Bel pulang sekolah telah berbunyi, para siswa kini berhambur keluar dari kelas nya masing masing, begitu juga dengan Jihoon yang sudah merapihkan tas nya hendak keluar dari kelas nya bersama Daehwi.
Baru saja Jihoon hendak melangkahkan kaki nya dari ruang kelasnya, Woojin dengan tas yang tersampir pada pundak nya sudah menunggu dirinya.
Jihoon langsung memutarkan maniknya malas, ia tak suka jika kakaknya itu terus menerus memantau dirinya.
Bukankah kini Jihoon bukan anak kecil yang harus selalu di jaga ??
Oh ayolah bisakah Jihoon terbebas dari sosok kakak nya itu ?
Jihoon tak memedulikan keberadaan kakak nya itu dan terus melangkahkan kaki nya ke arah parkiran mengabaikan Woojin yang jelas jelas tengah menunggunya.
Dengan sikap acuh tak acuh Woojin tetap mengikuti Jihoon dari belakang.
Sungguh Woojin cuman berniat menjaga Jihoon, sebagai bentuk janjinya pada dirinya sejak kecil.
Saking kesal dengan Woojin, Jihoon terus melangkahkan kaki nya tanpa melihat kanan, kiri, pandangan nya hanya lurus kedepan dan sesekali melirik Woojin yang terus mengikutinya.
Bruk
"Aww ..." ringis Jihoon kecil tanpa sengaja menabrak orang yang berada di depannya.
Jihoon menundukkan kepala nya meminta maaf tanpa melihat orang yang ia tabrak.
Sedangkan Woojin perlahan mendekati Jihoon karena khawatir.
"Kau ...!" ucap pemuda itu menatap Jihoon drngan manik tajam menatap Jihoon.
Jihoon meneguk salivanya kasar dengan susah payah.
'Sial .... kenapa aku harus bertemu dengan ahjussi itu lagi' lirih Jihoon dalam benak.
"Ck ... kau lagi ... tak bisakah kau tidak berada di lingkaranku" decak pemuda yang ada di hadapan Jihoon yang tak lain ialah Daniel.
Tanpa mereka sadari banyak manik yang kini menatap ke arah mereka.
Bagaimana tidak Daniel sangat terkenal di sekolah tersebut dengan sikap dingin nya, dan tentu saja di takuti hampir seluruh angkatan, tak ada yang berani mengusik Daniel sedikit pun, sedangkan Jihoon belakangan ini terkenal karena kecantikannya.
"Ekhem ... mianhae ... ahjussi" cicit Jihoon sangat pelan, yang mungkin tidak terdengar oleh para siswa lain, namun tidak dengan Daniel ia mendengar Jihoon saat menguncapkan kata maaf sekaligus sapaan nya yang mangatakan 'ahjussi'
Oh ayolah apakah Daniel sudah tua ?? Mengapa memanggil nya ahjussi ?
"Dasar bocah memang nya aku setua itu" dengus Daniel tak suka.
"Habis ... kau seperti ahjussi yang suka marah padaku" cicit Jihoon tanpa merasa bersalah.
Salahkan otak Jihoon yang tiba tiba lupa seharusnya ia tak membuat ulah dengan Daniel seperti perkataannya sebelumnya.
Woojin yang dengan jelas mendengarkan perkataan adiknya itu, segera menggenggam tangan Jihoon untuk menghentikan pertikaian yang takut nya berujung tak sehat.
"Maaf kan Jihoon sunbae ... kami permisi dulu" ucap Woojin menarik lengan Jihoon.
"Yakkk ~~~ kenapa kita pergi ? Woojin oppa~~" rengek Jihoon pada Woojin yang tak mendengarkan rengekannya, dan beralih menarik tangannya.
"Bisakah kau tak membuat keributan Hoonie-ah ? kau tak ingat isu yang beredar mengenai Daniel sunbae ?" tanya Woojin saat sudah menjauh dari lokasi sekolahnya.
"Oh iya ... maafkan hoonie .... hoonie lupa ... abis ahjussi itu ngeselin, tadi siang aja dia ngga mau minta ma—"
Jihoon segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya saat sadar hampir membeberkan kejadian dirinya dan Daniel yang berusaha ia tutupi dari orang orang di sekitarnya.
Woojin mengeryitkan alisnya.
"Apa maksudmu ? apa yang terjadi siang tadi ?" tanya Woojin pada Jihoon, yang di balas dengan gelengan kepala dengan cepat oleh Jihoon.
'Kau bodoh Park Jihoon... kau mau kakak mu membuat keributan dengan Ahjussi itu ?' lirih Jihoon sambul mengusak rambut nya pelan.
"Hoonie -ah ... kau tidak sedang menutupi sesuatu dariku kan ?" tanya Woojin sekali lagi memastikan.
"Ten...-tentu saja tidak oppa ku tersayang" ucap Jihoon sedikit merayu Woojin.
Woojin menghela nafasnya pelan, dan mengalah tidak membahas persoalan tersebut lebih lanjut.
"Ayo pulang ..." ajak Woojin pada Jihoon berjalan ke arah halte bus.
Jihoon hanya berjalan kecil mengukuti langkah kakaknya itu.
'Hoonie ... hoonie kau ini ada ada saja ....' lirih Woojin dalam benak.
***
Daniel kini sudah berada di dalam mobil nya.
Beberapa kali bibir ujung Daniel sedikit terangkat saat mengingat gadis yang beberapa kali berinteraksi dengannya.
"Lucu sekali gadis itu .... baru kali ini aku menemukan gadis yang berani padaku tanpa takut sedikit pun ..... belom lagi dengan menyebutku 'Ahjussi', apa aku memang terlihat tua di matanya ?" gumam Daniel sambil melihat wajah nya di cermin yang berada di mobil.
'Gadis yang menarik!' lirih Daniel dalam benak.
Setelah nya ia melajukan mobil nya menuju rumah nya.
Sejujurnya Daniel bukanlah orang yang suka melukai orang atau berkelahi, hanya saja karena Daniel memiliki sifat yang dingin dan cuek, belom lagi ia memiliki latar belakang orang tua pemilik sekolah, jadi banyak yang tak berani bergaul dengannya dengan alasan sikap, juga latar belakang nya, dan mengambil kesimpulan bahwa Daniel orang yang meyeramkan.
Entah mengapa suasana hati Daniel kini terasa menghangat, bahkan Daniel bersenandung selama perjalanan menuju rumahnya, dan jangan lupakan Daniel sesekali tersenyum berbinar saat mengingat wajah Jihoon yang jengkel padanya.
Hingga....
"Tunggu siapa pemuda yang bersama gadis ahjussi itu ?" gumam Daniel saat mengingat pemuda yang sempat meminta maaf padanya mewakili Jihoon.
"Apakah dia kekasih gadis itu ? ...oh tidak tidak seperti nya bukan ? .... ya gadis itu pasti belom memiliki kekasih" monolog Daniel dengan segala pemikirannya yang terlintas di otak nya begitu saja.
.....................
TBC
See you next chapter
Leave comment and vote......
.
.
Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO AM I ? [CHAMWINK/NIELWINK]
Fanfiction"Kau tak mengingatku ??" kaget pemuda kecil itu. . . "Siapa aku ?" ucap gadis kecil itu tiba tiba sambil menunjuk dirinya dengan tatapan kosong. . . [CHAMWINK/NIELWINK] [GS]