang tidak pernah menunjukkan air matanya.

"Makasih Buna untuk semua hal yang sudah Buna ajarkan kepada Ama. Maaf belum bisa membuat kalian bangga."

Buna lantas memeluk putrinya kembali. Baru kali ini mereka berbicara seserius ini. Hingga akhirnya, Ayah pun datang dengan Dava. Mereka sudah tampak rapi dengan pakaiannya.

"Akhirnya putri Ayah sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Baik-baik yah sama suamimu nanti. Senantiasa selalu menjadi istri yang nurut dalam hal baik. Ayah percaya, Akmal akan membimbing kamu nak. Dia laki-laki baik, sholeh dan insya Allah akan membimbing kamu ke arah yang lebih baik." Ayah memeluk putrinya dengan erat. Seperti, pelukan rasa sayang seorang Ayah yang akan selalu ada sampai kapanpun.

Tanpa Syarat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang