13

5.6K 493 180
                                    

Jihoon tersungkur, wajah seputih susunya lantas memerah. Ia melihat kilatan amarah dari mata Soonyoung. Tubuh kecilnya beringsut mundur ketika mata laki-laki alpha itu berubah keemasan. Ia harus mencari cara, ia tak mau babak belur hari ini.

"Soonyoung, sungguh aku tidak sengaja. Dengarkan aku dul--argh!" Belum apa-apa Soonyoung meninju perutnya. Jihoon tersedak, mulutnya mengeluarkan darah.

"Kau laki-laki Lee Jihoon. Kau tak akan mati dengan beberapa pukulan kan?" laki-laki yang entah mulai kapan mengecat rambutnya menjadi pirang itu siap melayangkan satu pukulan lagi.

Jihoon terkesiap. Hasrat membunuh Soonyoung tiba-tiba menguar memenuhi ruangan. "Sialan kau Lee Jihoon! Baumu busuk! Dan aku tahu bau ini. Kau bercinta dengan alpha rupanya."

"Ti-tidak Soonyoung, dia tak menyentuh apapun selain leherku ini. Aku berani jamin, disana banyak orang dan.. "

"Dan kau jadi tontonan?" Muka Soonyoung menggelap, ia mengingat foto yang temen sekelasnya berikan. Jihoon dan laki-laki yang tak dikenalnya. Tersenyum gembira bersama. "Jalang ini rupanya mulai berani. Kau tak hanya bermain dengan satu alpha. Benar-benar, kemarin aku tersiksa ternyata kau sedang asik diluar sana. Sudahlah. Ku bunuh saja. Lagipula aku benci ikatan." laki-laki berbadan tegap itu berjalan mendekat seiring beringsutnya tubuh kecil Jihoon.

Rasanya ingin menangis. Entah kenapa perkataan Soonyoung membuat dadanya sakit bukan main. Sampai kapan ia direndahkan, sampai kapan ia harus menderita. Ia hanya ingin hidup tenang, sebagai siswa pendiam yang lulus dengan nilai memuaskan menjadi komposer dan membangun keluarga kecil yang bahagia. Mimpinya sangat sederhana. Ia tidak serakah bukan? Ia tidak egois bukan?

Tapi kenapa? Kenapa hidupnya seperti ini? Kenapa ia berubah menjadi omega dan bertemu alpha brengsek seperti Kwon Soonyoung ini? Kejadian tentang tanda merah itu, Jihoon tidak menikmatinya. Ia memikirkan Soonyoung saat bibir laki-laki yang bahkan tak dikenalnya itu menghisap lehernya kuat. Ia merasa berkhianat karena tak bisa melawan.

Airmatanya terjatuh perlahan saat tangan besar laki-laki yang menjadi mate-nya itu membungkus indah leher Jihoon. Dan menekan perlahan.

"Soonyoung, tahukah kau apa yang selama ini aku alami? Bagaimana menderitanya aku? Dan bagaimana aku membencimu? Kita sudah menjadi mate, dan kejadian kemarin bukan hanya kau yang tersiksa, akupun begitu. Saat itu sangat berat, aku bahkan tak makan seharian dan terus saja muntah. Soonyoung... Sejak bertemu denganmu, hidupku tak bahagia. Aku ingin tahu, ingin sekali tahu. Kenapa kau melakukan ini padaku? Apa yang salah? Bukankah kita belum pernah bertemu sebelumnya? Kenapa kau bisa menghancurkanku sedemikian rupa?"

Jihoon tak mendapat jawaban. Hanya lumatan lembut Soonyoung pada bibirnya. Menyalurkan segala perasaan campur aduk pada tautan itu. Jihoon ingat seseorang pernah berkata padanya kalau Soonyoung sakit Jiwa. Jihoon diam-diam mencari informasi mengenai mate nya. Bagaimanapun situasi ini bukan untuk ia hindari.

Ciuman laki-laki itu sangat Jihoon nikmati, bahkan ketika lidah tebal Soonyoung menggoda bibirnya untuk terbuka, ia hanya menurut. Sudahlah, menikmati ciuman sebelum mati bukan dosa besar, walau ia sudah tak bisa bernapas karena tangan Soonyoung mencengkram kuat lehernya. Sampai ketika Jihoon tak bisa bernapas sama sekali, bayangan-banyanga mengerikan hadir dipikirannya. Jihoon,  tak ingin mati.

Lalu, entah memang tidak sengaja atau tidak, tiba-tiba pikirannya memenukan satu ide gila. Kemudian tanpa pikir panjang, mengigit kuat bibir bawah Soonyoung.

"S-soonyong aku hamil!" ucapnya sekuat tenaga membuat laki-laki alpha itu memisahkan jarak mereka. Melempar pandangan tak terbaca.

Jihoon bohong,

tentu saja.

Ia itu memejamkan matanya erat bersiap menerima pukulan selanjutnya. Namun hal yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba. Ia malah mendapati langkah kaki Soonyoung yang menjauh. Tubuhnya merosot kebawah. Ia mengambil napas dengan serakah, mengisi kekosongan oksigen yang tak memenuhi paru-parunya beberapa saat.

Hide Your HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang