15

3K 279 109
                                    


Ugghh!

Jihoon membuka matanya, perlahan-lahan melawan arah cahaya dari gorden yang tersingkap. Tangannya bergerak menuju belakang lehernya yang perih. Ia mendesis saat ujung jarinya mengenai luka yang masih baru. Menyasari batang leher sampai ke bibir. Disana juga ada luka.

Jihoon tahu pasti, bagaimana luka-luka itu berasal. Selama hampir sepekan atau berapa hari Jihoon tak tahu pasti, dia dan Kwon Soonyoung terus bergumul di ranjang. Laki-laki alpha itu tak membiarkan se inchi pun dari kulit putih milik Jihoon bebas dari noda. Mengutuk laki-laki itu dalam hati karena Jihoon sampai tak bisa bergerak sekarang. Tubuhnya juga lengket, ia ingin mandi.

Memang yang sering ia dengar bahwa ruth alpha lebih parah dari omega. Mereka lebih memakan banyak waktu daripada heat omega. Banyak dari alpha yang bahkan tak bisa reda dengan supresant, persentasenya lebih banyak dari omega. Oleh karena itu sekolah ini bahkan menyediakan ruangan khusus untuk alpha yang sedang ruth.

Seseorang yang Jihoon kenal pernah berkata. "Beruntungnya dilahirkan sebagai Beta, karena kau tak akan pernah merasakan birahi layaknya binatang". Yah, dulu ia tak begitu sependapat, karena semua orang punya birahi, tapi saat ini ia merasakan bahwa mau tak mau Jihoon harus setuju dengan perkataan orang itu. Itu menjijikan.

Jihoon menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya. Ia bangkit melawan rasa nyeri dan letih. Bagaimana pun ia harus mandi. Ia tak nyaman dengan kondisinya sekarang.

"Wah, pasti si Kwon keparat itu tidak punya otak." Jihoon melihat banyak bekas gigitan di area paha atasnya, beberapa pada sekitaran pusar dan putingnya. "Dia pikir tubuhku ini makanan? Keparat brengsek!"

"Dimana laki-laki itu sekarang? Aku ingin menyumpah didepan mukanya! Dasar otak mesum! Sialan! Sialan! AAWW-!"

Brugh!

Lutut Jihoon menyentuh lantai karena tak kuasa menahan berat tubuhnya. Area belakangnya juga sakit sekali sampai tak tahan untuk berdiri. Ia mendecih. Namun perlahan merangkak menuju kamar mandi dengan kekuatan tangannya.

"Kau sudah bangun?" Seseorang berkata berbarengan dengan terbukanya pintu.

Jihoon menoleh. Berharap orang itu Kwon Soonyoung karena ia malu kalau orang lain melihat tubuh telanjang nya.

"Sedang apa? Kau sedang main kadal-kadalan?" Kwon Soonyoung menaruh bingkisan makanan di meja makan setelan menutup pintu. Selanjutnya ia menghampiri Jihoon dan merunduk.

Jihoon mencibir, kadal-kadalan matamu, umpatnya dalam hati. Ia menatap wajah Soonyoung dengan marah.

"Kau pikir, karena siapa aku begini, sialan!" sedetik kemudian Jihoon menutup mulutnya. Aish, bagaimana kalau ia dipukul lagi setelah itu?

Soonyoung menatapnya, namun tak ada raut kesal di wajah alpha itu setelah menerima umpatan Jihoon. Ia seperti berpikir. Namun sampai beberapa menit kemudian tak ada pergerakan darinya.

"Aku ingin mandi, kalau kau tidak ada niat menolong, pergi sana!" Hei Lee Jihoon, darimana keberanian itu datang?

"Tapi dengan posisi itu, kau akan menekan bayi kita." Soonyoung mengulurkan tangan ya, meraih badan mungil dan menempatkannya pada pangkuannya, kemudian membawa Jihoon ke kamar mandi.

Jihoon mematung. Masih tak percaya dengan kata yang diucapkan Soonyoung. Apa laki-laki itu sedang kesurupan? Ia menatap wajah dingin orang itu. Tak ada juga bekas luka atau jahitan di kepalanya, jadi Jihoon yakin bahwa Soonyoung tidak melukai kepalanya. Namun, kenapa sikapnya bisa berubah baik?

Sampai dikamar mandi, Soonyoung meletakan tubuhnya pada bathup dan mengisi air dengan temperatur hangat. "Aku akan membantumu." katanya.

"T-tidak perlu, aku bisa sendiri."Jihoon menolak. Tentu saja ia malu kalau Soonyoung membantunya untuk mandi.

Hide Your HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang