Yang Diharapkan dan Sebuah Alur Yang Baru (18+)

350 13 1
                                    

"Sayang?"

Zoro membuka pintu rumah dan mendapati istrinya telah kembali dari kantor. Robin hanya membalas sapaan suaminya dengan sebuah senyuman kecil. Kemudian, ia melepas sepatunya dan segera melangkah memasuki rumah. Wanita itu melangkahkan kakinya kearah sofa sambil melirik kearah jam yang terpasang di dinding ruang tamu.

Pukul setengah sembilan malam. Rekor pertamanya pulang malam setelah sekian lama berkerja.

"Yang, mau aku buatin teh anget?" tanya Zoro sambil duduk disamping istrinya. Ia melihat kearah Robin dengan penuh kekhawatiran. Raut wajah Robin malam itu terlihat kelelahan meski dengan lipstick berwarna merah di bibirnya.

Mendengar pertanyaan suaminya, Robin menggeleng sambil tersenyum. "Gak usah Zor, aku tadi udah minum teh anget sebelum pulang."

"Oh yaudah."

Kemudian Zoro menyentuh kaki Robin dan mengangkatnya keatas pangkuannya. Dengan perlahan ia memijat kaki istrinya dengan penuh kelembutan.

"Kaki aku gak pegel, Zor. Kan seharian cuma duduk di kantor," ujar Robin sambil sedikit tertawa.

"Terus yang pegel yang mana? Tangan? Kepala? Atau pundak?" Zoro masih melihat kearah istrinya dengan lekat.

"Hmmm..." Robin tampak berpikir sejenak, kemudian ia menambahkan, "Kepala boleh deh."

Degan segera Zoro kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan ke bagian belakang sofa. Pria itu membelai surai hitam istrinya kemudian mulai memijat kepalanya perlahan.

Dari posisinya Robin memejamkan mata menikmati pijatan dari Zoro yang berhasil membuat pusing di kepalanya sedikit mereda. Setelah beberapa saat, Robin mengenggam tangan Zoro yang masih berada di kepalanya. Ia memutar tubuhnya menghadap kearah suaminya itu. "Udah, Zor. Terima kasih ya."

Zoro menganggukan kepalanya, kemudian wajahnya mendekat untuk mengecup kepala Robin. "Yuk makan."

Menyetujui ajakan suaminya, Robin segera bangkit dan beranjak kearah kursi makan. Kemudian Zoro meletakkan semangkuk cream soup yang masih hangat dihadapan Robin. Selanjutnya ia segera duduk di kursi dan mengambil sepotong pizza kemudian memakannya. "Tadi ngapain aja rapatnya?"

"Bahas tentang perkembangan sama sistem perusaahaan, Zor. Dan ternyata, posisi yang kosong gak cuma manager doang. Ada beberapa posisi yang bakal kosong lagi, makanya lumayan banyak karyawan yang direkomendasiin buat posisi lainnya," jelas Robin.

"Oh, berarti peluang buat naik jabatannya banyak ya?"

Robin menganggukan kepalanya sambil terus menikmati cream soup yang ada di hadapannya. "Iya, jadi kesempatan aku buat naik jabatan juga besar." Robin melihat kearah Zoro yang saat ini tengah memakan potongan pizza kedua. "Kamu gak beli cream soup juga?"

"Ah enggak, aku gak pengen."

"Beneran?" tanya Robin memastikan. Ia mengangkat sendok soupnya dan mengarahkannya pada mulut suaminya. "Nih cobain."

Melihat istrinya menyuapkan soup, mau tak mau Zoro pun membuka mulutnya dan memakan soup yang disodorkan oleh Robin.

Keduanya pun melanjutkan kegiatan makan malam sambil mengobrol panjang lebar. Tak jarang Robin tertawa mendengar cerita dan candaan yang dilontarkan oleh suaminya. Begitu pula dengan Zoro, pria itu menyimak segala ucapan istrinya dengan penuh minat dan memberikan tanggapan pada ceritanya.

Setelah menghabiskan makan malam mereka, keduanya berjalan bersisian menaiki tangga menuju kamar mereka yang terletak di lantai tiga.

"Aku mandi dulu ya, Zor," ujar Robin sambil berjalan menuju walk in closet. Wanita itu mengeluarkan beberapa pakaiannya dari dalam lemari. Dari tempatnya, Robin melirik kearah Zoro sambil tersenyum. "Malem ini ada request ga?"

(One Piece Zorobin FF) We Never Get Fu*king MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang