Selama pelajaran berlangsung, tak satupun dari apa yang dikatakan oleh guru yang sedang mengajar di depan Jihoon pahami.
Jiwa nya boleh saja kini berada di kelas, dengan duduknya yang terkesan rapi, dan memerhatikan apa yang di bicarakan oleh guru di depan, namun tidak dengan pikirannya yang kian melanglang buana kesana kemari.
Hatinya sedikit resah, bahkan ada perasaan terusik, mengingat kejadian sebelumnya yang sempat terjadi akibat ulah kakak seniornya itu.
Perasaan Jihoon yang bisa di bilang peka, membuat nya sedikit menyadari akan ada hal aneh yang mungkin sebenarnya memang benar tengah terjadi.
Apa yang mereka incar ?
Apakah memang dirinya yang di jadikan target mereka, seperti yang dikatakan Daehwi ?
Lalu ... apa yang harus ia lakukan jika hal tersebut adalah kebenarannya ?
Hal itu yang kian terus memenuhi pemikiran Jihoon.
Semakin lama, semakin Jihoon mencoba berfikir keras memecahkan teka teki yang tak kunjung mendapat jawaban, maka semakin menjadi juga akan rasa sakit yang ia rasakan pada kepalanya.
Tanpa ia sadari peluh keringat, kini sudah membasahi seluruh dahinya.
"Kau sakit ?" tanya Daehwi khawatir atas sahabatnya itu.
Jihoon menggelengkan kepalanya pelan seolah memang ingin memberitahukan bahwa ia baik baik saja pada Daehwi, namun tidak dengan reaksi tubuhnya yang justru menginformasikan bahwa ia dalam keadaan tak baik.
Daehwi yang merasa khawatir dengan Jihoon, tentu saja mengambil langkah inisiatif kecil dengan mengacungkan tangannya untuk mengintrupsi ucapan sang guru didepan mengatakan bahwa ia hendak mengantarkan Jihoon ke UKS, karena tidak enak badan, yang di yakini dengan tampang raut wajah Jihoon yang pucat pasi.
'Ada apa dengannya ? Mengapa dia tiba tiba sakit seperti ini ?' benak Daehwi dalam hati sambil memapah Jihoon keluar dari kelas tersebut.
Selama jarak antara ruang kelas dan ruang UKS Jihoon hanya diam, tak membuka mulutnya sedikit pun pada Daehwi.
Ia tahu seharusnya ia tak menyulitkan sahabatnya itu, namun ia juga tak mengerti dengan reaksi tubuhnya yang justru berakhir seperti itu adanya.?
"Kau tidurlah dulu di UKS ini ... Mmm Ji ...apakah aku sebaiknya memberitahu kakak mu ?" tanya Daehwi sangat hati hati saat berhasil meletakkan Jihoon di ranjang UKS yang berada di sana.
Dengan cepat Jihoon menahan lengan Daehwi dan menggelengkan kepalanya pelan.
Ia tahu kakak nya yang protective pasti akan langsung datang mencarinya memastikan kondisinya, dan yang parah ia juga akan mencari tahu apa yang sebenar nya terjadi padanya sehingga bisa seperti sekarang ini.
Jihoon hanya tak ingin adanya keributan disana, terlebih status nya adalah siswa baru.
Daehwi yang langsung cepat tanggap dengan maksud Jihoon, tentu saja akhirnya hanya dapat menghela nafasnya pelan, dan berjanji pada Jihoon bahwa ia tak akan memberitahu Woojin.
"Kalau begitu, aku akan ke kelas dulu, jika jam pelajaran berakhir ... aku akan membawa tas mu kesini, sekaligus menemanimu pulang," ujar Daehwi.
Seulas senyuman terpatri jelas di wajah Jihoon, dan tentu saja anggukan kepalanya yang ia berikan pada Daehwi untuk mengiyakan perkataan yang sebelumnya Daehwi bilang padanya.
'Terimakasih Daehwi-ah ... berkat kau ... aku akhirnya merasakan yang namanya sahabat ... kau orang baik, pantas saja Woojin oppa langsung membebaskan aku berteman denganmu,' benak Jihoon dalam hati memuji keahlian Woojin yang bisa menyeleksi teman Jihoon dengan baik.
