AFISKA DANIEL FABIANO 1

11.3K 752 5
                                    

Sejak kecil, Bian selalu lebih suka menyendiri. Dibandingkan ikut dengan teman sepantarannya bermain, Bian lebih suka menghabiskan waktunya di kamar. Di sudut kecilnya yang sunyi, dia menemukan kenyamanan dalam dunia yang dia ciptakan sendiri.

Bian tidak terlalu tertarik dengan hal-hal yang membuat anak-anak seusianya bersorak gembira. Sepanjang hari, sepulang sekolah dia biasa duduk diam di tempat tidur, memandangi langit-langit atau menggambar garis-garis acak di buku catatan.

****

"Mau kumpul di mana?"

"Di rumah lo aja Bar, gimana?"

"Boleh, yaudah ayo"

Ketiga remaja itu mulai melajukan kendaraannya masing-masing menuju rumah salah satu pemuda yang akan di kunjungi.

"Barra pulang"

"Halo Tante"

"Eh halo, udah lama nih ga main main ke sini"

"Iya tan lagi sibuk" cengir salah satu pemuda yang memiliki wajah sedikit tengil.

"Sibuk apaan lo"

"Ada lah, biasa kesibukan orang penting" jawabnya pemuda tengil itu membuat kedua temannya berdecih pelan.

"Udah udah ayo masuk. Barra ajakin temennya dong"

"Mereka ga di suruh juga masuk sendiri mah"

"Ck, dasar"

"Tunggu sini bentar ya gw mau ganti baju dulu" ujar Barra saat ketiganya sampai di ruang tamu.

"Ikut njir, ya kali lo mau ninggalin tamu" sahut pemuda berwajah tengil, Miko.

"Siapa tamu?"

"Ya kita lah siapa lagi" Miko menunjuk dirinya sendiri dan pemuda di sampingnya yang sedari tadi diam.

"Ohh situ tamu?"

"Sialan lo Bar" Miko mengangkat tangannya seolah-olah ingin memukul Barra.

"Jaga omongan Mik" ujar pemuda yang dari tadi diam, Dery.

"Sorry sorry reflek"

"Udah tunggu sini aja sekalian gw ambilin PS" ucap Barra lalu setelahnya pemuda itu pergi ke kamarnya meninggalkan kedua temannya di ruang tamu.

****

"Woyy bantuin elah ntar mati ini gw"

"gw juga lagi di kepung elah, jangan jadi beban lo"

"Beban pala lo" Miko melempar stik ps di genggamannya asal. karakternya sudah mati di dalam game yang di mainkannya.

"Der mau main ga" tanya Miko pada Dery yang sedari tadi hanya menonton dirinya bermain dengan Barra

"Ngga, males"

"asik banget mainnya" Suara seorang wanita terdengar di belakang mereka membuat tiga pemuda itu menoleh bersamaan.

"Eh hehe iya tante"

"Udah sore, makan dulu yuk kalian pasti belum makan" Ajak mama Barra pada ketiga pemuda itu.

"iya mah"
"iya tante"

"ya udah kalian ke meja makan dulu, tante mau bangunin Bian dulu" ujar wanita yang sudah memasuki kepala empat itu kemudian melenggang pergi.

"Bian siapa Bar?" Tanya Miko sedangkan Dery hanya diam menunggu penjelasan dari Barra.

"Adek gw" jawab Barra singkat

"lo punya adik?" Barra hanya mengangguk sebagai tanggapan

"kok ga pernah bilang? gw kira lo anak tunggal"

Behind It (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang