16

1K 92 42
                                    

Warning 18+ untuk Seoksoo. Happy reading~
.
.
.

"Sudah beberapa kali aku bilang, Lee Seokmin. Aku. Tidak. Tertarik. Pada. Alpha." Jisoo memegang kepalanya yang pening. Seperti seribu jarum jahit menusuki kepala kecilnya.

Saat ini didepannya berdiri seseorang yang sangat ia kenal. Luar dalam? Yah, penyataan ini terdengar ambigu namun begitulah adanya. Mengertakan gigi, menahan amarah yang bisa saja sewaktu-waktu meledak.

Seokmin mengeratkan kepalan tangannya pada pergelangan tangan kanan Jisoo, membuat lelaki bermata rusa meringis. "Lepaskan. Kau tidak tahu aku kesakitan." Jisoo memberontak kecil, mencoba melepaskan cengkraman kuat laki-laki yang lebih tinggi darinya. Sayangnya, itu tak berhasil.

"Kau menciumku minggu lalu." Sahut Seokmin penuh penekanan.

Perkataan itu tak diduga mampu membuat pipi Jisoo merona. Ia memang lemat pada sesuatu yang lembut. Dan sialnya semua ciuman Seokmin sangat lembut dan menuntut. Awalnya karena paksaan namun Jisoo tetap bersalah karena tidak mendorongnya menjauh.

"Aku mabuk, Lee. Kita berenam menghabiskan sepuluh botol alkohol setelah menyelesaikan tugas-tugas akhir semester sialan itu. Aku tidak melakukannya dengan sengaja."

Seokmin memiringkan bibirnya, mencemooh. "Kalau kau tidak lupa, kita sama-sama menghabiskan satu botol berdua. Itu takkan membuat seseorang yang sangat tahan dengan alkohol mabuk." Dia melangkah maju, membawa laki-laki yang lebih kecil darinya menghimpit tembok.

Jisoo mengernyit resah. Masalah sebenarnya, ia takut pada Seokmin saat dalam mode seperti ini. Ditambah mata laki-laki tinggi itu sudah berubah menjadi keemasan.

Lee Seokmin tiba-tiba mengatakan suka padanya untuk pertama kali. Pada hari rabu, sekitar dua minggu yang lalu. Membuat Jisoo yang pada saat itu tengah menikmati sodanya, mau tak mau harus menyeburkan minuman itu karena terkejut. Jun yang ada dikamarnya itu pun hanya dapat mematung dengan mulut dan mata yang terbuka lebar. Awalnya ia pikir, itu hanya lelucon Lee Seokmin. Tapi dugaannya itu terbantahkan saat Seokmin mendekatinya dan meraup bibinya tapi aba-aba. 

Ia tak bisa langsung memproses apa yang sedang terjadi. Terdiam sejenak sampai bibir Seokmin memagutnya perlahan. Jisoo mencoba melepaskan rengkuhan Seokmin. Ekor matanya masih mendapati Jun yang memandang mereka tak percaya. Jisoo mencoba membuat isyarat agar Jun menolongnya, namun laki-laki itu malah terkekeh sambil menutup pintu.

Sialan.

Sialnya lagi, ciuman Seokmin saat itu agak menuntut dan berhasil membuat Jisoo melayang.

Saat Jisoo kembali sadar, ia lantas menghantam dahi Seokmin dengan dahinya sendiri dan memberikan jari tengah tanda laki-laki itu harus enyah.

Argh, Jisoo pusing. Awal mula dari semua ini memang karena kebodohan dia.

Saat itu, saat mereka berenam berhasil menyelesaikan tugas seni yang berat, mereka merayakan pesta kecil-kecilan di ruang club langganan mereka. Mereka bersenang-senang disana kecuali Jisoo. Ia baru saja dicampakkan oleh salah satu beta incarannya. Sialan memang, tapi Jisoo tak menahan orang itu pergi karena ia sama brengseknya.

"Sudahlah, masih banyak lubang-lubang diluar sana. Wajahmu tampan Jisoo kau bisa mencari lagi disekolah kita maupun di sini. Hik." Jun meracau, laki-laki itu menuangkan alkohol pada gelas yang ia pegang dan meminumnya.

"Hei, hentikan. Kau sudah sangat mabuk. Aku tidak mau menggotongmu pulang ya." Jisoo menyingkirkan kepala Jun yang saat ia mulai menyandar pada pundaknya. Ia risih dengan bau alkohol yang menyengat. Ia juga sangat ingin mabuk sekarang tapi teman-temannya sudah terkapar. Harus ada yang sadar untuk menyetir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hide Your HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang