Semua Yang Telah Terbiasa

315 23 2
                                    

"Lo ngapain ngajak gue kesini tiba-tiba sih? Dingin tau!"

Robin tampak mengeluh sambil menggosok lengan tangannya yang hanya dibalut dengan blouse tipis. Di sampingnya, Zoro segera melepas jas yang ia kenakan dan memakaikannya pada Robin.

"Gimana? Udah romantis belum?" Mendengar ucapan Zoro, Robin memutarkan matanya kesal.

"Pala lo romantis!"

Zoro tertawa kecil melihat Robin yang terlihat sangat kesal. Setelah tadi ia dikejutkan dengan kedatangan Robin yang tiba-tiba di kantor, wanita itu terus menunjukkan sikap jutek padanya. Zoro heran, padahal semalam mereka berbincang di telepon seperti biasa dan tidak ada keributan sedikit pun.

Setelah tadi menempuh perjalanan selama dua jam, mereka sampai di salah satu tempat yang menjadi lokasi favorit Zoro. Saat ini keduanya tengah berada di salah satu dataran tinggi yang ada di daerah Grandline Timur. Meskipun berada di dataran tinggi, tempat tersebut memiliki pemandangan berupa danau yang dikelilingi oleh pohon pinus yang terlihat indah.

Ketika bertemu dengan Robin tadi, Zoro langsung mengajaknya pergi dan membawanya ke tempat tersebut secara tiba-tiba. Di perjalanan, Robin lebih banyak diam dan enggan melihat kearah Zoro yang masih kebingungan dengan kemunculan istrinya yang tiba-tiba itu di kantor. Yang Zoro tau, Robin baru akan pulang dua hari lagi, namun kenapa sekarang ia sudah ada berada di sini?

"Kok lo gak kasih tau gue kalo udah pulang? Kan bisa gue jemput di bandara."

"Jemput gimana? Orang lo aja lagi sama Hiyori," ujar Robin masih kesal.

"Gue emang ada jadwal buat rapat tentang perusahaan sama relasi, salah satunya dia. Lo lagian gak kasih tau gue, kalo tau gue bakal reschedule," ucap Zoro sambil memandang kearah Robin.

"Dan yang aneh, kenapa lo pulangnya ke kantor gue? Kenapa gak kerumah aja?" tanyanya. Matanya menatap kearah Robin dalam. Sedangkan Robin, merasa bahwa Zoro memandanginya dengan lekat, ia pun menghindari tatapan pria itu dengan berpura-pura sedang melihat kearah air danau yang tampak tenang.

"Gabut aja," ucap Robin asal. Matanya masih menatap lurus kedepan, masih enggan berhadapan dengan Zoro yang sedari tadi senyum-senyum sendiri.

"Masa sih? Apa lo sebegitu kangennya sama gue sampe ga sabar buat ketemu sama gue?"

"Dih, pede banget lo. Lagian ngapain juga gue kangen sama lo. Ga penting banget!"

"Padahal kalo lo kangen sama gue, gue bakal seneng banget loh," kata Zoro masih sambil terus melihat kearah Robin.

Hari ini, rasanya Zoro ingin selalu melihat kearah istrinya itu. Ternyata efek ditinggal delapan hari olehnya bisa membuat ia sangat merindukan sosok tersebut.

"Lo seneng, gue ogah."

Walaupun Robin terus meresponnya dengan judes, Zoro masih tetap tersenyum dan menyikapinya dengan tenang. "Lo gimana? Sehat-sehat aja kan selama di Dressrosa?"

"Seperti yang lo lihat aja."

"Syukurlah, kalo gue lihat sih lo sehat, Cuma mukanya itu yang tolong dikondisikan. Ketemu sama gue kok ga ada manis-manisnya."

"Gue tinggal ke Dressrosa, mulut lo makin manis aja ya, Zor," ucap Robin penuh dengan sarkasme.

"Semalam kita fine-fine aja loh, Bin. Kenapa sekarang jadi jutek gini?"

Mendengar pertanyaan Zoro, Robih hanya terdiam. Jujur ia merasa bahwa dirinya saat ini sangat kekanak-kanakan. Masa karena hanya melihat Zoro sedang bersama Hiyori tadi dapat membuat dirinya merasa kesal?

Melihat Robin yang hanya diam, Zoro merasa bingung. Ia merasa tidak melakukan atau mengatakan hal yang menyebalkan tapi mengapa wanita itu merasa sangat kesal dengan dirinya? Sungguh terlihat beda dengan diri Robin terdahulu yang selalu cuek dengan sikapnya.

(One Piece Zorobin FF) We Never Get Fu*king MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang