Takut Dan Sesal Yang Tercipta

261 18 2
                                    

Begitu melihat Robin yang berjalan sambil membawa koper, Zoro langsung mencengkram pergelangan tangan istrinya dengan kuat. Ia memandang kearah wanita bersurai hitam yang sedang menatapnya dengan mata yang menyiratkan kesedihan. Pipi Robin yang biasanya merona kini telah memudar dan menampilkan kepucatan.

"Jangan pergi," ujar Zoro akhirnya. Ia mengambil koper Robin dengan paksa. Sedangkan wanita itu, ia kembali menangis. "Lepasin, Zor."

"Robin..." Suara Zoro memelan.

Jujur, setiap melihat Robin, Zoro selalu kehilangan kata-kata. Begitu memandang wajahnya, lidah pria itu terasa kelu. Sampai saat ini, Ia tidak mau berbicara dengan istrinya.

Saat ini, ia belum bisa.

Ia takut jika perkataan yang ia ucapkan pada Robin malah akan membuatnya terluka.

Selama ini Zoro diam karena ia takut.

Begitu melihat istrinya yang seperti ini, perasaan bersalah dihatinya pun semakin membesar.

"Kamu gak boleh pergi, Robin. Jangan pergi." Zoro mengatakan hal tersebut dengan penuh penekanan yang membuat Robin menatap suaminya dengan nyalang.

"Terus kamu mau gimana? Mau aku terus berada di rumah ini dengan kamu yang bersikap seperti itu sama aku? Iya?!" jerit wanita itu di depan wajah Zoro. Ia tak habis pikir dengan apa yang ada di dalam kepala pria bersurai kehijauan itu.

"Ini rumah kamu, Robin. Ini..." Belum selesai Zoro berkata, Robin langsung memotong ucapannya dengan cepat. "Bukan rumah seperti ini yang aku mau, Zoro!" Robin menghentakan tangan suaminya dengan kuat lalu mengambil kembali kopernya yang sempat terlepas.

"Aku gak akan pulang sebelum kamu bisa menerima semua ini, Zor," ujar Robin sebelum akhirnya meninggalkan Zoro yang hanya dapat memandangi kepergian wanita bersurai hitam itu.

***

Sudah tiga kali Olvia mengetuk pintu kamar putrinya, namun tidak ada sahutan. Perlahan, ia membuka kamar Robin yang terlihat temaram. Ibu satu anak itu berjalan menuju ranjang, menghampiri anaknya yang sedang berkelung dengan selimut.

Tadi pagi, Olvia sempat kaget dengan kedatangan Robin yang tiba-tiba. Putrinya datang hanya seorang diri tanpa suaminya. Ketika ditanya mengenai suaminya, ia mengatakan bahwa saat ini Zoro sedang berada di luar kota untuk beberapa hari. Dan sejak kedatangannya, Olvia dapat melihat perubahan pada putrinya.

Terlihat matanya yang memerah dan juga menjadi lebih pendiam. Robin tidak mengajaknya berbicara seperti biasanya, bahkan setelah makan malam, putrinya langsung meminta izin untuk segera kembali ke kamar. Menyadari bahwa ada yang tidak beres, malam ini Olvia menghampiri Robin untuk melihat kondisinya.

Melihat anaknya yang berbaring, wanita bersurai putih itu pun menghampiri lalu duduk di atas kasur.

"Sayang..." Olvia mengelus selimut yang menutupi tubuh Robin dengan pelan.

Merasa ada sentuhan, Robin membuka selimutnya perlahan. Ia sedikit terkejut dengan kehadiran ibunya di kamarnya. Dengan segera, ia bangkit dari rebahnya sambil tersenyum kecil pada Olvia. "Maaf ma, Robin ketiduran."

"Astaga, maaf, mama gak tau," raut wajah Olvia menjadi khawatir begitu mendengar perkataan Robin. "Kamu kecapekan ya? Tumben jam segini udah tidur."

Robin melirik jam weker yang ada di samping tempat tidurnya, menunjukkan pukul setengah 9 malam.

"Ah engga, tadi aku cuma mau rebahan, mungkin karena kekenyangan jadinya ketiduran," ujar Robin sedikit tertawa. Olvia ikut tertawa mendengar perkataan putrinya. "Oiya, kamu gak teleponan sama Zoro?"

(One Piece Zorobin FF) We Never Get Fu*king MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang