Perlahan manik Jihoon yang sebelumnya berusaha ia pejamkan guna menghindari Daniel akhirnya terbuka saat menyadari adanya tangan yang menempel di kepalanya.
Manik nya mengerjap beberapa kali, dan didapati wajah Daniel yang tepat di hadapannya.
Raut wajah Daniel tampak jelas sekali khawatir padanya.
"Kau sedikit demam, kau sudah minum obat ?" tanya Daniel pada akhirnya pada Jihoon.
Refleks Jihoon menggelengkan kepalanya pelan, dan mengatakan pada Daniel bahwa ia baik baik saja, hanya perlu istirahat.
Tanpa mendengar keseluruhan ucapan Jihoon, Daniel justru segera mencari obat penurun panas untuk Jihoon.
"Ini minum dulu obat ini, setelah itu kau istirahat, aku akan menemani mu disini," ucap Daniel tegas.
Jihoon membulatkan manik nya sempurna, dan mengerutkan dahinya.
'Apa - apaan ini ? Mengapa aku seperti diatur seperti ini ? Kalau begini sama saja dengan Woojin Oppa,' benak Jihoon dalam hati.
Tangan Daniel yang bebas refleks membantu Jihoon agar dapat mendudukkan dirinya, hanya sekedar untuk meminum obatnya semata.
Jihoon yang lemah, mau tak mau mengikuti pergerakan Daniel, dan menjadi penurut, walaupun di dalam hatinya Jihoon tak setuju serta ingin menolak atas perlakuan Daniel itu.
"Ahjussi mengapa kau perhatian seperti ini padaku ? ... dan mengapa kau disini ? ... bukankah seharusnya kau berada dikelasmu ?" tanya Jihoon panjang lebar yang kini telah berbaring kembali.
Daniel enggan menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut Jihoon tersebut, untuk itu Daniel mengalihkannya dengan menyuruh Jihoon agar cepat tertidur.
Rasanya Jihoon ingin sekali marah pada pemuda yang ada di hadapannya, karena tak satupun dari pertanyaannya yang di jawab, hanya saja Jihoon yang dalam keadaan tak memungkin kan berakhir hanya dapat mendengus kesal pada Daniel, dan memunggunginya.
"Dasar ... ahjussi," dengus Jihoon sebelum benar benar memejam kan maniknya.
Setelah Jihoon benar benar tertidur barulah Daniel sedikit merasa lega, karena pada dasarnya dia pun masih meragukan akan perasaanya sendiri, namun secara tidak disadari oleh nya sebenarnya seharusnya ia sudah mendapatkan jawaban atas keraguannya.
Seulas senyum Daniel dapat terlihat jelas di wajah nya saat mendapati Jihoon yang tengah tertidur dengan tenang.
***
Kring ...
Bel sekolah tengah berdering keras tanda untuk para siswa untuk kembali pulang ke rumah nya masing masing.
Daehwi yang telah merapihkan tasnya, kini langsung merapihkan tas Jihoon sahabatnya.
Kali ini Daehwi akan membawa tas Jihoon ke ruang UKS, dimana Jihoon sedang beristirahat disana.
Baru saja Daehwi melangkah kan kaki keluar dari pintu kelas nya beberapa langkah, seorang pemuda yang baru baru ini Daehwi ketahui adalah saudara kembar Jihoon menghentikan langkah nya saat manik nya mendapati tas Jihoon yang sedang ia pegang.
Jujur Daehwi hanya dapat terdiam ditempatnya, ia tak tahu harus berkata apa pada Woojin.
"Dimana Hoonie ?" tanya Woojin singkat.
"Di..-dia ada di ..-"
Daehwi yang gugup membuat perkataan yang keluar dari mulut nya terbata bata.
Woojin yang menyadari gadis yang ada di hadapannya tampak takut akan suara nya, langsung kembali menanyakan Jihoon dengan suara yang lebih melunak.
Daehwi pun akhirnya menjelaskan keadaan yang sebenarnya pada Woojin mengenai Jihoon.
"Aish ... anak itu," dengus Woojin sambil mengambil tas yang di genggam Daehwi dan meninggalkan Daehwi sendirian.
'Ternyata dia bisa melunak juga,' benak Daehwi pelan sambil menatap punggung Woojin yang sedang berlari menjauh dari nya menuju UKS, dimana Jihoon terbaring.
.
.Suara nafas terengah engah dapat terdengar jelas dari ruangan UKS dimana Jihoon baru saja terbangun dari tidurnya yang cukup panjang.
"Yak ! Hoonie ... mengapa kau tidak memberi tahu oppa kau berada disini ? kau baik baik saja ? haruskah setelah dari sini kita ke rumah sakit appa ?" tanya Woojin yang baru saja masuk melangkahkan kaki nya menuju ranjang dimana Jihoon masih terbaring.
"Oh ... oppa ... Hoo...-hoonie baik baik saja ...—" ucap Jihoon terbata bata dengan kalimat nya yang terdengar menggantung.
Woojin menghela nafasnya pelan, dan mendudukkan dirinya disamping ranjang Jihoon.
Jihoon yang sadar Woojin tampak khawatir sekaligus kecewa padanya langsung segera mendudukkan dirinya.
"Oppa ... jangan marah ... hoonie ha—"
Grep
Woojin langsung menarik tubuh Jihoon untuk memeluknya erat.
"Sudah lah ... oppa tidak marah, oppa hanya khawatir padamu, lain kali apapun yang terjadi katakan pada oppa, apa kau tak menganggap ku kakakmu ?" ujar Woojin sambil mengusap punggung Jihoon dengan pertanyaan kecil diakhir kalimatnya.
Jihoon tak dapat berkata apa apa, ia hanya dapat menganggukan kepalanya pelan, dan lambat laun sedikit terisak didekapan Woojin.
Ia sadar seharusnya ia memberitahu Woojin, karena bagaimanapun selama ini yang melindunginya adalah Woojin.
"Maafkan ... hiks ... hoonie ... oppa, dan jangan beritahu appa kalau hoonie sakit," ujar Jihoon.
Woojin mau tak mau hanya menganggukan kepalanya, dan mengiyakan perkataan Jihoon.
Setelah Jihoon tenang, barulah Woojin melonggarkan pelukannya, sambil mengusap rambut Jihoon lembut.
"Siapa yang mengganggu pikiranmu sampai seperti ini ? Kau kan tahu kalau kau tidak boleh banyak pikiran bukan?" tanya Woojin sepelan dan berusaha berhati hati.
Jihoon hanya menggelengkan kepalanya pelan, ia tak ingin Woojin nantinya ribut dengan seseorang jika ia mengutarakan hal yang sebenarnya pada Woojin.
"Oppa ~~ sudah kita pulang saja heum ?" rengek Jihoon berusaha mengalihkan pertanyaan Woojin sebelumnya.
Tap
Tap
Langkah seorang pemuda yang baru saja hendak memasuki ruang UKS dengan segelas minuman hangat di tangan kanan nya kembali terhenti saat manik nya menatap tangan Woojin dan Jihoon yang sedang berpegangan tangan satu sama lain, belum lagi dengan tatapan Jihoon yang tampak lekat menatap Woojin.
'Sial ! Pemuda itu lagi !' pekik pemuda itu dalam hati sebelum akhirnya meninggalkan ruang UKS itu.
...............
TBC
Haii .... masih ada yang menunggu cerita dari ff ini ???
See you next chapter
Leave comment, and vote .....
.
.
Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO AM I ? [CHAMWINK/NIELWINK]
Fanfiction"Kau tak mengingatku ??" kaget pemuda kecil itu. . . "Siapa aku ?" ucap gadis kecil itu tiba tiba sambil menunjuk dirinya dengan tatapan kosong. . . [CHAMWINK/NIELWINK] [GS]