Wonwoo masih membungkus tubuhnya dengan selimut. Sudah setengah jam yang lalu ia sadarkan diri, namun berusaha untuk tetap diam di tempat. Entah malas atau taktik kuno untuk mengetahui sesuatu, karena di samping kamar mandi, Jihoon dan seorang laki-laki tengah cekcok. Ia tidak tahu pasti apa yang mereka masalahkan, tapi ia curiga bahwa mereka tengah membicarakannya, dilihat dari gerak-gerik laki-laki asing itu yang menunjuknya beberapa kali.Aw aww! Wonwoo menggigit bibirnya ketika menggerakan punggung. Ini sakit. Tapi ia tidak tahu kenapa ia bisa merasa sakit. Seingatnya kemarin malam, ia tidak terjatuh atau dipukul seseorang. Malah semalam ia merasakan sesuatu yang nikmat sekaligus menakutkan. Ia tidak terlalu yakin apa yang terjadi. Mungkin karena ruangan yang gelap dan 'AH' Kim Mingyu?
Dahi Wonwoo mengerut, terlihat jelas siku-siku samar muncul diantara kedua alisnya. Ia kembali berpikir. Apa yang dilakukan Kim Mingyu disana? Pada malam itu. Bersama dirinya. Ciuman. Mereka berciuman. BERCIUMAN? DIA DAN KIM MINGYU?
GILA! INI GILA! BERITAHU WONWOO BAHWA INI SEMUA BOHONG! TIDAK MUNGKIN. APALAGI-APALAGI PERANNYA SEBAGAI SUBMISIF, HELL NO, WONWOO ITU DOMINAN!
Wonwoo berteriak dalam hati. Wajahnya memerah begitu mengingat kejadian demi kejadian semalam. Tangannya bahkan refleks memegang leher. Kemarin Kim Mingyu psiko itu juga sempat menggigitnya di beberapa tempat. Apa lehernya membiru? Wonwoo melirik ke arah Jihoon dan laki-laki tadi yang masih marah-marah. Jihoon pasti tahu apa yang sudah terjadi, tapi, apa laki-laki itu juga tahu? Wonwoo harap orang itu tidak tahu, Bisa malu dia!
Bicara soal laki-laki asing, Wonwoo jadi teringat seseorang semalam. Ia berdecak, matanya menyipit, sepertinya bukan seseorang tapi banyak berkelompok. Benar, ada banyak suara. Ia tak bisa melihat dengan jelas waktu itu karena membaca terlalu lama, yang pasti mereka melakukan hal yang tidak benar. Yang bahkan Wonwoo merinding ketika mengingat adegan yang di tontonnya lewat celah pintu.
Laki-laki penyuka buku itu menggeleng, kepalanya tiba-tiba pening. Apa iya sudahi saja pura-pura tidurnya? Lagipula tujuan awalnya melakukan ini tidak terwujud, ia tidak mengetahui apa yang dua orang itu bicarakan dan malah melamun. Dan lagi, untuk apa laki-laki itu masuk kamarnya.
Tunggu-tunggu. sepertinya kamar ini bukan kamarnya. Benar, selimut bunga matahari ini juga bukan miliknya. Dan seharusnya ada Kim Taewoo, teman sekamarnya, tapi kemana orang itu? Kemana juga Park Jongsoo, dan Lee Minhwan yang selalu berada di kamar mereka? Atap-atapnya berbeda, tidak ada foto-foto yang menempel di dinding kamar.
Wonwoo melirik sekali lagi kedua orang yang masih adu pendapat. Kemungkinan besar, ia berada di salah satu kamar mereka.
"Hyung! Kau sudah sadar!"
Wonwoo sontak menoleh ke arah kanannya. Seorang laki-laki, dengan seragam alpha, lebih muda karena memanggilnya hyung, berdiri di sampingnya dengan mata berbinar dan tersenyum lebar. "Siapa?"
"Chan, Wonwoo sudah sadar?"teriak Jihoon di ujung sana. Ia dan laki-laki tadi bergegas menghampiri Wonwoo. "Kau tidak apa-apa?" Jihoon menggoyang-goyangkan pundak Wonwoo pelan, kemudian membantu laki-laki itu duduk.
"Apa aku berada di kamarku?" tanya Wonwoo.
"Kau berada di kamarku. Aku Jeonghan, Yoon Jeonghan. Omega, teman Jihoon."
Apa yang sebenarnya terjadi? "Kenapa aku ada disini?" Wonwoo meremas rambutnya kuat-kuat, ini benar-benar pusing. Ia menatap Jihoon dan Jeonghan lalu satu orang lagi yang belum ia ketahui namanya. "Kau siapa?"
"Ah, namaku Lee chan, adik Lee Jihoon. Hyung, tidak apa-apa?"
Wonwoo mengangguk, "ya sekarang sudah lebih baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide Your Heat
FanfictionJi-Hoon tak pernah tau bawa 'birth sex'-nya bisa berubah. Ia yakin hasil yang ia terima pada kelulusan sekolah menengahnya adalah Beta. Tapi kenapa ia mengalami 'Heat'? Won-Woo tak bisa berbuat apa-apa ketika sesuatu yang sangat ia tahu terjadi pada...