Robin melangkahkan kakinya memasuki rumah yang telah mereka tinggal lebih dari seminggu. Tangannya menyentuh kabinet dapur dan membuatnya sedikit mengeryitkan kening. Ia pun menuju kearah sofa dan menyentuhnya juga. Semuanya bersih tanpa ada debu sedikitpun. Robin meletakkan tasnya di sofa dan berjalan keluar, menghampiri Zoro yang masih sibuk mengeluarkan barang mereka dari bagasi mobil.
"Rumah kita bersih Zor, kayak gak habis ditinggal lama," lapor Robin pada suaminya itu.
"Iya, aku tadi udah nyuruh orang buat bersihin," jawab Zoro sambil menutup pintu mobil.
Robin mengambil kopernya dan membawanya ke dalam rumah. "Berarti dia bisa akses rumah kita?"
"Iya bisa, tapi aman kok. Nanti kita ubah lagi aja aksesnya," kata Zoro sambil membawa koper dan juga sisa tas lainnya.
Setelah meletakkan barang bawaan, Zoro langsung melemparkan tubuhnya ke sofa sambil memejamkan matanya. "Akhirnya, sampai juga. Capek ternyata nyetir lama."
"Tadi ditawarin gantian enggak mau," ujar Robin sambil membuka kulkas. Ia mengambil sebotol minuman dan meneguknya.
"Gak ah, kamu mah kalo nyetir bar-bar."
"Dih? Enak aja, orang aku kalo nyetir selalu hati-hati. Liat aja tuh mobil aku, masih mulus dan gak ada lecet sama sekali!" bantah Robin yang tidak terima kalau kemampuannya dalam menyetir diremehkan.
Zoro yang mendengar ucapan Robin pun terkekeh. Ia bangun dari rebahnya dan berjalan menghampiri Robin yang masih berdiri di dekat pintu kulkas.
"Haus," ucap Zoro. Tangannya mengambil botol minuman yang ada di tangan istrinya dan meminumnya, namun ia tidak merasa ada setetes air pun dalam botol tersebut.
"Habis. Aku ambilin yang baru," ujar Robin hendak membuka pintu kulkas, namun tangannya keburu ditahan oleh Zoro yang langsung menempelkan bibirnya di bibir Robin secara tiba-tiba.
"Masih berasa kok dari bibir kamu."
Setelahnya, Zoro langsung melarikan diri menjauhi Robin sebelum wanita itu menyadari apa yang baru saja suaminya lakukan.
"ZOROOO!!"
***
"Jadi sekarang kamarnya gimana? Pisah lagi kan?" tanya Robin pada Zoro yang saat ini tengah mengelus lengannya yang memerah.
"Ya gak lah! Enak aja!" jawab Zoro tidak terima dengan perkataan istrinya barusan.
Robin yang mendengarnya pun tertawa. "Kamarnya kecil Zor, gak bakal muat kalo semua barang aku dijadiin satu di kamar kamu."
"Kata siapa kita bakal pake kamar bekas aku?" tanya Zoro sambil mengangkat sudut bibirnya.
"Loh terus mau di kamar mana? Kamar aku? Makin sempit yang ada," ujar Robin bingung. Seingat dia, kamar yang selama ini ia gunakan lebih kecil dari kamar pria itu. Dan juga, barang miliknya juga sangat banyak.
"Tutup mata kamu," pinta Zoro pada Robin.
"Kok?"
"Udah nurut aja." Zoro mengelus kedua mata Robin, membuatnya terpejam.
Zoro menggenggam tangan Robin dan merangkul bahunya. Ia mengarahkan wanita itu untuk menaiki tangga. Robin yang penasaran hanya dapat mengikuti perintah Zoro dan membiarkan pria itu menuntunnya.
Setelah menaiki banyak anak tangga, Zoro segera membuka pintu. Ia melepas genggamannya pada tangan Robin dan melangkah ke depannya. "Sekarang buka mata kamu."
Mendengar ucapan suaminya, Robin membuka matanya perlahan. Lagi-lagi ia merasa kaget dengan kejutan yang diberikan suaminya. Robin memandang ruangan yang ada di depannya dengan seksama.
KAMU SEDANG MEMBACA
(One Piece Zorobin FF) We Never Get Fu*king Married
FanficCerita tentang Zoro dan Robin yang tidak pernah tertarik dengan yang namanya pernikahan. Karena terpaksa dan pusing mendengar omongan orang lain mengenai pernikahan, keduanya pun menyetujui untuk menikah. Berjanji tidak untuk saling membenci dan men...