Setelah nya, seperti perkataan Daehwi sebelumnya, kini Jihoon sudah berada sendirian di UKS tersebut.
Keheningan tersebut membuat nya kembali teringat akan hal yang sebelumnya sempat ia fikirkan.
Entah mengapa ia sangat takut dengan senior nya itu.
"Lebih baik kau tidur Ji ... lupakan hal hal yang membuat mu seperti ini ... lagian kenapa badanmu lemah sekali sih," Monolog Jihoon pelan sekaligus merutuki dirinya sendiri berusaha menenangkan dirinya.
...
...Seorang pemuda dengan malas nya ia menendang batu batu kerikil yang ada di teras kelas nya.
Seharusnya saat ini sebagai seorang pelajar, ia berada di dalam kelas nya mendengarkan apa yang dikatakan oleh guru di depan.
Namun, bukan Kang Daniel namanya, jika tidak dapat sesuka hatinya masuk dan keluar kelas begitu saja.
Toh yang ada dipemikirannya yang terpenting adalah nilai akhir, untuk itu ia tak memedulikan mengenai prosesnya.
Untung saja pemikiran yang Daniel buat masih dapat di toleransi, sebab ia selalu mendapatkan nilai bagus, yang padahal pada kenyataannya ia jarang sekali untuk berada di dalam kelas dalam kurun waktu yang cukup lama.
Satu satu nya waktu yang dapat di pastikan ia akan berada di kelas, yaitu pada saat ujian berlangsung.
Aneh bukan ?
Tapi itu kenyataannya, dan dia paling tidak suka berinteraksi dengan orang lain.
Bahkan mungkin, satu satu nya orang yang akhirnya dapat membuatnya tertarik akan orang lain, hanya Jihoon .... Park Jihoon.
Ctak
Bunyi suara suara kerikil yang ditendangi Daniel itu mengenai jendela jendela UKS.
Refleks Jihoon yang tak terlalu jauh dengan jendela, yang hanya di batasi gorden langsung berceletuk pelan.
Sungguh ia kaget akan bunyi kerikil kerikil tersebut.
Daniel yang menyadari akan suara yang ia rasa hafal, spontan langung mengunjungi ruang UKS tersebut.
"Woaah ... kau berada disini rupanya ... apa yang terjadi padamu ? mengapa berada disini ?" tanya Daniel bertubi tubi heran pada Jihoon.
Yang Daniel ingat bahwa pertemuan sebelumnya Jihoon tampak baik baik saja, lalu mengapa ia seperti ini sekarang ?
Jihoon tak mengeluarkan suara nya, ia hanya menggelengkan kepalanya pelan, dan segera memunggungi Daniel agar ia tak bertanya lebih jauh mengenai hal yang terjadi padanya.
'Aish ... Sialan ! Mengapa Jihoon seperti ini ? apakah ia lelah?, untuk itu ia lebih memilih istirahat?' ucap Daniel dalam hatinya.
'Jika seperti ini rasanya ... aku menyesal untuk menyuruh Daehwi tak memberitahu oppa,' benak Jihoon dalam hati.
"Ahjussi ... kepalaku sakit ... maaf aku memunggungimu dan tak ingin berbicara panjang denganmu," ucap Jihoon pada akhirnya, dan setelahnya berusaha memejamkan maniknya.
Mendengar penuturan tersebut, justru Daniel refleks langsung memegangi dahi Jihoon memeriksa keadaannya.
Ia terlalu panik dengan perkataan itu, sedangkan Jihoon yang merasakan sebuah tangan tertempel di dahinya hanya dapat diam mematung tanpa berkata apa pun.
'Tangan siapa ini ?'
........
TBC
See you next chapter
Leave Comment and Vote ...
.
.
Seya
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO AM I ? [CHAMWINK/NIELWINK]
Fanfiction"Kau tak mengingatku ??" kaget pemuda kecil itu. . . "Siapa aku ?" ucap gadis kecil itu tiba tiba sambil menunjuk dirinya dengan tatapan kosong. . . [CHAMWINK/NIELWINK] [GS]