AFISKA DANIEL FABIANO 14

3.3K 256 3
                                    

⚠️typo tandai
⚠️ Terdapat kata-kata kasar mohon jangan ditiru
Happy reading

__________________________


Jika kalian berfikir kai benar-benar tidak peduli dengan Bian, maka kalian SALAH BESAR.

Mau bagaimanapun juga awalnya memang kai sendiri yang menyetujui amanah dari kakaknya Bian. Ia bukan bocah senakal itu.

Bahkan dari kemarin waktu kai melihat Bian di kantin, kai langsung mencari tau tentang tiga anak kelas 8 yang menyuruh Bian itu.

Kai bahkan membuntuti mereka untuk melihat apa yang mereka lakukan pada Bian.

Seperti saat ini setelah bel istirahat berbunyi, kai langsung melesat ke kelas 8E tempat tiga orang itu. Namanya Nabil, Azam dan Izza satu-satunya perempuan diantara mereka bertiga.

Kai mengikuti mereka bertiga dari belakang. Berjalan dengan normal agar tidak menimbulkan kecurigaan apapun. Mereka bertiga sampai di kantin langsung menuju pada bangku yang disana sudah ada Bian dengan makanan didepannya.

Kai sendiri memilih untuk duduk di pojok memantau dari jauh. Ia ingin melihat apa yang akan di lakukan mereka bertiga.

Dan seperti sebelumnya, kai melihat Bian yang bolak-balik dari berbagai stand penjual makanan dengan membawa makanan untuk mereka bertiga.

Dan setelahnya menurut sepenglihatannya kai, Bian di usir dari situ kemudian duduk di bangku kantin yang lain.

Kai berjalan ke arah stand jajanan yang kebetulan melewati meja yang di tempati oleh Nabil, Azam dan Izza. Kai dengan sengaja berjalan pelan untuk mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Seru juga nyuruh anak baru"

"Iyalah dia nya aja polos begitu disuruh apapun ya pasti nurut"

"Sialan mereka"

Saking kesalnya bahkan kai sampai salah memilih roti saat di stand jajanan itu. Setelah membayar kai langsung kembali ketempat duduknya di pojok.

Saat akan memakan rotinya kai di buat kembali kesal

"Sial, kan gara-gara mereka gw salah beli jajan" umpat kai karena ia malah membeli roti dengan feeling coklat. Ia tak suka rasa coklat.

Kai membuang rotinya dengan kasar ke tempat sampah lantas meminum air mineral yang dibelinya tadi.

Memutar pandangan ke arah meja yang ditempati Bian, kai memperhatikan dengan seksama. Anak itu terlihat biasa saja walaupun duduk sendirian.

Kai menatap jam tangan yang melingkar apik di pergelangan tangannya lalu menghela nafas. Jam istirahat masih dua puluh menit lagi dan ia sudah tidak memiliki mood untuk makan lagi.

Namun tak berselang lama kai berdiri untuk mengikuti tiga sekawan tadi dan juga Bian yang pergi dari kantin.

Kai berjalan dengan santai di belakang keempatnya dengan jarak yang cukup. Berusaha untuk tidak membuat curiga sama sekali.

Bahkan saat keempatnya berbelok ke kanan, kai memilih untuk berbelok kearah sebaliknya memperhatikan dari seberang.

Ternyata keempatnya berhenti tepat di depan gudang utama yang dulunya adalah ruangan kelas yang sudah tak terpakai.

Entahlah kai tidak tau pasti apa yang mereka bicarakan. Ia hanya mengawasi gerak-gerik nya saja. Menurutnya itu sudah cukup. Tak perlu untuk terlalu kepo.

Kai memerhatikan dengan seksama. Awalnya ia lihat mereka hanya berbincang saja namun kemudian Izza yang merupakan satu-satunya gadis di sana tiba-tiba mendorong Bian dengan keras hingga membuat Bian terjengkang kebelakang dan menubruk lantai dengan cukup keras.

Behind It (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang