Daehwi kini tampak termenung di kantin kampus dengan di temani oleh Jinyoung, lantaran memang pria itu yang mengajak Daehwi ke kantin bersama nya.
"Mengapa kau hari ini tak terlihat bersemangat sama sekali?" tanya Jinyoung pada Daehwi yang memang terlihat murung tak seperti biasanya saat Jihoon bersamanya.
Daehwi tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. Ia sendiri juga tak tahu mengapa ia menjadi seperti itu.
"Kau khawatir dengan Jihoon?" tanya Jinyoung pada Daehwi.
Daehwi menghela nafasnya pelan, dan tak lama ia menganggukan kepalanya pelan.
Tak dapat di pungkiri oleh nya bahwa ia memang merasa khawatir dengan Jihoon, terlebih yang menjadi pertanyaan besar oleh nya adalah ...
... Mengapa Jihoon bisa sakit?
Bukankah satu hari sebelumnya saat ia dan Jihoon bersama Jihoon baik baik saja?
Daehwi melupakan bahwa Jihoon memang sebelumnya sakit secara tiba tiba saat jam pelajaran hampir berakhir.
"Menurut mu Jihoon sakit apa, dan mengapa sauda—"
Daehwi menghentikan kalimat nya saat menyadari bahwa dirinya hampir saja memberitahu rahasia Jihoon yang tak banyak orang yang mengetahuinya.
"Sau?" Lirih Jinyoung dengan bingung.
Sungguh ia tak dapat menyimpulkan dari kalimat yang baru saja di katakan oleh Jinyoung sebelumnya.
Dengan cepat Daehwi menggelengkan kepalanya dan mengatakan bahwa ia asal bicara. Ia tak ingin nanti nya Jihoon kecewa padanya jika tahu bahwa dirinya memberitahu rahasia Jihoon pada Jinyoung.
Bukankah jika seperti itu sama saja ia telah mengkhianati Jihoon?
Ia tak menginginkan hal itu terjadi!
Melihat Daehwi yang bersikeras tak ingin memberitahu padanya, maka secara otomatis Jinyoung pada akhirnya memilih untuk tak menyudutkan Daehwi kembali.
Di saat Jinyoung ingin mencairkan suasana, dan mengabaikan pertanyaan yang sebelumnya ia tanyakan pada Daehwi, dua orang pemuda tampak berjalan mendekat ke arah keduanya.
Salah satu pemuda yang baru saja mendekat ke arah bangku Daehwi dan juga Jinyoung langsung duduk mengambil bangku kosong tepat di samping Daehwi sedangkan pemuda satu lagi duduk di samping Jinyoung yang tentu nya berhadapan dengan posisi Daehwi.
"Sunbae-nim?" lirih Daehwi sedikit gagap melihat kakak kelas nya yang seharus nya ia hindari kini berada satu meja dengannya.
Rasanya ingin sekali Daehwi segera beranjak dari sana dan langsung berlari menjauh dari kedua senior yang selalu membuat masalah itu, hanya saja tentu saja tak ia lakukan!
Bagaimana jika ia memperburuk keadaan?
Hal itu yang timbul dalam benak Daehwi yang pada akhirnya memilih untuk setia di bangkunya dengan penuh kegugupan.
"Dimana gadis yang biasanya bersama mu?"
Jinyoung yang tak mengerti situasi yang terjadi hanya menatap bingung ke arah sekelilingnya.
"Maksudmu Jihoon?" tanya Daehwi mengulang pertanyaan seakan ia belum menangkap pertanyaan dari senior nya itu.
Hyunbin sedikit berdecak mendengar pertanyaan Daehwi yang terdengar konyol.
"Cepat katakan," lirih Donghan kali ini yang tak kalah kesal dengan Hyunbin.
Keduanya terlihat dengan reaksi yang hampir sama.
Daehwi menegukkan saliva nya kasar.
Jinyoung yang tak menyukai situasi dimana Daehwi terlihat tak berdaya dan tersudut tentu saja langsung mengeluarkan suara nya menengahi situasi tersebut.
"Jihoon tak ada hari ini, jadi sebaiknya kalian jangan menyudutkan nya," ujar Jinyoung yang segera beranjak dari posisi nya dan melangkah ke arah bangku Daehwi.
Tangan Jinyoung dengan cepat meraih tangan Daehwi begitu saja.
"Seperti nya bel akan berbunyi sebentar lagi, jadi kami pamit lebih dahulu," ujar Jinyoung dengan tegas, sedangkan Daehwi tak mengeluarkan sepatah kata pun selain mengikuti langkah kaki Jinyoung.
"Yak!!" pekik Hyunbin kesal mendapati sikap kedua junior nya itu.
Langkah kaki Daehwi terhenti begitu saja. Ia tak menyangka akan mendengar pekikan keras dari seniornya yang jelas sekali terdengar kemarahan padanya.
"Tak apa, kita abaikan saja, aku yakin sebentar lagi bel akan berbunyi," ujar Jinyoung setengah berbisik dengan tangannya yang masih menggenggam erat Daehwi.
(Suara bel berbunyi)
Tak ada alasan bagi Daehwi ataupun Jinyoung lagi untuk tak mengabaikan kedua senior itu bukan?
"Kau hanya perlu mendengarkanku," ujar Jinyoung yang terlihat sedikit dingin tak seperti biasanya.
Entah mengapa Daehwi dapat merasakan emosi tertahan yang ada di dalam diri Jinyoung tersebut.
'Apakah Jinyoung marah padaku?' lirih Daehwi dalam benak nya.
Kali ini Daehwi benar benar mengikuti perkataan dan langkah kaki Jinyoung. Ia menjadi seorang yang penurut dalam seketika.
'Baru kali ini aku melihat sisi yang berbeda dari Jinyoung.'
***
Bel yang menandakan akhir waktu mereka berada di sekolah hari itu dapat ia dengar, dan seperti biasa Woojin langsung keluar dari kelasnya, hanya saja jika biasanya terkadang ia menghampiri saudara kembarnya maka tidak dengan hari ini.
Woojin segera melangkahkan kaki nya hendak menuju parkiran sekolah tersebut.
"Tunggu," suara yang tiba tiba saja terdengar di telinga Woojin.
Entah mengapa suara itu sedikit mengganggunya, untuk itu Woojin menghentikan langkah kaki nya dan berbalik ke arah sumber suara.
Woojin mengerutkan keningnya sejenak.
"Hai."
"Sunbae?" lirih Woojin bingung sekaligus berusaha mengingat siapa pemuda yang ada di hadapannya saat ini.
"Aku tak tahu kau orang terdekat Jihoon atau semacam nya, hanya saja aku ingin memberitahu padamu jika kau memang orang terdekat gadis itu sebaiknya kau benar benar menjaganya karena mereka tak akan berhenti hingga keinginan mereka tercapai," ujar Daniel secara tak terduga.
Woojin semakin membeku dengan kalimat yang baru saja di katakan oleh Daniel tersebut.
Belum sempat Woojin bertanya lebih jauh apa maksud dari pernyataan tersebut, Daniel segera menghilang dari hadapan Woojin.
'Sepertinya aku pernah bertemu dengannya sebelumnya ... Daniel sunbae-nim! Mengapa ia mengatakan seperti itu?'
---
See you next chapter
Leave a comment, and vote
.
.
Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO AM I ? [CHAMWINK/NIELWINK]
Fanfiction"Kau tak mengingatku ??" kaget pemuda kecil itu. . . "Siapa aku ?" ucap gadis kecil itu tiba tiba sambil menunjuk dirinya dengan tatapan kosong. . . [CHAMWINK/NIELWINK] [GS]